“Leen ceritain dong tentang kamu” Pinta Rea saat mereka sedang berbaring di atas tempat tidur kamar Rea.
“Aku masih sekolah kelas 10, aku bisa sekolah karena dapet beasiswa. Terus aku juga kerja di cafe yang kalian datengin waktu itu, aku kerja dari pulang sekolah sampe jam 10 malem itupun kalo enggak lembur. Terus aku juga punya temen banyak, tapi yang deket cuman Velerie, Teara, sama Fando”
“Ah anak sekolahan yang waktu itu ke cafe?”
Aileen hanya mengangguk mengiyakan.“Cowo satu itu pacar kamu?”
“Haha bukan. Aku enggak punya waktu buat pacaran Ka, buat belajar aja kadang susah” Jawaban Aileen membuat Rea tersenyum getir, sesusah itukah adiknya hidup?
“Terus kenapa dia manggil kamu sayang?” Rea penasaran, pasalnya lelaki itu memanggil Aileen dengan kata sayang.
“Lah Kakak juga denger?” Membuat Rea mengangguk mantap.
“Fando emang gitu Ka, sering gangguin Aileen. Tapi meskipun gitu Fando baik banget sama Aileen, dia suka bantu Aileen kalo Aileen lagi di bully”
“LO DI BULLY!?” Teriakan Rea membuat Aileen terkejut dan menutup telinganya.
“Kakak ih ngapain teriak, berisik tau” Aileen memanyunkan bibirnya, dia pikir Rea anggun terlihat dari penampilannya. Ternyata? Aileen hanya bisa menggelengkan kepalanya.
“Sorry Leen refleks hehe” Rea hanya bisa nyengir tak berdosa.
“Loh Rea kenapa teriak? Kalian juga kenapa belum tidur?”
“Kalian ngapain kesini?” Tanya Aileen heran saat melihat orang tuanya, dan orang tua Rea masuk ke dalam kamar. Tapi Aileen juga sengaja mengalihkan pembicaraan, ia tidak mau orang tuanya tahu kalau dia sering jadi bahan bullyan di sekolahnya.
“Mama sama papah cuman mau ngucapin selamat malem aja sama Aileen” Zailine menghampiri Aileen dan mengecup keningnya selama beberapa saat, begitupun Mahendra. Karena Mahawira dan Felysia juga mengucapkan selamat malam pada Rea, akhirnya mereka berdua juga mengecup kening Aileen.
“Selamat malam sayang, tidur yang nyenyak ya” Mereka keluar saat mengucapkan selamat malam.
“Malem Ma, pah, Momy, Dady” Ucap mereka bersamaan
“Ka, Aileen tidur duluan ya” Ucapan Aileen hanya dapat sebuah anggukan saja sebagai jawabannya. Sepertinya Rea sedang memikirkan sesuatu.
-----*-*-----
“Engga, Aileen engga nakal”
“Aileen gamau ikut nanny”
“Sakit”
“Engga Nan, Aileen janji engga akan nakal. Nanny jangan pukul Aileen lagi hikss”
“Aileen sakit, Aileen gamau di pukul lagi”
“Aileen mau pulang”
“Aileen takut”
BRAKKK
“Aileen kenapa?” Tanya Aladri membuka pintu kamar Rea dengan kuat diikuti oleh cucu Adhitama yang lain.
Saat ini sudah tengah malam, Aladri yang masih mengerjakan beberapa dokumen penting di kamarnya tiba-tiba menghentikan kegiatannya saat teriakan dan tangisan adik kecilnya masuk ke dalam indra pendengarannya.
“Sayang bangun” Aladri menepuk pelan pipi Aileen, dilihat wajah Aileen yang mengeluarkan air mata dan keringat secara bersamaan. Dan tak lupa bibirnya selalu mengelarkan kata takut.
“Aileen bangun” Aladri berucap dengan lembut, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada adik kecilnya itu.
Perlahan Aileen membuka matanya yang sudah basah itu “Kakak” Ucap Aileen saat Aladri menjadi objek pertama yang dilihatnya.
TBC
Jangan lupa cek work aku yg ini yaaaa
12-02-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)
Teen Fiction'Complete' Tidak ada seorangpun yang ingin menjadi dirinya. Selalu menjalani kehidupannya dengan masalah. Dia tidak ingat sama sekali bagaimana masa kecilnya. Entahlah dia tidak yakin itu. Yang terpenting sekarang untuk dirinya adalah sang ibu. Hany...