Naruto diabaikan oleh keluarganya. Ia dikejar - kejar oleh penduduk desa sampai keluar dari Konoha.
Para penduduk melukai Naruto dan menghanyutkannya ke sungai. Sungai tersebut membawanya sampai ke selatan Hi no Kuni.
Naruto sendiri hampir jatuh dar...
"... Naruto di mana ya?", tanya Yugito. "Aku ketok - ketok pintu rumahnya, tidak ada yang menjawab", ucap Ayase.
POOOFFF!!
Darui muncul dari kepulan asap. "Rupanya kalian sudah datang". "Sensei lihat Naruto tidak?", tanya Yugito. "Ya, hari ini dia tidak ikut latihan karena sakit. Ibunya sudah memberitahuku". "Hm... yasudah. Kita mulai latihannya.
Kumogakure Hospital
Haruka duduk sambil menemani anaknya. Anaknya sendiri sudah dipasangi infus di tangan kanannya. "D-Dingin", erang Naruto lemah. "Naru ingin selimut?", tanyanya. "Hai". Haruka lalu menyelimuti tubuh anaknya.
Training Ground 7
"... Latihannya sampai di sini dulu, tapi sensei akan memberikan kalian tugas", kata Darui. "Apa itu, sensei?", tanya Yugito. "Kalian harus membantu bibi Haruka merawat merak - merak yang ada di penangkaran sampai Naruto sembuh". "Siap kami laksanakan, sensei!". Yugito dan Ayase meninggalkan training ground.
Kumogakure Hospital
Karena penyakitnya sangat serius, Ishida memutuskan memindahkan Naruto ke ruang ICU. Sebelum itu, Naruto dibawa ke ruang CT Scan untuk memeriksa bagian dalam kepalanya. Rupanya, pembengkakan di otaknya sudah mulai parah. Suhu tubuh Naruto sudah 42°C. Jika dibiarkan, Naruto bisa mati.
Haruka duduk di kursi di samping tempat tidur Naruto. Naruto kini dipasangi selang oksigen untuk membantunya bernapas.
Jam kunjung ruang ICU sudah berakhir. Haruka mencium kening Naruto sebelum pergi meninggalkan ruang ICU.
Shinomiya Compound
"Bagaimana latihannya, Ayase?", tanya kepala klan aka Hiro Shinomiya. "Darui-sensei mengajariku jutsu baru. Tapi Darui-sensei memberi aku dan Yugito tugas". "Apa itu?". "Kami harus membantu bibi Haruka untuk merawat merak - merak di penangkaran sampai Naruto sembuh, tou-san".
Hiro sedikit heran dengan jawaban anaknya. Muncul sebuah pertanyaan: ada apa dengan Naruto? "Memangnya Naruto kenapa?", tanyanya. "Dia sakit, tou-san", jawab Ayase. "Di mana dia?". "Di rumah sakit, tou-san".
Kemudian Natsumi mendatangi ruangan tersebut. "Nee-chan, ajarin Natsumi jutsu baru, dong!", pinta Natsumi. "Oke, imouto". Kedua anak itu bergegas ke halaman belakang.
"Sebenarnya aku tidak habis pikir dengan Yondaime Hokage dari Konohagakure", ujar Hiro kesal. "Memangnya kenapa, Hiro-kun?", tanya istrinya aka Michiko Shinomiya. "Dia menelantarkan anaknya sendiri untuk anaknya yang lain. Jika aku mau, aku bisa menciptakan racun yang akan membunuhnya dalam 12 jam. Jadi tidak ada yang tahu kalau aku membunuhnya". "Kau ingin membunuhnya, Hiro-kun?". Michiko mulai bergidik ngeri. "Ya". Hiro mulai menenangkan diri. "Untuk segala sesuatu yang ia lakukan kepada Naruto". "Sejak kapan kau mulai peduli dengannya?". "Sudah lama. Mendengar ceritanya saja aku ingin membunuh keluarga Yondaime Hokage atas segala sesuatu yang mereka lakukan pada Naruto". Hiro menarik napas panjang. "Besok kita jenguk Naruto di rumah sakit". "Naruto, kau itu seperti seorang anak bagi kami", batin Michiko.
Keesokan harinya, Ayase mengantar adiknya ke Akademi Ninja. Lalu, ia pergi ke Rumah Haruka bersama Yugito. "Rupanya kalian sudah datang". Haruka kemudian mengantar mereka ke halaman belakang. "Tugas kalian adalah memberi mereka makan 2 kali sehari, memandikan mereka setiap pagi, dan membersihkan kandang mereka setiap hari. Jika ada yang bertelur,masukkan telurnya ke inkubator. Kalian mengerti?". "Mengerti, bibi", jawab kedua gadis itu bersamaan.
Kemudian...
"Meraknya banyak sekali", kata Yugito. Mereka menebar makanan burung di tanah. Merak - merak tersebut langsung mengerubunginya.
Lalu, ada merak yang mengembangkan ekornya. "Yang itu cantik sekali!". "Jangan terkecoh, ya. Yang itu adalah merak jantan", kata Haruka. "Yang biasa saja itu yang betina".
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kumogakure Hospital
Hiro duduk di samping ranjang Naruto. Alangkah sedih hatinya melihat Naruto yang tergolek lemah di rumah sakit. "Naru? Kau bisa mendengar paman, nak?". Tetapi tidak ada jawaban.
Beberapa jam kemudian... "Enggggg...". Naruto membuka matanya. "Naruto?". Hiro mengusap kepalanya. "P-Pa... man H-Hi... ro?", tanya Naruto lemah. "Syukurlah kau sudah sadar".
Seorang dokter datang untuk memeriksa Naruto. "Suhu tubuhnya sudah mulai turun. Pasien akan dipindahkan ke Kamar VIP di lantai 3".
