18 : Ketika Gray di Rumah

166 22 7
                                    

Claire memperhatikan lagi apa-apa yang sudah dibelinya. Senyum mengembang di bibirnya, dan dua orang lain ikut tersenyum di belakangnya. Ketika Claire menoleh ke belakang, ia langsung terperanjat kaget.

"Tante Manna, Tante Sasha... aku tidak melihat kalian tadi".

"Hihi.. kau semakin terlihat seperti penduduk Mineral Town" kekeh Manna. "Bagaimana? Sudah terbiasa tinggal di sini? Bagaimana suamimu? Dia memperlakukanmu dengan baik? Gray itu kadang bandel juga seram! Ya, kan Sasha? Dia berdiri diam saja sudah kelihatan seram" oceh Manna panjang lebar.

Claire sedikit kewalahan menjawab bombardir pertanyaan itu, tapi ia tetap jawab sebisanya. "Hampir dua musim aku di sini.. jadi ya, sudah serbiasa hehe. K-kalau Gray, dia memperlakukanku dengan baik, kok".

"Heh? Kau masih memanggil suamimu dengan namanya?" Sasha terkejut.

Claire menaikkan alisnya bingung. "M-memang kenapa?".

"Jangan-jangan Gray juga memanggil dengan namamu juga.." wajah Sasha berubah jadi khawatir.

Manna menepuk pundak Claire, "Begini istrinya Gray.. kalau kau ingin rumah tangga yang harmonis, kalian setidaknya harus memanggil satu sama lain dengan panggilan sayang".

"Heh?".

"Aku saja memanggil suamiku dengan 'Suamiku~'" aku Manna.

"Kalau aku memanggil 'Sayangku~'" aku Sasha.

"Kenapa begitu?".

"Ya menunjukkan sayang!" seru Sasha.

"Itu satu kunci agar rumah tangga kalian awet!" seru Manna.

Dua wanita itu menepuk punggung Claire dengan maksud memberi semangat. "Cobalah!" seru mereka.

.

Claire membuka pintu rumahnya perlahan. Dan betapa jantungnya langsung loncat ketika melihat lelaki itu juga baru keluar dari kamarnya.

"Oh, Claire. Baru pulang belanja?" basa-basi Gray. Lelaki itu menguap dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil air.

"Y-ya.. Kamu bangun pagi sekali, S.." Claire merasakan suhu tubuhnya memanas.

Gray sedang mengambil gelas dan mengisinya dengan air ketika menyadari istrinya itu masih berdiri di depan pintu. "Claire?". Gray menyesap air dalam gelasnya dan hendak memeriksa istrinya yang bertingkah aneh.

"Hari ini sarapan kare. Kamu suka kare kan, sayang?".

Belanjaan langsung terjun bebas dari tangannya. Ia sembunyikan wajahnya dengan tangannya itu menahan malu. Entah semerah apa wajahnya sekarang, ia ingin terjun ke sumur saja.

Gray menyemburkan air dari mulutnya. "A-.. Eh..heh?". Matanya membulat tidak percaya, tangannya sampai gemetaran. Wajahnya jadi panas.

Claire akhirnya mendongak karena khawatir. "S-sayang?".

'PRANG!".

Gelas itu akhirnya menyentuh lantai dan bertebaran kemana-mana.

Claire dengan panik berlari ke arah suaminya. "AH! M-maaf! Kamu tidak ap-".

Gray dengan panik berjongkok dan mengambil pecahan gelas. "Tidak apa! Biar saya sendiri yang-".

'DUK!'.

Kepala mereka berbenturan. Mereka akhirnya mengelus kepala masing-masing menahan sakit.

"Kamu tidak apa-apa?".

"Ya, kamu tidak apa-apa?".

"Ya...".

Si tua Jack melongokkan kepalanya dari kamar. "Ada apa ribut-ribut?".

Mereka pun melarang penggunaan kata 'Sayang' untuk sementara.

***

"Kakek ada keperluan di kota. Klien penting, katanya. Saya libur beberapa hari" ujar Gray sembari mengelap piring-piring.

"Ohh, kapan berangkatnya?" tanya Claire sambil menyerahkan mangkuk terakhir ke Gray. Kemudian mematikan keran wastafel.

"Kemarin" jawab Gray sambil menekan kain pel terhadap lantai. "Aduh!" tapi mengusap kepalanya ketika membentur lemari.

"Hehhhh??? Kenapa tidak bilang dari kemarin?!" seru Claire yang tangannya sibuk memilih baju putih dan berwarna dari keranjang laundry.

"Memang kenapa?" tanya Gray sambil membantu istrinya membawa cucian yang masih basah keluar untuk dijemur.

"Ya aku mau ngantar.. dia kakekku juga" jawab Claire, yang hampir selesai menjereng cuciannya.

"Kemarin dia buru-buru, juga mendadak. Maaf" ujar Gray yang wajahnya jadi penuh oli setelah membenarkan mesin si tua Jack. "Kakek, ada yang bisa dibantu lagi?" tanyanya pada pria tua yang sedang naik traktor di sana.

"Aku sudah mau selesai!" balasnya.

"Ohh.." Claire meletakkan nampan yang di atasnya diberi teko dan 3 buah gelas di samping Gray yang sedang duduk bersandar pada pohon. Tidak lama sang kakek ikut bergabung dengan mereka.

Mereka bertiga duduk di bawah pohon, sesekali menyesap minuman dingin yang baru dituang dari teko.

"Sebentar lagi musim panas berakhir.." ujar sang kakek. Matanya memandang hamparan kebun hasil pekerjaannya.

Gray mengangguk, tangannya menerima handuk kecil yang diberikan istrinya. Setelah mengelap keringat dan noda oli, ia menyampirkan handuk itu begitu saja pada bahunya.

"Mau berakhir pun, panasnya tetap sama..." keluh Claire.

.

"Hahhhhhh.... Begini kan enak~" seru mereka bertiga.

Rambut mereka bergantian tersibak setiap kali kipas putar itu mengenai mereka.

"Aku jadi ingin mandi" itu si tua Jack. Pria tua itu langsung bangkit dan lari ke kamar mandi.

Claire merosotkan tubuhnya telungkup. Kakinya ia gerak-gerakkan ke atas ke bawah menikmati angin.

"Jangan tidur telungkup. Nanti napasmu sesak, Claire" tegur Gray ke istrinya.

Claire pun menelentangkan tubuhnya.

Suara kipas angin.

Suara serangga.

Claire memejamkan matanya menikmati semua itu.

"Gray.." panggilnya.

"Hmm?".

Claire mengangkat tangannya ke udara, memperhatikan cincin kawinnya. Senyum mengembang di bibir, rona memerah di pipi. "Aku masih tidak percaya.. aku di sini. Menikahimu".

Gray tetap diam sambil memperhatikan istrinya.

"Kamu bekerja. Aku mengurus rumah. Seperti orang normal".

"Kamu tidak suka?" Gray raih tangan itu yang jadi terlihat mungil di genggamannya.

Claire lirik dia yang sekarang menciumi buku jarinya. "Entahlah..".

"Orang tidak normal itu seperti apa?" tanya Gray yang membungkukkan badannya.

"Aku juga tidak tahu.." Claire terkekeh. "Tidak pernah terpikir aku akan menjalani kehidupan seperti ini".

Claire membelai pipi suaminya. Menerima ciumannya.

.

"Lihat kalian! Astaga!" si tua Jack tertawa.

Pria tua yang baru keluar kamar mandi itu memutuskan untuk menonton TV. Kedua cucunya ia biarkan tidur di atas lantai di depan kipas.

###

INNOCENCE, MARRIAGE, AND MINERAL TOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang