13 • Claustrophobia

139 9 0
                                    

~hope~

Keadaan paling sulit dalam cinta adalah saat hati dan pikiran
tidak sejalan

.....

Sang surya memancarkan senyum manisnya yang merekah...membawa segenap semangat untuk kehidupan Clar

Semangat untuk bersekolah, Semangat untuk bertemu Bara,

Clar berjalan di koridor sekolahnya dengan senyum manis yang terlukis di bibirnya

Ia berdiri di depan ruang kelas nya ,ia mengedarkan pandangannya dan langsung terfokus pada Bara yang sedang duduk bersama Nakula dan Verdi

Dengan semangat ia melangkahkan kaki menuju bangku nya ..

"Selamat pagi Ecaa.."

"Morning too,oh iya Clar tadi sebelum lo dateng kak Sakti kesini nganterin ini buat lo" ucap Eca sembari menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna hitam

"Hah?itu sapu tangan siapa?"

"Katanya ini tuh punya lo ,mungkin punya dia ketuker sama punya lo"

Clar mengernyitkan dahinya dan mulai membuka tasnya untuk mengeluarkan sapu tangan hitam yang sama persis dengan sapu tangan yang berada di tangan Eca

Clar menatap sapu tangan tersebut dengan seksama dan yang ia bawa bertuliskan nama Sakti dipojok kirinya

"Eh iya deh Ca,kayaknya ketuker sama punya aku ,yaampun bego banget sih"
Ucap Clar sembari mengulurkan tangannya menerima sapu tangan dari Eca

"Gimana sih lo"

"Ya kan aku nggak tau juga"

Eca hanya menggeleng gelengkan kepalanya dan mulai membalik arah duduknya menjadi ke depan

Clar mengalihkan pandangannya ke arah jendela

"Keadaan cinta yang sangat sulit adalah saat pikiran dan hati tidak sejalan,hati memilih untuk singgah,dan pikiran merasa nyaman dengan orang lain, serumit itukah kehidupan?"

"Selamat pagi adek adek...kakak bawa berita bagus untuk kalian,besok kita akan mengadakan camping untuk kegiatan kita selanjutnya"
Ucap Devan

"Dan untuk hari ini kalian tidak ada kegiatan,jadi free class,,dan nanti kalian juga akan pulang awal ,untuk mempersiapkan camping besok,terimakasih"

Siswa siswi bersorak bergembira,,beberapa detik setelah Devan dan Sakti meninggalkan kelas,suasana kelas yang tadinya hening seperti kuburan berubah menjadi seperti pasar

"E..Ca,,aku ke kamar mandi dulu ya"

"Mau gue temenin?"

"Nggak usah,bye"

Dengan sedikit buru buru Clar berjalan menuju kamar mandi wanita yang terletak tak jauh dari kelasnya...

Setelah selesai dengan urusan kamar mandi,Clar berjalan santai menuju ke kelasnya

Ia melihat seorang guru yang membawa bertumpuk tumpuk buku di tangannya

"kamu!,iya kamu sini"

Clar merasa dirinya dipanggil dan ia berjalan menghampiri guru tersebut

"Saya mau minta tolong ke kamu,tolong bawakan buku buku ini ke rak buku di dalam gudang ya"

Clar menatap buku buku itu,sangat banyak dan tumpukannya sangat tinggi menyamai ketinggian monas

"Sebentar ,kalo kamu nggak bisa bawa sendirian saya carikan orang lagi" Pak Handoko mengedarkan pandangannya dan melihat seorang murid laki laki berjalan tak jauh darinya

"Kamu...sini kamu!" teriak pak Handoko..

"Bara,Pucuk dicinta ulam pun tiba" ucap Clar pelan

Murid tersebut adalah Bara,

"Kalo gini sih aku mau setiap hari disuruh bawain buku"ucap Clar pelan

"kamu tolong bantuin dia bawa buku buku ini ke gudang ya,trimakasih saya tinggal dulu"

"Gila,main nyelonong aja tuh orang,belum juga gue jawab mau atau enggak"

"Ya harus mau lah,masa kamu tega biarin aku bolak balik 2 kali ke gudang bawa bukunya setengah setengah" ucap Clar

"Bodo,kan derita lo bukan gue"

"Ihhh Baraaa ,bantuin dongg pleaseee"

Clar memohon dengan memasang puppy eyes nya,melihat itu Barapun tidak dapat menolaknya

Ia mengangkat tumpukan buku tersebut dan 1\4 nya dibawa oleh Clar

Mereka mulai berjalan menuju gudang sekolah yang berada sedikit terpencil dan sangat sempit,Bara melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut dan diikuti oleh Clar...

"Taruh mana nih"

"Di situ tuh" jawab Clar sambil menunjuk sebuah rak buku besar dihadapannya dengan dagu

Bara meletakkan buku buku tersebut di dalam rak buku dan diikuti oleh Clar

"Udah yuk.." Bara dan Clar berjalan menuju pintu untuk meninggalakan gudang tersebut,tapi

Ceklek..ceklek.ceklek

"lohh kok nggak bisa dibuka sih pintunya,Bar gimana nih"

"Sini sini,biar gue yang buka,gitu aja nggak bisa"
Bara mulai meraih handle pintu tersebut

Ia mencoba membukanya berkali kali tapi tetap tidak bisa dibuka

"ah sial,,mana disini lagi,pasti nggak bakal ada yang lewat,lo bawa hp nggak?hp gue ketinggalan di kelas"

Clar mulai merogoh sakunya

"Bawa kok,yahh low bat"

"Ahh,buang aja tu hp ,nggak guna banget"

"Terus gimana dong sekarang"

"Tunggu aja sampe ada yang lewat" ucap Bara

Clar mulai memundurkan badanya dan bersandar di rak buku,,sebelah kanan tangannya memegangi kepalanya,dan sebelah kiri memegang dadanya yang terasa sakit

Melihat keadaan Clar ,Bara terlihat panik dan bingung

"Clar.. Lo kenapa?"

"Aku nggak bisa ada disini lama lama"

"Lo claustrophobia ya?"

Clar hanya mengangguk ,,Bara tidak tau harus melakukan apa ,semakin lama badan Clar semakin melemas dan hampir pingsan.

"Clar,duduk sini"

Bara mengajak Clar duduk di sebuah sofa usang di dalam gudang tersebut

"Pejamkan mata lo,,dan lo bayangin kita lagi ada di pantai dengan suasana yang indah, banyak capung capung beterbangan dan banyak pepohonan hijau,lo coba ambil nafas"

Clar mulai memejamkan matanya,,dengan sesekali mengambil nafas dalam

Langkah yang dilakukan Bara cukup berhasil, Clar merasa lebih tenang, ia mendaratkan kepalanya di pundak Bara

Ia tetap memejamkan mata hingga tertidur pulas

Melihat hal tersebut bibir Bara perlahan mulai terangkat dan melukiskan sebuah senyuman

****

HOPE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang