Di dalam mobil Sivanna masih merintih kesakitan, cewek itu memang sedari kecil tak tahan dengan rasa sakit. Vano yang tengah menyetir benar benar panik dan khawatir.
"Kita ke rumah sakit aja yaa? Gue takut Lo malah kenapa napa." ucap Vano
"Gak mau, Gue gak suka." ucap Sivanna.
"Terus Lo maunya gimana? Gue gak mau Lo kenapa napa Sivanna, ngertiin Gue kali ini."
"Oke oke, tapi panggil dokter ke hotel aja! Gue gak mau ke rumah sakit Al!" rengek Sivanna.
"Yaudah kalau gitu, tahan bentar kita udah mau nyampai." ucap Vano
Setelah sampai di Hotel, Vino segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Sivanna.
"Ayo!" ucap Vano lembut seraya mengulurkan tangan.
"Gendong!" ucapnya manja, hal inilah yang selalu membuat Vano suka dari Sivanna.
"Yaudah." ucapnya seraya tersenyum.
Vano segera menggendong Sivanna ala bridal style, dan meminta tolong petugas valet untuk menutup pintu dan sekaligus memakirkan mobil itu.
Setelah itu Ia segera masuk ke dalam hotel dan menuju lift. Vano tak peduli akan tatapan orang orang padanya di lobby, toh apa mereka tak melihat wajah kesakitan Sivanna?
Ting
Pintu lift terbuka dan Vano segera menuju kamar yang disebutkan Sivanna tadi.
"Id nya mana?" tanya Vano
"Nih!" ucap Sivanna setelah merogoh tasnya.
Vano segera membuka pintu dan menutup pintunya dengan kaki, setelah itu membaringkan Sivanna di ranjang.
"Gue telfon Dokter dulu." ucap Vano yang diangguki Sivanna.
Cowok itu segera merogoh kantong celananya dan mencari nomor Dokter atau rumah sakit terdekat.
Setelah menemukan nomornya, Vano segera menghubungi Dokter tersebut dan memintanya agar segera datang ke sini.
"Baik, terima kasih Dok." ucap Vano lalu mematikan sambungan telpon itu.
"Sabar yaa, Dokternya udah jalan kok." ucapnya seraya duduk di ranjang dekat dengan Sivanna.
Sivanna menggeser tubuhnya mendekati Vano dan memeluk pinggang cowok itu. Vano hanya tersenyum dan mengusap lembut rambut Sivanna. Bagaimanapun tingkah buruk cewek ini, di matanya Sivanna tetaplah gadis lugu yang selalu manja padanya.
"Sakit Al." rengek Sivanna
"Tahan yaa, bentar lagi juga dateng dokternya." ucap Vano
Setelah itu mereka sama sama diam dan bertahan dalam posisi seperti itu. Jujur saja dalam hati keduanya, mereka saling merindukan masa masa kecil mereka.
Drrt drrt drrt
Sebuah panggilan dari ponsel Vano mengubah semua suasana, Vano melihat ponselnya dan ternyata itu dari Dokter yang Ia hubungi tadi.
"Bentar, Dokternya udah dateng." ucap Vano
Sivanna hanya mengangguk lemah dan melepas pelukannya di pinggang Vano, setelah itu Vano beranjak ke arah pintu untuk membukanya.
Tak lama seorang pria berjas putij bersih masuk dengan membawa tas hitamnya. Ia mulai memeriksa keadaaan Sivanna.
Setelah selesai, Dokter itu berbicara dengan Vano mengenai kondisi Sivanna. Dan betapa terkejutnya Vano, jika sakit perut yang dialami Sivanna karena obat pencahar.
Anthonio
Ya, hanya nama itu yang muncul di otak Vano. Mulai dulu cowok itu paling tidak suka Sivanna, Ia pun sering melakukan hal gila pada Sivanna.
"Baik, ini resepnya. Dan Dia harus istirahat cukup, agar segera pulih. Untuk makanan, mohon lebih diperhatikan lagi jangan sampai memperburuk keadaanya." ucap Dokter itu.
"Baik Dok, terima kasih." ucap Vano lalu mengantar Dokter itu hingga keluar dari kamar hotel Sivanna.
Setelahnya, Vano kembali menuju Sivanna yang terbaring lemah di ranjang.
"Al, pasti Tayo bego yang kerjain Gue. Sebel Gue sama Dia, salah Gue apasih ke Dia?" ucap Sivanna sedikit emosi
Vano hanya diam mendengar itu, karena Ia sebenarnya juga tak terima dengan kelakuan Anthonio namun Ia tak bisa menyalahkan Anthonio juga. Karena, kelakuan Sivanna terkadang jauh lebih parah.
"Al! Dengerin Gue!" rengek Sivanna
"Iya Gue gak budeg!" ucap Vano seraya mencubit hidung Sivanna dan duduk di sampingnya.
"Sakit!" ucap Sivanna seraya memeluk pinggang Vano seperti tadi.
"Maaf deh maaf." ucap Vano seraya mengusap rambut Sivanna.
"Oiya, Gue belum beli obat Lo. Gue keluar bentar yaa?" ucap Vano
"Jangan! Sini aja, Gue gak mau sendirian." ucap Sivanna seraya mengeratkan pelukannya.
"Iya iya, uuu gemes banget Gue." ucap Vano lalu memeluk Sivanna erat karena gemas.
Membuat posisi cewek itu yang tadinya berbaring menjadi terangkat, lalu bersandar di dada bidang Vano.
"Gue gak bisa napas!" ronta Sivanna
"Maaf hehe." ucap Vano lalu megendurkan pelukannya.
"Udah gak sakit lagi perutnya?" tanya Vano
"Nggak terlalu sih, tadi juga diinject sama Dokternya. Kayaknya pereda rasa sakit atau apalah itu." ucap Sivanna
"Yaudah, tidur gih! Biar cepet sehat, inget kata Dokter tadi." ucap Vano
"Iya iya bawel!" ucap Sivanna lalu menyamankan posisinya dalam pelukan Vano.
"Good night Al." ucap Sivanna lalu memulai menghitung dombanya.
"Too." ucap Vano
Jika dilihat sekarang, tetaplah sama seperti Vano Sivanna beberapa tahun yang lalu. Sivanna yang selalu manja dan bergantung kepada Vano, serta Vano yang selalu menjaga Sivanna apapun kondisinya.
Bagi Vano, Sivanna saat bersama dirinya adalah gadis yang sama saat Ia masih kecil. Masih polos, lugu, dan tak seperti apa yang mereka semua bilang. Vano tahu seperti apapun tingkah gadis ini, Sivanna hanyalah gadis kecilnya yang mencintai seseorang dan berjuang untuk hal itu. Hanya saja, langkah yang Ia lakukan terlalu salah.
♡ TBC ♡
Bonus pict Vano abis begadang ngejagain biang rusuh:v
Holaaaa:) akhirnya muncul lagi author:) ada yang kangen gak? :v
Gimana part ini? Full Sivanna Vano, jadi gemes sama mereka. Sempat lupa kalau ini ceritanya Rey Agatha:v
Buat yang kangen Rey Agatha atau bahkan Anthonio, next part mereka bakal menampakan wujudnya kok😙
Jangan lupa vote and comment yaaaa<3
See you next part zheyeng:*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jerk Guy
Teen FictionC O M P L E T E D 'Achazia Reynand' Tampan ✔ Playboy ✔ Badboy ✔ Tukang rusuh ✔ 'Kesayangan' guru BK ✔ Dan beribu sifat buruk lainnya, Ia miliki. Namun ketika Ia mendapat dare gila untuk menaklukan hati seorang Agatha, bukanlah cewek itu yang berteku...