Part 39

853 44 0
                                    

4 hari kemudian

     Rey mengurus administrasi kepindahan Agatha ke rumah sakit yang berada di dekat apartemen mereka. Ia memutuskan kembali karena Agatha telah melewati masa kritisnya kemarin, walaupun belum sadar dari komanya.

Hal itu cukup membuat Rey bersyukur karena Agatha melampaui perkiraan Dokter. Ia juga berharap jika Agatha segera membuka matanya.

Jujur Rey mulai merindukan mata indah itu saat menatapnya garang yang malah terlihat menggemaskan. Mata yang menatapnya malu malu kala Rey mengucapkan hal hal manis. Rey hanya tersenyum mengingat itu semua.

Dan tentang sekolahnya, Rey izin selama 4 hari ini. Teman temannya juga telah kembali 4 hari yang lalu.

Setelah menyelesaikan segala administrasi untuk kepindahan Agatha. Ia kembali ke ruangan Agatha. Saat ini Dokter memeriksa ulang, memastikan jika kondisi Agatha cukup kuat.

Rey memutuskan menunggu di luar agar tak mengganggu di dalam. Ia duduk di depan ruang ICU seraya menunduk. Pandangannya jatuh kepada kedua telapak kakinya yang sudah membaik.

Tak lama Dokter keluar dari ruangan Agatha bersama seorang suster. Rey bangkit dan menuju Dokter tersebut.

"Kondisinya cukup baik dan stabil, Saya tidak menyangka jika respon tubuhnya cukup cepat. Dan Saya harap Agatha juga bisa cepat sadar dari komanya." ucap Dokter itu seraya tersenyum

"Aamiin, terima kasih Dok. Untuk kepindahannya bagaimana? Saya sudah mengurus administrasinya, tinggal pemeriksaan terakhir ini yang menentukan." ucap Rey

"Tentu saja bisa." ucap Dokter tersebut

Mereka berbincang sebentar lalu sang Dokter mohon ijin untuk melakukan tugasnya yang lain. Ia juga menyuruh suster di sebelahnya memanggil beberapa perawat laki laki dan menyiapkan ambulance serta segala hal yang diperlukan.

Rey segera masuk ke dalam ruangan Agatha. Ia mendapati gadisnya masih menutup mata di sana. Apakah Dia tak merindukan dirinya ini?

"Thaa, terima kasih udah kuat. Gue harap Lo cepet sadar dan kita selesain masalah kita." ucap Rey seraya menggenggam tangan Agatha dengan kedua tangannya dan meletakannya di pipinya.

"Asal Lo tau, Gue gak kasih tau Lo tentang taruhan itu karena Gue takut Lo benci sama Gue. Tapi percaya, Gue bener bener sayang dan cinta sama Lo. Hal itu juga yang buat Gue takut kehilangan Lo."

Rey mengecup punggung tangan Agatha lama. Menyalurkan perasaan rindu, sayang, dan bersalahnya di sana. Ia berharap tangan yang Ia genggam dan kecup ini membalas genggamannya seperti biasanya.

Tok tok

Rey mendongak dan mendapati 3 orang perawat pria dan seorang suster ada di pintu. Rey berdiri dan tersenyum menyilahkan mereka melakukan tugasnya.

Tepat saat itu ponselnya bergetar, Rey memutuskan untuk mengangkat telfon yang ternyata dari Varo itu. Ia keluar dari ruangan ICU yang Ia sewa khusus untuk Agatha.

"Halo, apa?"

"......"

"Amanin Dia, Gue gak mau Dia lecet." ucap Rey lalu tersenyum miring.

"......"

"Thanks, abis ini Gue otw sama Agatha ke rumah sakit Adenium. Pastiin di sana bener bener siap, walau kata Dokter mereka udah nyiapin semuanya."

Bip

Rey memutuskan telfon secara sepihak membuat Varo mengumpat di ujung sana. Saat Ia ingin masuk kembali, pintu terbuka dan muncul perawat pria yang tengah mendorong brankar Agatha.

My Jerk GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang