Part 42

994 46 13
                                    

     Rey berjalan menulusuri kolidor rumah sakit tak tentu arah. Ia memutuskan untUuk mencari udara segar. Ucapan Vano masih berputar diucapannya.

Sebenarnya bukan Rey ingin seperti ini, namun rasa kehilangan Agatha dari hidupnya membuat dirinya tak memiliki semangat hidupnya. Rey benar benar sadar jika hal ini salah, namun kalian pasti tau bagaimana rasanya terpuruk dalam kesedihan.

Rey memutuskan untuk kembali menuju ruangan Agatha. Ia tak pernah suka jika meninggalkan Agatha sendirian walau suster pasti akan menjaganya dan jangan lupakan dua pengawal yang ada berjaga untuk keamanannya ~dari Farez~.

Sesampainya di depan ruangan Agatha, Rey melihat jika di dalam sudah ada Suster dan Dokter. Hatinya berdesir, apakah Agatha sudah sadar?

Ia ingin segera melangkah masuk namun kedua pengawalnya mencegahnya, tatapan tajam Rey berikan pada mereka.

"Maaf, Dokter tengah memeriksa keadaan Nona karena tadi Saya mendengar suara berisik alat yang ada di sebelah Nona berbunyi. Sehingga Saya segera memanggil Dokter dan Ia mengatakan untuk tetap di luar."

Deg

Apakah yang dimaksud oleh pengawal itu EKG?

Pemikiran Rey dihinggapi rasa cekas. Ia mulai merutuki kebodohannya karena meninggalkan Agatha tadi. Seharusnya Ia tetap di sana.

Cukup lama menunggu, akhirnya pintu ruangan Agatha terbuka. Seorang Dokter keluar bersama seorang suster. Dokter itu mengatakan sesuatu kepada Susternya yang langsung diangguki olehnya. Setelah itu suster itu pergi dari sana.

"Ada apa dengan Agatha Dok?" tanya Rey

"Begini, tadi detak jantung Agatha sempat melemah. Saat ini Agatha kembali berada di masa kritisnya."

Cukup, pasokan udara Rey seperti terhenti. Ia pernah mengalami hal ini dan itu cukup menyiksanya.

"Jadi, Kami putuskan untuk memindahkan Agatha ke ruang ICU agar mendapat perawatan lebih intensif." ucap Dokter tersebut

Rey hanya mengangguk, Ia berharap jika Agatha bisa kembali melewati masa masa kritisnya. Ia merogoh ponselnya dan mendial nama Varo.

"Agatha kritis, Dia masuk ICU."

Bip

Setelah itu beberapa perawat datang dan mendorong brankar Agatha menuju ICU. Rey mengikutinya dengan lemas, entah mengapa kali ini Ia merasakan kecemasan yang amat besar.

'Tolong, selamatkan Agatha kali ini. Hanya Engkau yang dapat mengabulkan do'a hambaMu ini.' batin Rey

Sesampainya di ICU, Rey duduk di depan ruangan itu. Ia menunduk tak tau harus melakukan apa. Saat ini yang bisa Ia lakukan hanya berdoa agar Agatha bisa melewati masa kritisnya.

Rey mengeluarkan kembali ponselnya. Ia melihat potret dirinya bersama Agatha. Berbagai pose terpampang di sana, mulai dari ekspresi konyol, sok imut, tertawa lepas. Namun yang menarik perhatiannya adalah foto dimana Agatha tengah cemberut dengan pipi memerah karena Rey gigit.

Rey tersenyum mengingat tingkah jahilnya saat itu.

Flashback on

     Rey mencari posisi yang tepat agar mendapat pencahayaan. Agatha yang sangat antusias dalam hal berfoto sudah bersiap siap.

"Sudah?" tanya Rey

"Sudah!" ucap Agatha lalu mulai berpose.

Rey menekan lama tombol pada aplikasi cameranya sehingga ponsel tersebut terus mengambil gambar mereka. Agatha yang melihat itu terbengong dan menatap Rey kesal.

My Jerk GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang