Di sepanjang kolidor langkah Rey berusaha mengimbangi brankar Agatha yang didorong oleh beberapa perawat. Tak mempedulikan jika kakinya mengeluarkan darah kembali.
Sesampainya di depan ICU langkah Rey terhenti karena salah satu perawat mengatakan jika batas yang dilalui hanya sampai disini. Rey mengangguk, Ia tak mau melakukan drama penolakan. Ia sadar jika Agatha butuh tindakan secepatnya.
Sebelum suster itu pergi, Ia meminta salah satu rekannya mengobati kaki Rey. Karena tanpa sengaja Ia melihat kedua kakinya terbungkus perban yang berubah menjadi merah darah.
Dan disini lah Rey, terduduk di depan ruang ICU bersama seorang suster yang mengobati kakinya.
"Sudah selesai." ucap Suster itu seraya bangkit dan membereskan obat obatan tadi.
Rey hanya tersenyum singkat, Ia menatap cemas ke arah pintu ICU. Suster itu tersenyum maklum.
"Berdoa saja Mas, kami akan melakukan yang terbaik disini. Saya yakin jika Dia kuat dan bisa bertahan. Saya permisi dulu." ucap suster itu sopan lalu pergi dari sana.
Meninggalkan Rey dengan segala pikirannya. Ia hanya mengamini dalam hati dan berharap jika ucapan suster tadi benar benar kenyataan.
Rey meraba saku celananya untuk mencari ponselnya. Namun naasnya tak ada di sana. Ia baru ingat jika ponselnya masih ada di kamar, karena tadi sebelum berenang Ia menchargenya di sana.
Ia menghela nafas kasar. Ingin meminjam telfon rumah sakit pun tak ada gunanya sebab Ia tak hafal nomor ponsel temannya.
Ditengah pemikirannya itu pintu ICU terbuka menampilkan seorang Dokter lengkap dengan jas putihnya.
"Keluarga pasien!" ucap Dokter itu, Rey segera bangkit .
"Saya Dok?" tanya Rey
"Begini, kondisi pasien bisa dikatakan cukup parah. Benturan yang dialami cukup keras menimbulkan keretakan di kepala belakangnya. Tak hanya itu, kaki kirinya juga mengalami cidera cukup serius. Kami memutuskan untuk melakukan operasi karena pendarahan yang dialami pasien. Jika tidak dilakukan Kami khawatir jika akan menyumbat dan bahkan mengancam nyawa pasien." ucap Dokter tersebut
"Lakukan apa saja Dok, asal pacar Saya selamat." ucap Rey
"Namun, operasi ini cukup beresiko hanya sedikit kemungkinan untuk pasien dapat melaluinya."
Deg
Rey harus bagaimana? Ia benar benar tak menginginkan berada di posisi seperti ini. Jika Ia menolak operasi ini tentu saja nyawa Agatha akan terancam. Namun jika Ia menyetujui operasi ini, kemungkinan Agatha untuk selamat ada walau hanya kecil.
Melihat kediaman Rey, Dokter itu memegang pundak Rey. Ia tahu pemuda di depannya ini benar benar bingung dan takut akan mengambil keputusan yang salah.
"Saya menyetujui operasi ini Dok, tolong lakukan yang terbaik." ucap Rey bersungguh sungguh.
"Tentu, jangan terlalu khawatir. Banyak orang yang berhasil melewati operasi ini walau ada hal hal lain yang terjadi. Namun mereka tetap selamat. Percayalah pada Tuhan, tetaplah berdoa kepadaNya." ucap Dokter itu menyadari apa yang dirasakan Rey.
"Terima kasih Dok." ucap Rey
Dokter itu tersenyum lalu memanggil suster untuk menyiapkan ruang operasi secepatnya. Tak lama, seorang suster menghampiri dirinya.
"Maaf, apakah Anda keluarga dari pasien yang baru masuk akibat kecelakaan?" tanya Suster tersebut
"Pasien yang mau dioperasi sama Dokter tadi?" tanya Rey memastikan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jerk Guy
Teen FictionC O M P L E T E D 'Achazia Reynand' Tampan ✔ Playboy ✔ Badboy ✔ Tukang rusuh ✔ 'Kesayangan' guru BK ✔ Dan beribu sifat buruk lainnya, Ia miliki. Namun ketika Ia mendapat dare gila untuk menaklukan hati seorang Agatha, bukanlah cewek itu yang berteku...