1 • Hari Pertama untuk Awal Cerita

350 14 0
                                    

~hope~

Jadi mencintai dalam diam itu sebuah kutukan atau sebuah kesalahan karena tak mampu mengungkapkan?




Clarrisa mendongakkan kepala ke dinding bagian atas di dekat pintu kamarnya untuk melihat jam dinding yang ternyata menunjukan pukul 06.10.

Kedua tangannya mulai meraih sepasang sepatu didekat kolong ranjangnya dan berjalan santai menuju ruang makan.

Terlihat seorang perempuan paruh baya berumur 41 tahun yang tetap terlihat cantik diusia tuanya, sedang mempersiapkan roti dan selai diatas piring.

Kemudian ia mulai berteriak.
"Clar ... Princess nya mimo ... sarapan dulu!"

Clar berjalan menghampirinya.

"Morning mimo. Pipo mana mi?" tanya Clar sambil mencium pipi kanan ibunya.

"Pipo udah berangkat Itu ... working working dari tadi pagi." jawab ibunya, sembari memberikan sepotong roti untuk anak gadisnya

"Oh ... mi, kira kira teman baru aku nanti gimana ya?"

Hari ini hari pertama Clar masuk SMA di SMA BINA BANGSA.
Tentu saja ia akan mendapat teman baru.

Harapannya adalah akan satu sekolah dengan cowok tampan yang selalu ia perhatikan dari jauh sejak duduk di kelas 2 SMP.
Bara.

"Enjoy aja, mimo yakin mereka semua baik."jawab Ibunya

Clar mulai menghentikan aktifitas sarapanya, ia mulai memandang kedepan dengan tatapan kosong

"2 tahun bukan waktu yang singkat.
Selama itu pula aku dapat menutup mulutku rapat rapat.
Mau bagaimana lagi?
Aku hanya tercipta untuk mengagumi bukan memiliki.
Aku selalu sibuk memperhatikanya sedangkan dia tidak tau siapa aku.
Aneh? memang.
Aku jatuh cinta dengan seseorang yang tidak mengenal siapa aku.
Cinta memang begitu, datang secara tiba tiba tanpa mengenal siapa dan dimana"

Panjang sekali.
Mungkin satu kali lamunan Clar sudah bisa dijadikan puisi untuk tugas Bahasa Indonesia.

"Clarr ... Hallo?? Mau berangkat kapan? First day school kamu mau di isi dengan hukuman?"
ucapan Ibunya tersebut sontak membuyarkan lamunan Clar.

Tanpa berlama lama.
Ia langsung berlari menyambar tas dan kunci motornya.
"Iya mi ... Clar berangkat sekarang, assalamualaikum"

Melihat tingkah anak gadisnya tersebut ibunya hanya bisa menggeleng gelengkan kepala

"Waalaikumsalam"

~Hope~

Clar berjalan dengan langkah cepat dikoridor sekolah, sembari menatap tulisan yang berada di atas pintu-pintu kelas untuk mencari tulisan
X IPA 5.

Suasana koridor pagi itu dihiasi oleh ramainya siswa siswi baru yang berlalu lalang.

Setelah beberapa menit berkeliling akhirnya ia menemukan ruang kelas barunya tersebut..

"Akhirnya ketemu juga."

Ia bermonolog dengan volume pelan,
sembari melangkahkan kakinya memasuki ruang bercat putih dengan udara sejuk yang berasal dari mesin pendingin ruangan yang setia bertengger di dinding bersih itu setiap harinya..

Dilihatnya bangku bangku berbaris rapi dengan selembar kertas kecil berwarna putih yang bertuliskan nama masing-masing siswa tertempel di pojok kanan atas.

Ia berucap dalam hati.
"Ini dia CLARISSA JOANA DIRGANTARA, benar sekali tidak meleset, karena nama yang indah dan panjang setara satu gerbong kereta api ini hanya aku yang punya."

HOPE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang