Part 4

2K 87 5
                                    

Perkataan Rey tadi sungguh berputar di pikiran Agatha. Ia melihat di mata Rey jika tak ada kebohongan, Ia merasa jika Rey mengatakan itu semua dengan tulus. Tapi apakah hal itu layak dipercayai karena keluar dari mukut playboy, bukankah Ia sering mengatakan hal hal manis pada setiap cewek.

"Hey! Ngelamun aja Lo". Ucap Gita

"Paan sih, siapa yang ngelamun? Orang Gue lagi baca novel"

"Pandangan mata Lo kosong Agatha, tiati Lo ngelamun sendiri di kelas ginini"

"Paan sih"

"Eh iya, Gue mau tanya dong". Ucap Agatha

"Apa?"

"Lo udah temenan lama sama Rey?". Tanya Agatha

"Udah sih, dari SMP kelas 2 soalnya Gue baru pindah kesini 4 tahun yang lalu". Ucap Gita

"Dia emang gitu yaa sama cewek? Maksudnya suka main main gitu"

"Yaa Dia gitu dari SMP kelas 3, emang kenapa?". Tanya Gita

"Gapapa sih cuman pengen tahu aja, emang kenapa Dia kayak gitu? Apa Dia pernah disakitin cewek?"

"Gaklah, katanya sih biar keren aja"

"Oooo, bener bener pengen digampar tuh cowok". Ucap Agatha

"Jangan benci benci ntar cinta". Goda Gita lalu terkekeh

"Ih jangan sampai, bisa terpotek potek Gue tiap hari. Bakalan nangis nangis darah dah". Ucap Agatha

"Yaealah jan gitu amat. Bisa aja Dia berubah, dan itu karena Lo. Dilihat lihat Lo cocok sih sama Rey, dan Gue lihat Rey kayaknya suka Lo. Karena baru kali ini Dia diem diem bae sama cewek yang Dia incer, biasanya mah gercep pepet terus tembak dalam sehari". Ucap Gita

Agatha tampak memikirkan hal itu. Apakah benar jika Rey menyukainya? Padahal mereka baru saja ketemu kemarin. Saling kenal pun belum, apa bisa seperti itu? Agatha tidak mau terlalu geer yang bisa Ia bakal sakit hati nantinya.

"Woy! Mikirin apasih Lo". Ucap Gita membuat Agatha terlonjak kaget

"Eng.. Enggak". Ucap Agatha lalu fokus kembali pada novel yang Ia baca.

Setelah lama bergelut dengan segala aktifitas di sekolah akhirnya waktu pulang tiba. Agatha dan Gita berjalan menuju pintu gerbang, namun di cegat oleh The Boss.

"Lilinnn, Gigitttt". Ucap Anthonio dengan heboh mendapat tatapan horror dari sang pemilik nama.

"Gue tungguin juga, ngapain sih lama amat?". Tanya Rey

"Nunggu Gue? Emang Gue nyuruh Lo? Gue bisa pulang sendirian lagi". Ucap Agatha

"Iih Lilin nggak boleh jutek gitu dong sama Acha, kasihan loh Achanya". Ucap Anthonio

"Cowok kayak Dia buat apa dikasihani? Biasanya aja juga mainin cewek". Cibir Gita

"Hilih bilang aja sirik". Sindir Rey

"Sirik gigi Lo item"

"Udah ah bodo, Gue duluan ya Git". Ucap Agatha lalu pergi begitu saja darisana

"Tha!". Panggil Rey, namun Agatha tak menggubrisnya

"Kalau Lo gak berhenti juga, Gue gendong Lo!!". Teriak Rey dengan penuh ancaman

Agatha meneruskan langkahnya. Ia berfikir jika Rey pasti takkan berani benar benar menggendong dirinya. Agatha tetap berjalan dengan santai, namun tiba tiba dirinya melayang ke atas. Rey telah menggendongnya ala bridal style. Agatha terpekik kaget, tangannya otomatis mengalung dengan indah di leher Rey.

Agatha menatap kesal wajah Rey yang memasang senyum menjengkelkan. Sedangkan anggota The Boss yang lain menyoraki mereka begitu juga dengan Gita.

"Turunin Gue sekarang Rey!!". Ucap Agatha

"Udah diem, Lo harus pulang sama Gue titik"

"Emang Lo bapak Gue yang harus Gue taati"

"Gue yang nganter Lo jadi Gue juga yang harus nganter Lo pulang. Udah gih turun, betah banget Gue gendong". Ucap Rey

Agatha segera turun dan berjalan menuju motor Rey terpakir. Untung saja rata rata sudah pulang, jika tidak bisa habis Agatha oleh cabe cabean Rey.

Di dalam perjalanan baik Rey sama sama terdiam. Rey ingin membuka percakapan namun Ia canggung dengan suasana ini, bisa bisa Ia mengucapkan hal yang membuat Agatha illfeel padanya. Pada akhirnya Rey hanya mencuri curi pandang pada Agatha lewat spion.

Agatha yang rupanya menyadari akan tingkah Rey, memukul helm fullface yang Rey pakai dari belakang. Jelas saja Rey mengadu kesakitan dibuatnya.

"Lama lama Gue gagar otak tau?!". Ucap Rey sedikit keras karena suaranya teredam oleh angin karena motornya Ia pacu lumayan cepat

"Bodo! Salah siapa liatin mulu untung nggak Gue colok tuh mata. Lagian Gue pukul pelan juga, belum juga pakai batu". Ucap Agatha

Rey hanya memutar bola matanya lalu menambah kecepatan sehingga Agatha reflek memeluk Rey. Jantung keduanya sama sama berpacu cepat.

Rey sangat terkejut akan pelukan Agatha. Sedangkan Agatha memang benar benar terkejut dan semakin deg degan karena tangannya yang tepat didada Rey merasakan betapa kencang degupan jantung Rey.

Agatha segera melepas pelukannya, namun Rey segera mencekalnya. Malahan, Rey menggenggam tangan Agatha.

"Jangan dilepas, biar gini aja". Ucap Rey

Sepanjang jalan posisi mereka tetap sama. Rey pun tak kesulitan saat memacu motornya dengan satu tangan. Toh Ia sudah biasa dengan balapan balapan yang bahkan lebih ekstrim daripada ini.

Tak lama keduanya telah sampai di rumah Agatha. Agatha turun dari motor Rey.

"Eeum... Thanks ya buat tebengannya hari ini". Ucap Agatha

"Iya sama sama, tapi ini gak cuma hari ini. Mulai sekarang, besok dan seterusnya Gue yang akan anter jemput Lo. Titik No bantah". Ucap Rey

"Ehh gak usah, Gue gak enak. Gue ada supir kok, ntar supir Gue ngapain kalau gak anterin Gue? Kasihan dong bengong doang dirumah". Elak Agatha

"Gak usah banyak ngeles, cepet masuk gih". Ucap Rey seraya mengacak kepala Agatha gemas

Agatha lalu segera masuk kedalam rumah dengan jantung yang seakan minta keluar dari tempatnya.

Rey masih tetap disana, melihat Agatha yang perlahan hilang dibalik pintu megah. Senyuman bahagia tak lupa menyertainya.

"Gue harus segera ke Dokter, masak jantung Gue udah serasa mau copot gini. Baru kali ini Gue kayak gini". Ucap Rey bermonolog

Setelah puas memandangi rumah Agatha. Rey memutuskan untuk pergi ke Basecamp The Boss.

TBC

My Jerk GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang