Matahari pagi menyinari jalanan komplek perumahan, terlihat beberapa penjual mendorong gerobaknya untuk mencari rezeki. Yasa, Evan dan Indra berjalan menuju kampus mereka dengan berjalan kaki. Setelah sampai di kampus mereka langsung masuk ke dalam kelas. Dengan semangat pagi mereka memulai hari ini dengan penuh semangat. Tak lama ada seorang mahasiswa yang masuk mencari bangku yang kosong, Sebagian mahasiswi saling berbisik mengisyaratkan sesuatu.
"Eh ada anak baru ya?" bisik Vika. Yasa, Indra dan Evan pun memandang anak baru itu. Namun Yasa dan Indra saling menatap dan berfikir sesuatu. Tak lama Icha masuk ke dalam kelas dan menyapa anak baru itu yang sedang mencari bangku yang kosong.
"Eh lu sih Aldo kan? ikut kelas sini juga?" tanya Icha.
"Ehhh iya.., lu juga di kelas ini?" tanya Aldo. Icha pun tersenyum dan meletakkan tas di samping Vika.
"Itu temen lu?" tanya Vika berbisik.
"Iya, itu yang kemaren gua ceritain pas gua anterin dia ke ruang administrasi." kata Icha sambil mengambil buku tulisnya. Tak lama Dosen pun datang menyapa mahasiswa dan mahasiswi di kelas.
Menjelang jam istirahat sebagian anak-anak dikelas berjalan keluar mencari tempat makan. Yasa, Evan dan Indra merapihkan buku dan memasukkannya dalam kelas. Tak lama Icha menghampiri Aldo yang masih mencatat materi pelajaran.
"Lu gak mau makan? Ayo ikut kita ke kantin." ajak Icha. Aldo pun mengangguk dan merapihkan buku. Sementara Vika berdiri dan mrnunggu Aldo. "Oh ya ini sahabat gua, namanya Vika. Aldo pun menjabat tangan Vika, dengan malu-malu Vika membalas jabat tangan Aldo.
"Ya udah yuk kita cari makan sama-sama" ajak Vika. Aldo dan Icha mengangguk dan pergi keluar kelas. Sementara Yasa, Evan dan Indra hanya menatap anak baru itu.
"Ya ampun, Icha, naluri perempuannya langsung keluar liat yang bening dikit! Emang kita kurang ganteng ya? Sampe dia lupa ngajak kita makan juga?" Kata Evan dengan mulut komat kamit memasang muka cemberutnya. "Eh kalian kok cuma diem aja sih!"
"Coba Ndra lu buka lagi foto-foto di instagram." kata Yasa. Indra pun merogoh celananya dan mengambil handpone nya. Sementara Evan hanya melihat tingkah mereka.
"Kalian lagi kepo in apaan sih? Laki kok hobinya nge gosip." kata Evan dengan mulut komat-kamit memasukkan buku ke dalam tas, saat Evan mengangkat wajahnya ia terkejut melihat Yasa yang menatap tajam. "Laaaahh, lu kenapa ngeliatin gua begitu?" tanya Evan bingung.
"Lu inget gak foto yang di buku diary nya si Jingga?" tanya Yasa.
"Hmmmm.. inget gak ya? Udah lupa, tapi emang kenapa? Apa hubungannya sama foto di buku itu?" tanya Evan semakin bingung dan menggaruk-garuk kepalanya.
"Eh Yas! emang dia deh kayaknya!" kata Indra. Yasa pun mengamati foto yang ada di handphone Indra. Sementara Evan semakin bingung melihat tingkah Yasa dan Indra.
"Kalian kenapa sih? Kok gua gak di ajak?" tanya Evan. Yasa pun mengambil handphone Indra dan memberikan pada Evan.
"Coba liat! Lu simak baik-baik." kata Yasa dengan tatapan tegas. Evan mulai sedikit ketakutan melihat sikap Yasa yang tegas, perlahan ia melihat beberapa foto yang ada di sosial media.
"Lu serius gak inget foto yang di buku diary si Jingga sama yang di foto ini Van?" tanya Indra. Dengan gaya berfikir nya Evan kembali memperhatikan foto-foto yang ada di sosial media itu.
"Emang apa hubungannya si anak baru itu sama yang di buku diary nya yang di rumah itu?" tanya Evan.
"Jadi, menurut Yasa, anak baru itu yang namanya Aldo mukanya sekilas mirip sama yang di foto diary si Jingga. Paham kan?" kata Indra menjelaskan dengan tenang. Yasa mulai paham dan kembali melihat beberapa foto yang ada di instagram.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA (Bab 1 s/d Bab 38) ENd ✔️
HorrorTiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Di dalam kostan itu ada sebuah kamar yang selalu di kunci dan tidak di sewakan. Mereka menduga itu adalah gudang penyimpanan, namun...