Bab 44 : Pertengkaran Harry Adinegoro dan Alicia

130 19 6
                                    

Rosaline tentu saja ikut dengan Grey pulang ke rumahnya, karena status Rosaline sudah menjadi istri Grey.

"Jaga diri baik - baik ya Nak. Turuti segala kebiasaan dan peraturan di rumah Grey," nasehat Mayra saat Rosaline berpamitan.

"Ya Bu," Rosaline mencium punggung tangan Ayah dan Ibunya sebelum masuk ke dalam mobil Mercedes Benz milik Harry Adinegoro.

Saat tiba di rumah besar keluarga Adinegoro, Rosaline tertegun, bukan karena gemerlap kemewahan yang terpampang - kemanapun dia memandang, tapi karena baru mengetahui bagaimana kondisi Grey  di rumahnya sendiri, apalagi saat dia  mengikuti Sapphirra ke kamar Grey.

"Jangan kaget Nona, tapi beginilah kondisi Tuan Grey di rumah. Nyonya Alicia menempatkan Tuan Grey di kamar pelayan," terang Saphirra dengan nada getir.

"Ya Tuhan,"  Rosaline sangat prihatin, tapi dia tidak heran lagi jika sudah mendengar nama Alicia disebut. "Lalu, apakah Om Harry membiarkan saja?"

"Tuan Besar belum tau tentang kamar Tuan Grey yang dipindah Nyonya, karena waktu itu Tuan Besar sedang ke New York," sahut Sapphirra

"Baby Blue, kita  dimana?" Grey tiba - tiba bersuara setelah sejak awal tiba di rumah, hanya membisu. Pemuda itu memandang berkeliling sambil menggigiti kukunya.

Grey memang seperti mengulang semuanya dari awal. Rumah yang sudah sehari - hari dia tinggali selama ini, bagai sebuah rumah baru baginya. Pemuda itu merasa asing, dan tidak bisa mengingat siapapun di rumah itu, kecuali Sapphirra dan Papanya, yang sudah dia temui lebih dulu selama di Rumah Sakit. Dan beruntung sekarang sudah ditambah Rosaline.

Para abdi lain di rumah besar keluarga Adinegoro,  yang biasa dekat dengan Grey, merasa prihatin melihat Tuan muda kesayangan mereka yang biasanya ramah dan low profile, kini tidak mengenali mereka lagi. Tapi tak kurang perhatian mereka pada Grey, mereka justru sangat iba dan selalu mendoakan kesembuhan Tuan Muda mereka yang lucu dan imut itu.

Grey membuntuti Rosaline dan Sapphirra kemana - mana, karena merasa insecure di rumahnya sendiri. Bahkan tadinya membuntuti Papanya juga, cuma langsung kena sergah.

"Heh, stop following me, silly boy!" Bentak Harry Adinegoro mendelik, membuat Grey terjengit, termundur beberapa langkah. Grey menunduk, tapi sejurus kemudian, pemuda itu kembali mendekati Papanya sambil tersenyum - senyum.

"Om, om,  Pergerakan zat terbagi menjadi dua, yaitu pergerakan zat tanpa energi dan pergerakan zat dengan energi," kata Grey dengan nada bangga.

"What??!!!"

Suara Harry Adinegoro menggelegar begitu keras hingga ke ujung rumah, hingga Rosaline dan  Sapphirra langsung menghambur,  menghampiri Grey dan buru - buru menarik pemuda imut itu agar menjauh dari Papanya.

"Maafkan Baby Grey, Om...Maksud Ros, Papa, tapi Baby Grey bertingkah seperti itu, karena dia ingin dekat dengan  Papanya," Rosaline mencoba bicara. Dia tentu harus memanggil Harry Adinegoro dengan sebutan Papa sekarang.

"For God's Sake! Jangan sok pintar kamu di sini!" Sergah Harry Adinegoro  gusar. "Kamu dinikahkan dengan Grey hanya supaya Grey tenang. Karena saya menginginkan  Grey sembuh, hingga bisa memimpin Adinegoro Groups. Tidak lebih!!"

"Pa?!" Rosaline terkejut mendengar kata - kata Harry Adinegoro. "Baby Grey pasti sedih mendengar Papa berkata begitu. Pikirannya mungkin terganggu, tapi Baby Grey punya perasaan, Pa,"

"Halah!" Harry Adinegoro hanya  mendengus kasar mendengar itu, sembari berbalik pergi meninggalkan Grey, Rosaline dan Sapphirra.

Tidak sadar dia, Grey sedang memandanginya dengan mata berkaca - kaca. Pemuda itu mungkin tidak paham apa yang sedang didebat Rosaline dengan Harry Adinegoro, tapi sedikit - banyak dia tau jika itu bukan sebuah percakapan yang menyenangkan. Bentakan - bentakan itu, nada - nada tajam Harry Adinegoro membuatnya menjadi ketakutan.

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang