Part 24

899 153 20
                                    

Dan pada Akhirnya.

Esok haripun tiba. Shabila dan teman-teman lainnya tengah berkemas. Beriap-siap untuk pulang.

(B): Gimana Shabila, udah rapih semua?
(S): eh Bara, iya. Udah, Alhamdulillah dikit lagi sih ini.
(B): Seneng dong pulang?
(S): Haha. Yaaa gimana ya? Senengnya ada, sedihnya juga ada.
(B): Haha. Iya yaa. Seneng karna mau ketemu sama keluarga, sedih karena ninggalin warga disini ya.
(S): Nah iya, betul.
(B): Yaa, semoga mereka yang ada disini selalu diberikan kesehatan dan ketabahan..
(S): Aamiin.
(B): Aamiin.. Oh iya, nanti tolong koordinir jumlah relawan dari kita ya, jangan sampe ada yang ketinggalan. Absensi di kamu kan?
(S): Oh, iya. Ada, ada disaya.
(B): Sipp.

Bara berlalu meninggalkan Shabila. Shabila masih berkemas, dan merapihkan beberapa peralatan yang dipakai disana.

Hp Shabila berdering.
Panggilan dari salah satu perawat kenalannya yang menjadi relawan juga.

(X): Halo, dengan Shabila?
(S): Iya halo. Betul, Ini Shabila.
(X): Oh Shabila, ini mba perawat di posko 1. Skarang mba udah balik ke RS Pelita.
(S): Oh, iya mba. Kenapa mba?
(X): Ini, mba mau ngasih kabar. Disini ada pasien yang ciri-cirinya sama dengan yang kamu cari. Dan DNA nya juga sama.
(S): Hah, serius mba?
(X): Iya. Cumaaa, untuk meyakinkan benar atau enggaknya kamu kesini aja. Mungkin kamu bisa lebih yakin lagi setelah melihat orangnya.
(S): oh gitu, oke mba. sebenernya temen saya yang nyari mba. Nanti saya kabarin temen saya yaa, biar kesana langsung.
(X): Ohh, mba kira kerabat kamu. Yaudah, suruh kesini yaa secepatnya.
(S): Iya mba. Makasih ya mba.
(X): Sama-sama.

Shabila langsung mengabari Mahesa tanpa pikir panjang.

(S): Halo, Mahesa. Assalamu'alaikum.
(M): Iya, Wa'alaikumussalam. Kenapa Shabila?
(S): Hmmm, ini.. Tadi saya di telpon sama salah satu perawat di RS Pelita. Katanya ada pasien yang ciri-cirinya mirip sama Diki.
(M): Hah, seriusan?
(S): Iya. Coba kamu pastiin dulu kesana ya.
(M): Iya, iya. Thanks ya..

Tanpa berbasa-basi, Mahesa menutup telpon Shabila dan bergegas menuju RS. Dengan wajah tak karuan Mahesa pergi ke RS menumpang mobil bantuan.

Shabila merasa lega, di akhir-akhir kepulangannya dia bisa memberikan sedikit bantuan informasi pada Mahesa.

Bara kembali menghampiri Shabila.

(B): Udah beres semua Bil?
(S): Oh, iya. Udah-udah.
(B): Langsung masuk mobil aja ya setelah absen. Jadi yang udah hadir, langsung masuk bis.
(S): Ohh, oke.

Shabila memberikan arahan kepada relawan kampusnya yang lain. Ia mengabsen satu persatu temannya.
Sampai akhirnya selesai.

(B): Alhamdulillah, lengkap.
(S): Alhamdulillah...

Bara melihat ekpresi Shabila lebih senang sekarang.

(B): haha. Sekarang seseneng itu, udah mau pulang? Tadi kayanya keliatan masih ada yang di bimbangin? Skarang udah enggak toh?
(S): ahaha. Iya sih, tadi saya masih bimbang. Karna saya ada janji sama orang, buat bantu cari kerabatnya. awalnya saya gak enak, karena gak bisa bantu sampe ketemu. Tapi tadi Alhamdulillah, ada kabar tentang keberadaan orang yang di cari itu. Jadi sedikit plong hati. Hehe.
(B): Oooh, Alhamdulillah. Trus gimana, baik-baik aja orangnya?

Shabila mulai sadar, ia tidak menanyakan kondisi pasien bagaimana. Sangking senangnya ia langsung mengabari Mahesa tanpa tau kondisi pasiennya bagaimana.

Never Leave YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang