‘Aladri’ Orang yang sepertinya telah memperhatikan mereka sejak awal.
“I-itu cuman masalah kecil kak” Aileen tidak tahu harus berbuat apa.
‘Kenapa aku malah boong sih’ Aileen meremas kedua tangannya. Sedangkan Arion ingin menjawab namun sudah di dahului oleh Aileen.
“Kamu gak jujur soal identitas kamu? Kamu bohong?” Sorot mata Aladri kini terlihat kecewa.
“Ma-maksud Aileen engga gitu Kak”
“Terus apa? Ah kamu malu punya keluarga kaya kita? Makannya kamu nutupin identitas kamu? Kamu malu punya Kakak kaya kakak? Tahu gitu kita gak usah nemuin kamu sekalian..... kita hidup masing-masing aja, itukan yang kamu mau?” Perkataan Aladri membuat Aileen dan Arion sama-sama terkejut. Mereka tidak menyangka Aladri akan berkata seperti itu.
Kini giliran Aileen yang menatap Aladri dengan rasa dan raut wajah kecewa. Ia tak pernah menyangka orang yang sangat ia sayang berkata seperti itu.
“Aileen nutupin identitas Aileen karena Aileen cuman mau dapetin temen yang tulus, yang bener-bener pengen temenan sama Aileen, bukan cuman karena latar belakang Aileen. Hanya karena itu. Aileen gak malu punya kalian sebagai keluarga Aileen, Aileen malahan sangat bersyukur karena ternyata Aileen masih punya kalian”
Air mata Aileen sudah menetes sejak ia mengeluarkan isi hatinya, perkataan Aladri membuatnya sadar, mau sampai kapanpun Aileen hanyalah anak yang hilang.
Aileen berjalan mendekat pada Aladri lalu berkata “Ah sekarang Aileen tahu, kalo mungkin sebenernya kakak yang malu punya adik kaya Aileen kan?” Aileen menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.... “Kalo gitu, jangan pernah anggep Aileen adik kalian lagi. Dan makasih karena kakak udah nyadarin Aileen, kalo dari awal Aileen dan kalian itu emang beda. Mau sampe kapanpun gak akan pernah satu”
Aileen berlari meninggalkan mereka. Meninggalkan Arion dan Aladri yang masih mematung mendengar perkataan adiknya itu. Wajah kecewa Aladri berubah menjadi wajah penyesalan, ia sadar perkataannya sudah kelewat batas.
“Ini semua gara-gara lo!” Arion memukul wajah Aladri, Arion juga merasa kecewa dengan perkataan Aladri. Ia juga tahu maksud Aileen bukan seperti itu, dia hanya ingin Aileen menjelaskan sendiri apa alasannya.
"Andai lo ilangin mulut racun lo, mungkin ini gak akan terjadi" Ario sekali lagi memukul wajah tampan Aladri.
Aileen berlari melewati ruang keluarga, yang tentu saja semua orang yang melihat Aileen langsung berdiri spontan.
“Aileen”
“Nak”
“Sayang”
Aileen menghiraukan panggilan mereka dan terus berjalan, karena pandangannya yang mengabur akibat air mata, ia tidak sengaja menabrak seseorang di anak tangga atas.
“Maaf”
“Kamu kenapa?” Keenan, dia adalah Keenan. Keenan memegang kedua bahu Aileen dan bertanya dengan pelan, apa yang sebenarnya terjadi dengan adiknya itu.
“Lepas” Aileen menghempaskan kedua tangan Keenan dan berlari ke kamarnya, dan mengunci pintuya. Ia harap tidak ada seorangpun yang masuk.
Karena Keenan tidak mendapat jawaban dari Aileen, ia akhirnya berlari ke bawah dan bertanya pada mereka. Kecuali Aladri dan Arion.
“Kak liat Aileen gak?” Rea bertanya saat ia akan menaiki anak tangga pertama.
“Aileen kenapa? Dia tadi lari sambil nangis” Keenan berkata sesuai dengan yang terjadi barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)
Teen Fiction'Complete' Tidak ada seorangpun yang ingin menjadi dirinya. Selalu menjalani kehidupannya dengan masalah. Dia tidak ingat sama sekali bagaimana masa kecilnya. Entahlah dia tidak yakin itu. Yang terpenting sekarang untuk dirinya adalah sang ibu. Hany...