Setelah menunaikan kewajibannya, Rey dan Agatha keluar seraya membawa tas sekolah mereka untuk mencari sarapan lalu berangkat sekolah. Sedari tadi Rey berkeliling namun belum menemukan tempat makan yang buka. Wajar saja ini masih jam 04.50 dan di sekitar apartemen Rey tidak ada pedagang kaki lima yang ada hanyalah resto.
"Kita mau makan dimana ini? Muter muter aja terus dari tadi." ucap Agatha
"Ya sabar yang, ini gak ada yang buka. Tau gitu makan di apartment aja." ucap Rey sedikit kesal, karena Agatha tadi merengek meminta makan di luar.
"Ooo gak ikhlas?" sindir Agatha
"Ikhlas sayangkuu. Jadi, makan dimana ini? Gue udah puter puter gak ada yang buka. Tukang bubur atau apa juga gak ada di sekitar sini." ucap Rey
"Nah ini deket komplek rumah Gue kan? Ada nasi pecel enak di depan, kita kesana aja yaa? Mendadak pengen." ucap Agatha
"Yaudah deh, Lo lagi nyidam yaa?"
Pletak
Agatha menyentil dahi Rey keras, bisa bisanya cowok itu berkata seperti itu. Memang dirinya hamil? Dan Dia ini cewek baik baik, bagaimana bisa hamil saat masih SMA.
"Sakit Tha, nih merah nih!" ucap Rey seraya melihat pada kaca mobil yang ada di depannya.
"Bodo!" sungut Agatha sebal.
"Jahat Lo!" ucap Rey
Setelahnya Rey masih habis habisan menggoda Agatha, Ia hanya merasa senang ketika cewek itu marah. Menurutnya ekspresi itu imut di wajah lugunya.
"Diem Lo! Iya Gue hamil! Dan ini anak Farez! Puas Lo!" teriak Agatha sebal, lalu turun dari mobil. Karena mereka sudah sampai di tempat yang disebutkan Agatha tadi.
Sedangkan Rey hanya berdecak sebal, bisa bisanya Agatha membalas seperti itu. Moodnya mendadak ancur, Ia tak bisa membayangkan jika gadisnya benar benar bersama Farez.
Rey segera turun dari mobil dan menutup pintunya keras, lalu berjalan menuju warung kecil dan duduk bersama Agatha. Cewek itu tak menghiraukan Rey yang ada di sampingnya, Ia fokus kepada ponselnya.
"Thaa, marah ya Lo? Harusnya Gue yang marah karena Lo bawa bawa Farez." ucap Rey seraya meletakan dagunya di bahu Agatha.
"Berisik!" ucap Agatha ketus.
"Lo mah gitu, Gue cuma bercanda zheyeng. Diambil hati banget dee, serasa jadi cowok jahat Gue." ucap Rey lalu meletakan kepalanya di meja dan mengerucutkan bibirnya.
Diam diam Agatha meliriknya, Ia mati matian menahan tawanya saat ini. Sebenarnya Ia sudah tak marah, namun Ia hanya ingin membuat cowok itu jengkel.
"Permisi Mbak Agatha, ini pecelnya dua. Sama ini teh angetnya." ucap Ibu pemilik warung yang biasa Agatha beli.
"Oh Iya Bu, makasi yaa." ucap Agatha lalu mengambil sepiring pecel lalu memakannya, sebelumnya Ia meminum sedikit tehnya.
"Dasar, disiapin kek. Makan sendiri aja, tau gitu mending nahan laper daripada dongkol kayak gini." omel Rey lalu memakan nasi pecelnya.
'Mampus kan Lo Rey, rasain tuh.' batin Agatha dan melanjutkan makan dengan senang karena berhasil membuat Rey dongkol.
Setelah selesai makan, Rey segera bangkit dan membayar makanan mereka. Lalu masuk mobil tanpa kembali. Agatha yang melihat itu segera bangkit walau nasi di piringnya masih tersisa lumayan banyak.
"Bu Saya permisi." ucap Agatha lalu segera menuju mobil Rey.
"Iya Mbak." ucap Ibu itu.
Di dalam mobil Rey tak kunjung jalan, Ia hanya diam menatap lurus jalan dan mengetukan jarinya di stir mobil. Sedangkan Agatha di sisinya terus mengomel. Padahal dirinya tidak berniat untuk meninggalkan Agatha, Ia hanya menunggu di mobil. Jujur saja Ia marah akan perkataan Agatha yang membuatnya cemburu.
"Lo dengerin Gue gak si?!" jerit Agatha
"Denger, sampai panas kuping Gue." ucap Rey cuek
"Kenapa sih Lo itu!"
"Gue? Kenapa? Lo yang kenapa?!" ucap Rey sedikit emosi.
"Coba Lo pikir, pagi pagi udah ngomong gitu. Terserah Lo bilang Gue baperan atau apa. Lo tahukan alasan Gue? Tadi malem kita udah bahas, dan sekarang gini lagi." ucap Rey
Agatha mendengar itu menyesal atas sikapnya, Ia merasa bersalah. Ia juga takkan menyalahkan Rey atas sikapnya ini, baginya cemburu merupakan hal yang wajar. Dan dengan sikap Rey yang seperti ini Ia merasa amat disayangi.
Agatha mendekaktkan diri pada Rey, lalu memeluk lengan Rey dan menyandarkan kepalanya di bahu Rey.
"Maafin Gue, Gue tadi niatnya ca bercanda." ucap Agatha
Setelah beberapa saat Rey berdiam dengan Agatha yang masih bertengger di bahunya. Rey sedikit menghela nafas dan perlahan memeluk Agatha seraya meletakan dagunya bertumpu di kepala Agatha.
"Sorry, Gue berlebihan. Lo taukan Gue cemburuan, possessive, dan Gue lakuin itu karena Gue sayang banget sama Lo." ucap Rey
"Gapapa lakuin itu semua, Gue malah merasa kalau Lo sayang banget sama Gue. Gue gak masalah sama itu semua Rey." ucap Agatha lalu membalas pelukan Rey lebih erat.
"Gue sayang Lo Tha." ucap Rey lalu mengecup kening Agatha.
Dan tanpa disangka, dari mulut manis Agatha keluarlah sebuah kalimat yang membuat Rey berdebar.
"Gue juga sayang Lo Rey."
♡ TBC ♡
Minal aidzin wal faidzin readers♡
Maafin Aku kalau ada salah dalam bentuk apapun♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jerk Guy
Teen FictionC O M P L E T E D 'Achazia Reynand' Tampan ✔ Playboy ✔ Badboy ✔ Tukang rusuh ✔ 'Kesayangan' guru BK ✔ Dan beribu sifat buruk lainnya, Ia miliki. Namun ketika Ia mendapat dare gila untuk menaklukan hati seorang Agatha, bukanlah cewek itu yang berteku...