"Terima kasih banyak!... um..." perempuan itu mengerutkan alisnya. Entahlah, sepertinya tindakan itu memudahkannya dalam mengingat sesuatu. "Ah! Terima kasih banyak, Zack!" serunya.
Laki-laki dengan tubuh kekar seperti atlet MMA-kalau perempuan itu mendeskripsikan- memamerkan senyum terlebarnya. "Tidak masalah, tidak masalah.." dia bilang.
Entah apa yang disembunyikan dalam bingkisan yang saat ini ia genggam. Perempuan itu penasaran setengah mati tentu saja, tapi bingkisan itu bukan miliknya.
"Mencari pesanan si tua Jack sungguh sulit, kau tau itu! Hahhhhhhh dia memang pria tua yang seleranya tinggi" Zack menyahut. Sesekali ia hisap cerutu yang dia apit dengan jari tengah dan telunjuknya itu. Dan matahari dermaga memantulkan cahayanya dari kulit cokelat yang bergelombang penuh otot itu.
Perempuan itu tertawa. Ya, kakeknya memang pria tua dengan selera tinggi. "Kalau begitu.. aku pulang. Terima kasih lagi, Zack!". Perempuan itu berbalik meninggalkan area pantai.
"Ya! Hati-hati di jalan, istrinya Gray!" teriaknya.
Perempuan itu sedikit berjingkat kaget, bibirnya tersenyum dipaksakan.
"Oh!! Istrinya Gray!" seru seorang wanita dari arah bangku Rose Square. Perempuan itu menengok sumber suara dan mendapati ibu-ibu berkumpul di sana. Sekarang jam bergosip bagi mereka, dan tentunya bukan jam bersantai untuk perempuan ini.
"Habis dari mana, istrinya Gray?" tanya salah satu wanita, yang si perempuan lupa namanya. Yang dia ingat hanya suaminya yang menjual anggur.
"Mengambil pesanan kakek dari Zack" jawabnya.
"Ohhh si tua itu suka membeli banyak barang sepertinya. Yahh, menjadi petani yang sukses seperti itu pasti mencari-cari cara untuk menghabiskan uangnya, awwww... kenapa kau mencubitku!" wanita itu terlihat protes pada wanita lainnya. Dan... yap. Mereka jadi berdebat.
"Ah, kalau begitu aku pulang. Selamat siang!" seru perempuan itu akhirnya. Ingin ia segera pulang.
"Ohh ya, hati-hati istrinya Gray!".
Perempuan itu melanjutkan jalannya.
Mata birunya menyapu kesana-kemari. Telinganya menangkap suara-suara sapi, juga anak-anak yang berlari. "Oh.. kalau ini bukan istrinya Gray!".
Perempuan itu menghentikan kaki-kaki kurusnya. Ia menunjukkan senyum sopannya pada laki-laki tua itu yang namanya secara ajaib dia ingat. "Kakek Barley! Selamat siang!".
"Mengambil pesanan Jack, aku lihat!" ujarnya yang memandangi bingkisan di tangan perempuan itu.
Perempuan itu mengangguk membenarkan. Obrolan kecil terjadi di antara mereka, tapi segera ia pamit pulang.
Sesuatu mengganggu mood-nya. Kakinya memilih berbelok dari pada lurus, dan ia tahu betul itu bukan jalan menuju rumah.
Jalannya cepat.
pohon-pohon rindang asal suara burung menemaninya.
Udara semakin dingin.
Jalan semakin curam.
Memang ini bukan puncaknya, tapi perempuan itu memilih duduk di atas dahan kayu tumbang. Pandangannya terpaku pada kota kecil di bawah sana yang kalau dilihat dari tempatnya duduk, indahnya luar biasa.
Bagaimana bisa perempuan itu berakhir di sini?
"Namaku Claire!" ujarnya ketus pada pemandangan kota itu. Wajahnya ia pasang cemberut.
###
[18+ ANOUNCEMENT~~]
Hai! Untuk yang lebih tertarik dengan Lemon, aku membuat Spin Off cerita ini yang isinya lemon semua! Ahahahak :v So, untuk siapa pun yang lebih tertarik juicy2 stuff silahkan mampir di akun AO3-ku: chillyp
Aku juga berencana mem-posting fanfic lemon Graire-ku di sana juga. Silahkan subscribe juga kalau mau dapat notifikasi update-an :3
KAMU SEDANG MEMBACA
INNOCENCE, MARRIAGE, AND MINERAL TOWN
FanfictionFanfiction game Harvest Moon Boy & Girl / More Friends of Mineral Town Fanfiction game Story of Seasons : Friends of Mineral Town Gadis kota itu menuruti permintaan sang kakek. Perjodohan dengan laki-laki yang tidak dikenalnya, dan tinggal di kota...