10 : Apa-Apa

151 20 2
                                    

Pintu dibuka dengan keras. Orang-orang yang ada di dalam sana langsung memusatkan perhatiannya ke arah objek yang flamboyan itu.

"Kai!" seru beberapa orang. "Kau akhirnya kembali!" seru Ann yang dengan serampangan meletakkan segelas bir di meja pelanggannya.

"Yo!" sapa pria cokelat itu. "Gray ada di atas?".

Ann menaikkan sebelah alisnya heran. "Kau belum tahu?".

"Tahu apa?" Kai menyimpan tangannya ke dalam saku.

"Gray sudah menikah, dan dia sudah tidak tinggal di sini".

"Apaaa???!!!" Kai melotot kaget. "Bedebah itu, tidak memberi kabar sama sekali" ia menggertakkan tulang-tulang tinjunya, sementara bibirnya menyeringai. "Dia masih di sini kan? Di Mineral Town".

Ann sedikit terperanjat, "Y-ya. Di tempat kakeknya".

"Akan aku beri dia pelajaran! Anjing itu. Akhirnya berhasil juga" deretan gigi menghiasi bibirnya ketika ia berlari keluar Doug's Inn menuju tujuannya.

"Ah tunggu Kai!" teriak Ann yang tidak dipedulikan pria itu. Ann akhirnya hanya menghela nafas pasrah dan berharap semoga pria itu tidak mengacaukan apa pun.

.

.

"Oi! Pria yang sudah menikah!".

Gray menengok ke arah pintu masuk. Pupil matanya jadi mengecil sementara senyum mengembang di wajahnya. "Kai! Kau sudah kembali" serunya.

"He He" laki-laki itu terkekeh. "Halo, Saibara! Masih tua saja".

Saibara mengacungkan tinjunya dengan wajah sebal, tapi selain itu tidak berkomentar apa-apa.

Kai mendekatkan diri lalu berjongkok agar tingginya selevel dengan temannya itu. Gray sedang melelehkan logam di dalam tungku dan tidak perlu ditanya panasnya ruangan itu seperti apa. Gray melirik laki-laki yang dari tadi meringis memperhatikannya. "Kau membuat saya jijik" komentar Gray yang sontak membuat Kai terbahak-bahak.

"Yahhh aku masih tidak percaya temanku ini sudah menikah. Sedih tidak bisa mengajakmu main-main lagi, man" Kai meninju lengan temannya itu yang langsung di-'aduh'kan oleh Gray. Laki-laki cokelat itu cekikikan lagi, "Setelah sekian lama akhirnya terwujud juga! Aku ingat kau dulu sangat pemalu-".

"Gray kau bisa pulang sekarang" potong Saibara.

Gray menatap kakeknya heran, tapi ia turuti saja. Setelah merapikan peralatannya, melepas sarung tangan suede-nya, ia berpamitan pada sang kakek dengan diekori Kai di belakangnya.

"Mau main ke rumah?" tanya Gray pada lelaki cokelat itu ketika mereka sudah ada di luar.

"Ya mau dong" Kai terus saja menyimpan tangannya di dalam saku. "H-Hey hey kau mau ke mana? Itu kan kebunnya si tua Jack".

Gray terus saja berjalan, "Rumah" bilangnya.

Kai mengangkat alisnya heran tapi terus saja mengekor di belakang.

.

.

"Claire, urus yang di sebelah sana ya".

"Iya kakek!". Perempuan itu mencabuti rumput-rumput liar di area yang ditunjuk kakeknya. Sesekali ia mengusap keringat di dahinya, yang malah menambah noda lumpur dan debu di wajahnya. Ekor matanya menangkap pergerakan dari gerbang masuk Summer Farm dan itu berhasil menghentikan kegiatannya.

"Gray! Kok sudah pulang?" Claire segera menghampiri lelaki itu untuk menyambutnya.

"Kakek menyuruh saya pulang lebih awal" jawab Gray.

INNOCENCE, MARRIAGE, AND MINERAL TOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang