21 : Sendirian

138 20 1
                                    

'Beep' 'Beep'

Matanya terbuka. Tangannya menggapai kekosongan.

Sebentar Claire melamun memandangi bantal kosong dan seprai dingin yang ia rasakan dari indra perabanya. Terbesit pikiran untuk tidur lagi mengingat ia tidak perlu buru-buru menyiapkan sarapan. Tapi wajah Anna menghantuinya hingga membuat Claire beringsut turun dari ranjang.

Uapan lebar, mata merah, refleksi diri dari cermin.

Perlahan ia susun apa-apa yang akan dilakukannya hari ini. Mengurus ternak? Iya. Ia akan memulai dari mengeluarkan ayam-ayam, mengecek telur-telur, menyebar pakan. Kemudian ia akan mencari cara mengalihkan perhatian si German Shepherd. Masuk lumbung hewan, memberi pakan, mengeluarkan sapi dan domba-domba dari kandang. Mungkin memerah susu juga mencukur wol mereka, Claire agak ragu dengan rencana yang ini barang ini akan jadi perdananya. Membersihkan kandang juga. Membabat sisa tanaman di kebun juga. Memberi pakan ikan. Mengurus rumah.

Jujur Claire kewalahan.

Dengan segala kesadaran yang sudah ia kumpulkan, Claire beranjak mandi lalu menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Pupilnya terus saja mengarah ke kamar di ujung sana, harap-harap sosok pria tua keluar dari sana. Nyatanya tidak mungkin.

"Ah! Aku buat kebanyakan...".

Sosok Cliff langsung muncul di benaknya ketika melihat nasi menyembul itu. Kalau ia minta tolong mungkin bisa....

"Semisal saya melarangmu menemui orang yang tinggal di dekat air terjun itu.. apa kamu akan menurut?".

Claire jadi diam melamum.

"Tapi mereka kan teman! Jadi mungkin Gray berubah pikiran" ujarnya pada diri sendiri.

Tapi segera ia diam dan melamun lagi. Malah pikirannya yang berubah. Teringat akan pertemuan terakhirnya dengan Cliff yang berbuah wajah dongkol Gray. Spontan ia menutup mulut tidak percaya. Jantungnya berdetak lebih cepat dan wajahnya tiba-tiba memanas. Sengiran terus saja menghiasi bibirnya selama pagi itu.

***

Gosok gosok gosok.

Sikat sikat sikat.

Ia genggam sikat lantai bergagang itu tegang ketika matanya menangkap si German Shepherd meliriknya dengan tatapan buas. Claire menelan ludahnya. Ia menerka anjing itu sudah menghabiskan isi mangkuk makannya dan kini target berganti padanya. Otomatis Claire perlahan mundur. Kakinya gemetar ketika sadar punggungnya sudah menabrak tembok.

Embikan domba dan lenguhan sapi dari luar sama sekali tidak membantu.

.

.

"Claire?".

Wanita itu menengok kemana-mana.

"Claire!" panggilnya lagi, lebih keras kali ini.

"T-tante.. halo".

Anna mendongakkan kepala ke atas. Matanya melotot ketika pemilik rambut pirang itu melongokkan kepala dari atap rumahnya.

"Ngapain?" tanya Anna ketus.

"A-anjing..".

Anna berdecak ketika melihat Dog, si German Shepherd tidur siang di sekitar lumbung hewan. "Pantas, kerjamu nggak selesai-selesai.. kamu main-main saja".

"Maaf...".

"Maaf! Maaf! Turun sekarang!".

Anna langsung berjingkat memundurkan diri menjauh ketika perempuan muda itu sudah ada di hadapannya. Wajah Claire menunduk takut, senyumnya kentara dipaksakan. Tapi yang membuat Anna bergidik dan menutup hidung rapat-rapat adalah aroma yang menguar dari Claire. Bau ayam, bau amis, bau kotoran, bau ternak, entah bau-bau apa lagi yang menyelusup ke sela-sela pernapasan Anna.

INNOCENCE, MARRIAGE, AND MINERAL TOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang