35-2: Sebelum Badai

121 16 5
                                    

"Biar aku yang mencarikan May untukmu!".

Begitu pernyataan Claire tadi dengan percaya diri. Sejujurnya dia tidak tahu harus mulai mencari ke mana. Karena itu Claire masih duduk-duduk saja pada undakan klinik dari ketika Stu meninggalkannya sambil menangis tadi.

Mineral Town bukan tempat penuh kebahagiaan seperti yang orang tuanya sering ceritakan. Penduduk di sini memiliki masalah sendiri-sendiri, bahkan untuk anak sekecil May.

Apa lagi untuk orang dewasa seperti Gray.

Sudah diputuskan, Claire akan menyambangi pantai. Semoga saja May ada di sana. Walau Stu bilang sudah mengecek ke sana, tapi tidak ada salahnya mencoba lagi. Tapi baru saja Claire berdiri dari duduknya di undakan, Mary sudah berdiri di sebelah sana, menatapnya sambil tersenyum. Di tangan perempuan cantik itu ada belanjaan yang baru dia beli dari supermarket.

"Sedang apa?" tanyanya.

"Mary!" pekik Claire karena terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka atas kemunculan sosok cantik yang tiba-tiba begini. Mary terkikik atas keterkejutan Claire, tapi kemudian tetap memasang senyum sambil menunggu jawaban Claire atas pertanyaannya tadi.

Tapi Mary tidak bisa menunggu lama-lama. "Habis periksa?" tanya Mary lagi.

Claire menggeleng.

Kini air muka Mary jadi khawatir. "Sakitmu kambuh?".

"B-bukan".

Lalu ekspresi Mary jadi terkejut sambil menutup mulutnya tidak percaya. "Kamu hamil?".

Dari senyum, bibir Claire jadi melengkung disertai tatapan sayu. Kemudian timbul kata "Bukan" yang lemah.

Mary sadar bahwa tebakannya tadi seperti menginjak ranjau. "Maaf, itu tadi Cuma bercanda" lanjut Mary. Ia sama sekali tidak tahu atas kondisi Claire dan betapa sensitif topik kehamilan baginya.

"Maaf kenapa? Hahaha. Aku mencari May!".

Mary mengangkat lagi wajahnya yang sungkan. Wajah sang istri kembali cerah seakan tidak pernah murung. Cepat-cepat Mary menyembunyikan lagi ekspresi sungkannya sebelum di antara mereka terjadi canggung.

"Boleh ikut?".

"Boleh saja".

Wajah semringah Mary pun timbul. "Tunggu aku menaruh belanjaanku dulu, ya!".

***

Tiba di pantai, baik Claire maupun Mary tidak menemukan gadis kecil dalam bentuk bagaimanapun di sana. Yang ada malah hembusan angin musim gugur yang membuat keduanya menggigil. Padahal ini masih siang.

"Kira-kira ke mana lagi?" tanya Mary.

Ditanya begitu Claire juga tidak tahu. Mata biru perempuan itu terus mengamati suasana pantai berharap menemukan May di antara hiruk pikuk dermaga. Orang-orang berlalu-lalang mengangkut barang dengan punggung, ada juga yang memakai gerobak. Cliff salah satu yang dilihatnya dengan gerobak pasir.

Papan kayu sudah dipasang dari undakan hingga dermaga. Mungkin untuk memudahkan gerobak pasir Cliff mencapai kapal di sana. Papan kayu yang sama yang dipijak Claire dan Mary saat ini.

Kalau saja sampai hari ini Claire tidak mau memahami Gray, hari inilah seharusnya ia di sana. Di dermaga itu, menunggu kapal, sambil menjinjing koper pada kedua tangan.

"Cliff.. kenapa, ya?".

Claire mengernyit bingung. "Cliff kenapa?".

"Akhir-akhir ini dia seperti.. tidak suka padaku" kini Mary memandang Claire bingung berharap si rambut pirang itu tahu jawabannya. "Belakangan dia suka melihatku aneh.. Apa.. aku melakukan sesuatu yang menyinggungnya, ya?".

INNOCENCE, MARRIAGE, AND MINERAL TOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang