Part 16

1.2K 57 1
                                    

       Sore ini sesuai ucapannya pada Rey, Agatha menemani cowok itu jalan jalan. Dengan memakai celana putih, kaos putih, dan heels senada cukup membuat Rey terpesona. Sebenarnya Ia tak mau memakai heels. Namun mengingat Ia lebih pendek bahkan sangat, mau tak mau Ia memakainya. Toh juga tak salahkan sekali kali berpenampilan seperti ini.

"Kita mau kemana?" tanya Agatha begitu mobil Rey meninggalkan rumahnya.

"Jalan aja sama trio curut." ucap Rey

"Lah Gue cewek sendiri gitu? Ogah bangetlah, bisa jadi patung Gue disana."

"Yaudah Lo chat Gita aja suruh gabung."

Agatha segera mengeluarkan ponselnya. Lalu membuka room chatnya dengan Gita.

To : Gita
Git, keluar yuk temenin Gue. Gue lagi sama Rey sama temenya, yakali Gue cewek sendiri:(


Tak sampai lama, Gita telah membalas chat Agatha. Cewek itu sebenarnya sangat malas, namun karena Agatha terus membujuknya akhirnya Ia mau.

From : Gita
Kemana emang?

"Eh Gita tanya, mau kemana?" tanya Agatha

"Ke Captain Caffe n Resto."

Agatha segera mengetiknya lalu menyimpan ponselnya kembali.

"Itu tempat apaan?"

"Yah resto sama caffe gitu, tapi di dalamnya ada vip room gitu yang nyediain service khusus. Kayak ada karaoke, fasilitas billiard, bar mini, sama tau deh apalagi." ucap Rey

"Lo baru kali ini kesana?"

"Iya, ini juga baru. Bisa dibilang itu salah satu punya keluarga Varo, bokapnya kerja sama dengan beberapa temennya." ucap Rey

Agatha hanya ber O ria, lalu fokus kembali pada jalanan. Yah Dia merasakan banyak perubahan di kota ini, namun kenangan kehangatan bersama orang tuanya tetap terasa.

"Ayo Tha udah sampai." ucap Rey

Agatha mengangguk lalu melepas safebeltnya, sedangkan Rey keluar lalu memutari mobil untuk membukakan pintu untuk Agatha. Ia mengulurkan tangan, dan diterima oleh Agatha dengan senyum manisnya.

"Mama selingkuh! Omaigat! Papa!! Lihat Pah, Mamaaa. Huaa kita jadi yatem Kak!" ucap Anthonio tak jelas seraya mencak mencak sendiri di depan caffe.

"Iya Dekk! Huaaa!" Vano ikut ikutan tingkah bego Anthonio.

Jadilah kedua resek itu berpelukan di depan sana. Sedangkan Varo yang ada di sampingnya sudah malu bukan main. Sedangkan Agatha dan Rey hanya menatap datar, jenuh dengan tingkah kekanakan keduanya.

"Heh bego! Gue malu tau! Untung aja Gue ajaknya sekarang, coba siang tadi makin malu Gue! Lagian kalau ditinggal orang tua perempuan itu piatu bego! Dasar Lo!" omel Varo seraya menarik kerah Vano dan Anthonio lalu menyeretnya ke dalam.

Agatha dan Rey mengikuti mereka dari belakang. Agatha melihat sekitar, yah suasananya tak cukup buruk. Jika pasarnya untuk remaja, pasti banyak yang akan datang. Dan juga tak buruk untuk orang dewasa.

Mereka memasuki sebuah ruangan, inilah yang diceritakan Rey tadi.

"Gelasehh! Keren bat, eh ada karaoke nyanyi yok Van!" ucap Anthonio

"Gaklah, ntar Gue kena amuk Papa!" ucap Vano lalu duduk.

"Bagos!" ucap Varo lalu menuju meja billiard.

Ruangan ini memang tak luas, namun cukup untuk menampung mereka. Designnya seperti ruang karaoke, namun fasilitas di dalamnya lebih lengkap. Ada meja billiard, mini bar, karaoke corner, rak buku yang berisi berbagai buku, dan juga balkon yang pandangannya mengarah pada keramaian kota.

My Jerk GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang