Part 14

1.2K 55 0
                                    

     Sudah beberapa hari ini Agatha mendiamkan Rey, dan hal itu tak memadamkan semangatnya untuk mendapatkan gadis yang baru Ia kenal itu. Dan juga beberapa hari ini Ia dan Farez seakan bersaing untuk mendapatkan Agatha.

Walau usaha Rey gagal, Ia tetap yakin jika Agatha hanya butuh pembuktian darinya. Selama itu pula Rey menjadi mudah marah.

Seperti saat ini, Rey hanya diam termenung seraya menghisap rokoknya. Memang sudah beberapa hari ini, batang pembawa penyakit itu kembali menjadi teman akrabnya.

"Gue takut Rey lama lama gila gegara ditinggal Lilin." bisik Anthonio, Ia masih mengingat ucapan konyolnya kemarin yang berhadiah bogem oleh Rey.

"Apa kita siapin makam juga yak? Siapa tahu ntar lewat." ucap Vano juga lalu mereka berdua cekikan.

"HEH!" teriak Rey dengan tatapan kosong.

Varo, Vano, dan Anthonio terkaget bukan main. Entah kesalahan mereka apalagi yang akan mendatangkan musibah.

"Kalian tahu?" ucap Rey

"Nggak." jawab ketiganya kompak

"Betapa bodohnya Gue, Gue baru sadar. Iya Gue akui Gue terlalu bodoh untuk sadar ini semua. Gue nyaman saat deket Dia, Gue gak suka Dia deket sama yang lain, Gue ingin selalu ada buat Dia. Lo tau itu semua apa?" tanya Rey

"Lo suka sama Lilin?" cicit Anthonio

"Yups betul! Gue suka bahkan udah sayang sama Agatha!" ucap Rey berteriak lalu menghampiri Anthonio lalu menepuk keras pipinya.

Tak sampai di situ, Ia berteriak dan mengatakan jika Dia sangat menyayangi Agath. Ia juga berputar putar dan meloncat loncat. Sedangkan ketiga temannya hanya terdiam dan memandang takut.

"Gue takut deh, apa perlu kita bawa ke psikolog ya?" tanya Vano

"Omongan Lo nyet! Gitu gitu temen kita, yah setidaknya Gue senenglah temen kita satu itu nemuin orang yang Ia sayang. Dan Gue rasa Agatha adalah orang yang tepat." ucap Varo

"Awww kok Gue jadi baper yaa? Tapi, masalah taruhan kita gimana?" ucap Anthonio

"Iyaya, ini yang baper malah Dia." timpal Vano

"Heh duo edan! Gue heran yaa, temen seneng malah mikirin begituan. Bubarin ajalah lagian dari awal itu salah, dosa masuk neraka di celup celup ke lava mampus Lo!" cerocos Varo

"Papa bakat jadi ustadz ya Kak!" ucap Anthonio seraya menepuk nepuk bahu Vano.

"Kakak Lo monyet! Ogah punya Adek kayak Lo!" ucap Vano lalu menghampiri Rey yang sudah cengar cengir di sofa depan tv.

"Ceilah yang lagi kasmaran!" ucap Vano begitu duduk

Sontak saja Rey segera menoleh ke arah Vano yang duduk di sampingnya. Dengan wajah tersenyum lebar, hingga menakuti cowok bermata sipit di sampingnya.

"Lo sehatkan?" tanya Vano seraya menjauhkan dirinya sedikit.

"Sehat banget, gak sabar rasanya Gue ungkapin perasaan ini. Pasti Agatha kalau tahu seneng banget. Dan si Farez bakal Gue tendang yang jauh!" ucap Rey tanpa menghilangkan senyumnya.

"Emang ngejamin gitu? Giniya Bro, Agatha ngejauhin Lo itu bisa jadi karena Dia ragu sama Lo. Yah as we know, Lo kan dicap playboy jadi selama ini usaha Lo pasti akan sia sia. Ditambah lagi para ayam ayam Lo yang seabrek itu. Saran Gue, jangan ungkapin perasaan Lo dulu. Lo harus yakinin Agatha dulu kalau Lo bener bener tulus deketin Dia bukan main main. Percuma kalau Lo gegabah, Dia pasti makin marah karena berpikiran kalau Lo cuma main main aja ngomong sayang ke Dia." ucap Vano dalam mode bijak.

"Wehee abis makan apa Lo? Biasanya yang kasih wejangankan Gue, sekarang sifat bijak Gue udah ngalir yaa?" ucap Varo yang sedari tadi mendengar.

"Iya dong, kan Vano anak Papa." ucapnya mulai somplak lagi.

"Najis! Tapi Rey, bener juga kata Vano. Lo harus buktiin dulu ke Agatha kalau Lo serius sama Dia, bukan main main kayak kemarin kemarin." ucap Varo

"Buktiin gimana?" tanya Rey

"Eum... Gini aja, fisrt step Lo harus putusin semua cabe Lo. Dengan begitu gak akan ada yang gangguin hubungan kalian lagi. Gue ngerasa sih, kalau keraguan Agatha terbesar ada disitu. Ya Lo pikirlah, mana adasih cewek yang mau jadi ke nomor sekian? Pasti mereka itu mau jadi satu satunya!" ucap Varo

"Yah tuh cewek cewek Rey, dijadiin ke berapa ratus aja mau!" ucap Vano lalu tertawa.

"Sialan Lo! Tapi gimana caranya? Lo tau sendiri seberapa cewek Gue? Kalau Gue putusin satu satu bisa dower mulut Gue. Dichat? Hemat kuota coy, kagak guna banget." ucap Rey

"Yaudah sih terserah Lo caranya gimana, males mikir nih." ucap Varo

"Hey tayo hey tayo! Apa kabar semuanya!" ucap Anthonio yang entah darimana saja saat mereka berbicara mengenai Agatha.

"Paan sih Lo! Mending pergi ae Lo sono!" ucap Vano

"Kamu jahat maz! Emang kenapasih para rakjel kok termenung? Minta emas batangan yaa?" ucap Anthonio

"Diem Lo!" sinis Vano

"Galak ih gak suka. Kenapasih Paa kok suntuk semua?" tanya Anthonio

"Mikirin cara buat mutusin cewek cewek Rey." jawab Varo

"Gampang elah." ucap Anthonio

"Gimana?" tanya Rey

"Bikin aja spanduk, tempel di jalan jalan. Isinya 'Kepada seluruh pacar yang tak teranggap, karena Kamu baca ini itu tandanya kita putus. Entah setuju atau tidak. Tertanda Reynand si Bajingan'. Udah gitu aja simpel." ucapnya riang

"Gue cekik tau rasa Lo!" ucap Rey

"Jangan dong, entar gak ada Wazozky junior yang lucu lucu nan brillian!" ucap ngawurnya lagi

"Serah Lo tai!"

♡ TBC ♡

My Jerk GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang