Epilog

159 3 0
                                    

~hope~

Memaafkan memang mudah.
Tapi melupakan itu sulit.

..

7 tahun kemudian

Seorang anak laki-laki berumur 5 tahun yang mengenakan seragam biru putih Taman Kanak-Kanak dan tas ransel hitam bergambar spiderman sedang berlari kearah seorang wanita cantik yang tengah berjalan beriringan bersama pria tampan..

"Mommy....Daddyyyyy!!!!"

"Gibrann!!!jangan lari-lari sayang nanti jatuh!"ucap wanita dengan kemeja merah maroon dan celana jeans hitam itu..

"Mommy,daddy..Tadi Giblan ketemu banyak temen balu,ada yang cantik juga,Dad."

Pria itu tersenyum gemas dan menggendong jagoan kecilnya.

"Oh ya?".tanyanya dengan gaya antusias.

"Iya Dad!"

"Udah udah,ceritanya nanti aja ya,kita pulang dulu,kan belum makan"
Ucap wanita itu.

Ayah dan anak itu mengangguk sepakat.

...

Yaa.... mereka adalah Bara dan Clarissa.

Mereka melangsungkan pernikahan beberapa bulan kemudian setelah kepulangan Bara.

Ayahnya?
Ia sudah menyadari kesalahannya.
Ia tidak mau kehilangan orang yang ia cintai untuk kedua kalinya.
Ia merestui kepulangan Bara ke Indonesia dan rencananya untuk menikahi Clar.

Ia sadar,bahwa kebahagiaan tidak selamanya dapat dibeli dengan uang.
Ia sadar jika kebahagian anaknya lebih penting dibandingkan apapun.

Ia juga telah menyesali hubungan gelap dengan sekertaris pribadinya bertahun-tahun yang lalu.
Yang menyebabkan keluarganya terpecah belah.

Ibunya?
Ia memaafkan ayah Bara,tentu saja.
Namun ia tidak bisa mengulangi semuanya seperti dulu,karena ia sudah punya keluarga baru.

Bara sedih mendengar keputusan ibunya,namun ia sadar bahwa ibunya juga berhak akan kebahagiaannya,karena memang semua ini berawal dari kesalahan ayahnya.

Ia mengerti bahwa memaafkan itu mudah namun melupakan itu sulit.

Maka dari itu,ia menerima keputusan ibunya dengan berlapang dada.
.

....
"Gibran dimana Bar?"
Tanya Clar,yang sedang duduk disebuah kursi bercat putih di teras rumah minimalis milik keluarga kecilnya .

"Udah tidur"
Jawab Bara,sembari mengambil posisi duduk dikursi sebelah Clar.

Clar mengangguk kemudian tersenyum kearah Bara.
"Aku nggak nyangka mimpi aku jadi kenyataan..
Berarti dari dulu mimpiku untuk hidup sama kamu itu nggak salah bukan?
Karena bagaimanapun juga mimpi adalah pondasi untuk mencapai tujuan, dan aku yakin jika ada awal pasti akan ada akhir,jadi jika ada awal aku mengagumimu tentu saja tak menutup kemungkinan ada akhir aku bersamamu bukan?"

Bara tersenyum

"Mimpi kamu itu benar,tapi kamunya yang salah,
Salah jika hanya bermimpi,mimpi memang pondasi untuk mencapai tujuan,tapi jangan lupa! untuk mencapai tujuan juga perlu perjuangan,seperti saat membangun sebuah gedung,jika hanya membuat pondasi tanpa mulai membangun??kapan jadinya??"

"Ya masa aku bilang duluan ke kamu kalau aku suka..Kan malu,Bar..
Mau ditaruh mana muka ku nanti?"

"Ya ditaruh tempatnya lah."

"Bisa aja kamu."

"Apa sih yang aku nggak bisa."

"Dih,sombong ya..."

Clar beranjak dari duduknya dan berdiri dihadapan Bara dengan berkacak pinggang.

"emang kenapa?"
Tanya Bara,dengan wajah tanpa dosanya.

"Nih hukuman buat orang sombong!"

Clar mulai menggelitiki perut Bara.
Gelak tawa berhasil lolos dari mulut keduanya.
Tak disangka mereka kini telah hidup bahagia bersama-sama.

******


*

***

123

Haloo readers!!
Akhirnya selesai sudah cerita ini:v
Sampai ketemu di cerita berikutnya.
Okay

HOPE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang