Part 37

880 133 18
                                    

"Makan Bareng"

-------------

Selang beberapa hari,  Mahesa dan Shabila akhirnya memutuskan untuk makan bareng. Sesuai dengan janji Shabila untuk mentraktir Mahesa makan sebagai ungkapan terima kasihnya karena sudah mengantarnya pulang.

Shabila sedang duduk di salah satu kursi taman kampus. Ia menunggu Mahesa. Tak lama,  Mahesa pun datang.

"Assalamu'alaikum..!!"
Dengan wajah cerah sumringah,  Mahesa mengucap salam.

"Ehhh Sa,  Wa'alaikumussalam.."
Jawab Shabila sbil tersenyum ramah.

Sepertinya hubungan pertemanan mereka semakin baik. Baik Mahesa ataupun Shabila sama-sama saling menghargai,  dan menerima karakter masing-masing. Shabila mulai terbiasa dengan tingkah slengean Mahesa,  dan Mahesapun mencoba sebaik mungkin memyesuaikan sikap dihadapan Shabila.

(S) : Udah selesai kuliahnya?
(M) : Udaah,  baru selesai. Sorry,  nunggu lama ya?
(S) : sipp, gak apa-apa. Lagian juga gak mubadzir ko. Saya jadi bisa baca buku sambil nunggu kamu.
(M) : Wah,  bagus deh kalo gitu.
(S) : Yaa, haha. Yaudah,  mau makan dimana?
(M) : Oh,  saya yang nentuin?
(S) : Iyaa,  kamu yang nentuin.
(M) : kamu biasanya makan dimana?  Restoran? Atau..
(S) : Restoran boleh,  atau dimana aja juga boleh. Terserah kamu.
(M) : Kalau warung-warung pinggir jalan gitu, berani?
(S) : asal jangan di tengah jalan aja. Haha.
(M) : Hah?  Haha. Ya enggaklah. Itu mah bosen idup namanya.
(S) : Hahaha.

Shabila tertawa lepas,  sejenak Mahesa memperhatikan tawa Shabila yang mempesona.

(M) : Jadi, gimana?
(S) : Yaudah, ayo.
(M) : Oke, berarti mau?
(S) : Mau dong. Justru lebih hemat kan saya jadinya. Haha. Yuk, dimana?
(M) : oke.  Saya ada langganan, gak langganan juga sih. Cuma sering mampir kesana kalau saya lagi ke daerah sana. Warungnya sederhana,  ya kamu taulah pinggir jalan gitu. Tapi tenang aja,  warungnya bersih ko. Jadi Amaaan,  makanannya juga enak.
(S) : oke,  berangkat.
(M) : Oke, naik mobil saya atau mobil kamu?
(S) : mmm kita bawa mobil masing-masing aja gimana? Soalnya nanti saya langsung ke tempat les.
(M) : Oh gitu,  yaudah naik mobil kamu aja.
(S) : Loh? tapi nanti saya gak bisa anter kamu balik ke kampus lagi.
(M) : Gak apa-apa. Saya banyak temen disana. Nanti mau main ke tempat mereka dulu.  Jadi kemungkinan saya pulangnya juga santai.
(S) : Ooh,  serius gak apa-apa??
(M) : Seriuslah. Kamu pernah liat saya kenapa-kenapa emang??  Haha.

Mahesa sedikit memberi lelucon menyombong.

(S) : Pernah,  pernah banget malah.

Jawab Shabila menanggapi serius namun ditambahi senyum, seolah ingin mematahkan kesombongan Mahesa yang disengaja itu.

(M) : Hah?  Pernah?  Kapan?

Mahesa sedikit bingung,  dan lupa bahwa ia memang pernah terlihat lemah dan ambruk dihadapan Shabila saat kehilangan Diki.

(S) : haha. Udahlah,  gak usah dibahas.  Yang ada nanti kita gak jalan jalan ini.
(M) : Owwh,  okey.

Jawab Mahesa sambil menggaruk kepalanya dan berjalan bersama Shabila menuju mobil Shabila.

(S) : Kamu yang nyetir?
(M) : Iya,  saya aja.
(S) : Oke.

Merekapun berangkat ke tempat yang di rekomendasikan Mahesa.
Agak sedikit jauh memang,  hampir ke arah tangrang.

Never Leave YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang