Part 40

920 52 7
                                    

"Do you miss me?"

Tubuhnya menegang kala mendengar suara Rey yang terdengar sedikit err mengerikan. Gadis itu menggelengkan kepalanya untuk menjauhkan tangan Rey dari wajahnya.

Ia menangis hingga tubuhnya bergetar. Dirinya membayangkan bagaimana nasibnya setelah ini. Segala pemikiran buruk hinggap di otaknya.

Rey yang melihat air mata gadis itu sontak muak. Ia mencengkeram kedua pipi gadis itu dengan satu tangannya. Mata Rey memerah bahkan wajahnya menampilkan guratan guratan emosi.

"Jangan banyak tingkah!" bentak Rey

Rey mundur satu langkah dan menatap tajam cewek di depannya. Tangannya terulur membuka lakban yang menutupi mulutnya dengan kasar.

Srekk

Arghhh

Rasa panas dan perih menjalar di sekitar mulutnya. Matanya kembali mengeluarkan air mata. Rey tersenyum melihat sekitar daerah mulutnya yang memerah.

"Kenapa sakit? Baru gitu aja, gak impas sama yang Lo lakuin ke cewek Gue. Atau biar impas Lo Gue iket di tengah rel." ucap Rey dengan nada menggoda namun terdengar mengerikan. Bahkan ketiga temannya pun ikut merinding.

"Dan bukannya udah Gue ingetin kalau Lo jangan lagi sentuh cewek Gue. Tapi kenapa Lo masih sentuh hmm?" tanyanya lagi dengan nada yang lembut.

Cewek itu hanya menggeleng geleng dan menangis. Membuat Rey muak.

"Jawab!" bentak Rey

Srett

Brakk

Rey mendorong kursi yang diduduki gadis itu dengan kakinya dan menyentaknya keras ke dinding. Varo menahan tubuh Rey yang akan menerjang gadis itu. Sungguh Rey jika sudah berada di puncak amarahnya takkan memandang gender. Apa dan siapa yang mengganggunya harus siap menanggung amukannya.

Vano berjalan menuju gadis itu yang kini semakin ketakutan dan menangis tak bersuara takut jika Rey semakin menggila.

"Lo gakpapa?" tanya Vano sembari mengecek keadaannya.

"Gue takut Al." ucapnya

Sivanna menatap Vano dengan sorot penuh ketakutan. Sivanna, cewek itu adalah pelaku tabrak lari Agatha. Anthonio meminta tolong kepada pamannya untuk menyelidiki kasus Agatha. Tak sampai 1 minggu yaitu tepatnya 3 hari Pamannya menemukan jika pelakunya adalah Sivanna.

Dan sesuai ucapan Rey mereka mengamankan Sivanna kesini. Memang salah sebenarnya karena tak langsung melaporkan ke polisi. Namun mereka butuh mengumpulkan bukti kuat selain rekaman CCTV. Dan menunggu hal itu mereka menyekap Sivanna disini takut jika gadis itu kabur.

"Menjauh!" desis Rey

Vano pun menurut, Ia tersenyum pada Sivanna berharap jika gadis itu baik baik saja.

"Lepasin!" geram Rey pada Varo

Varo melepas cekalannya pada bahu dan lengan Rey.

"Inget jangan kelewatan, inget Agatha yang butuh Lo! Jangan goblog dan berujung Lo masuk penjara." ingat Varo

Seakan tersihir amarah Rey yang menggebu gebu sedikit padam. Ia berusaha menahan dirinya. Ia melangkahkan kaki menuju Sivanna yang sudah bergetar ketakutan. Ia berjongkok di depan Sivanna.

"Lo tahu apa yang Lo lakuin? Gara gara Lo, cewek Gue koma. Gue terancam kehilangan Dia. Jika Lo emang beneran sayang dan cinta sama Gue, tolong lepasin Gue biarin Gue bahagia sama pilihan Gue. Karena cinta itu nggak harus memiliki, jangan memaksa seseorang agar mau terima cinta Lo. Cinta gak memaksa. Gue mohon sama Lo setelah ini jangan ganggu cewek Gue, sekalipun Lo dendam lakuin apapun yang Lo mau ke Gue." ucap Rey lemah

Ia rasa emosi tak akan menyelesaikan segalanya. Ia pun sudah letih dan emosinya malah membuatnya semakin letih. Rey terlihat rapuh sekarang di hadapan Sivanna.

Membuat semua orang kaget termasuk Sivanna. Cewek itu menyangka jika awalnya hari ini hari terakhir dirinya melihat dunia ini. Namun Ia malah melihat sisi terapuh Rey.

Air mata kembali menetes dari matanya yang tadi sempat terhenti. Namun kali ini adalah air mata penyeselan. Ia sungguh menyesal telat menyadari segalanya. Ucapan Rey benar Ia tak seharusnya memaksa cintanya pada Rey. Obsesinya telah menggelapkan matanya.

"Tolong, Gue rapuh tanpa Agatha. Lo udah tau seberapa hancurnya hidup Gue, datangnya Agatha memperbaiki semuanya. Hidup Gue membaik, penuh warna dan kasih. Tolong jangan ambil semua itu, Gue mohon sama Lo. Cuma Dia orang yang satu satunya peduli dan sayang Gue. Dan begitu juga sebaliknya, Gue rela nyerahin apapun untuk Dia." ucap Rey menunduk

Air mata Rey jatuh tak terbendung. Ia tak peduli menangis di hadapan Sivanna. Bahkan punggungnya bergetar, membuat ketiga temannya terkejut melihat Rey menangis.

Ini adalah pertama kalinya Rey menangis di hadapan mereka dan itu karena seorang gadis, Agatha. Rey yang memiliki harga diri selangit kini meruntuhkan segala harga dirinya karena Agatha.

"Rey, maafin Gue mungkin ini terlambat. Gue sadar selama ini Gue salah. Gue akan ikhlasin Lo sama Agatha, Dia lebih berhak atas Lo. Dia cewek beruntung yang bisa dapetin Lo dan Lo beruntung dapet Dia." ucap Sivanna tulus. Hal ini membuat keterkejutan ketiga temannya bertambah.

"Gue lama lama jantungan disini, habis ini ada kejutan apa lagi? Agatha bangun dan bilang kalau komanya cuma prank?" bisik Anthonio kepada Vano yang sukses menghadiai ucapan konyolnya dengan tonjokan di perut Anthonio.

"Sakit goblog!" desis Anthonio

"Diem!" ucap Varo

Rey mendongak menghadap Sivanna. Ia dapat melihat ketulusan dari wajah Sivanna yang berurai air mata. Rey yakin jika hari ini akan datang dimana Sivanna berubah.

"Gue tau Lo orang baik Van." ucap Rey seraya menghapus air matanya.

"Biarin Gue dapat hukuman atas perilaku Gue Rey, biarin Gue dipenjara. Gue berharap bisa nebus dosa dosa Gue selama ini." ucap Sivanna seakan tau jika Rey mulai bimbang untuk menjebloskan dirinya ke dalam penjara.

"Tapi Van in--"

"Gue mohon Rey, kalau nggak Gue bakal dihantui rasa bersalah." ucap Sivanna memohon.

Rey memikirkannya benar benar. Sedangkan Vano terbelalak, jujur saja Ia berharap jika Rey membatalkan laporannya namun cewek itu malah memintanya.

"Gue yakin tuh cewek udah mulai kumat sakitnya. Mana ada orang yang mohon mohon buat dipenjara." bisik Anthonio

Dan sekali lagi perutnya menjadi sasaran siku Vano. Anthonio meringis, dapat dipastikan jika perutnya akan membiru.

"Please!" mohon Sivanna sekali lagi.

Rey pada akhirnya mengangguk. Vano pergi dari sana dan diikuti Anthonio yang memang tak kuat menahan rasa nyeri di perutnya. Vano tak marah hanya tak tega melihat Sivanna.

"Var urus ini, Gue ke mobil duluan." ucap Rey lalu pergi, bagaimanapun Ia tak tega melihat Sivanna yang seperti ini.

Varo segera menghubungi polisi untuk menangkap Sivanna. Setelah itu menghubungi pengacara keluarganya untuk mengurus kasus ini.

Setelah itu Ia pergi dari sana menyusul teman temannya yang sudah ada di mobil.

"Ke rumah sakit." ucap Rey singkat

♡ TBC ♡

Iya tau singkat:v

Lagi gk mood, tapi pengen cepet kelar cerita ini. Udah bosen liat Anthonio wkwk:v

Jangan lupa vote, comment, and share cerita abal2 ini yaaa:)

See you next part<3


My Jerk GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang