Part 50

907 138 23
                                    

"Pengingat Hati"

--------------------------

Sepulang mengantar kepergian Zaky kembali ke Jepang, dengan mobilnya Mahesa melaju pulang.

Karena jarak dari Bandara ke rumah kostannya cukup jauh dan sudah terdengar adzan maghrib,  akhirnya Mahesa berhenti disalah satu masjid yang searah jalan pulangnya.
Mahesa mengambil peci kain yang bundar (ciri khas peci pak Haji) dari dalam tasnya dan dibawanya kedalam masjid.
Sesekali wajah Shabila terbayang saat mengambil wudhu, lalu ia tersenyum.
Seusai wudhu ia masuk kedalam masjid dan memakai pecinya. Lalu dipersilahkannya ia menjadi imam dari beberapa orang yang tertinggal sholat berjamaah diawal waktu. ya karena masjid ini berada dipinggir jalan, jadi beberapa orang akan mampir dan sholat disana. Sehingga beberapa kali akan terlaksana Sholat berjamaah beberapa kloter,  tentunya orang yang berbeda.

"Allahu akbar.. "

Suara Mahesa bergema saat mengucap takbir mengawali sholat.

Seusai sholat, Mahesa duduk sejenak. Ia melihat kesetiap sudut masjid. Disalah satu sisi,  Mahesa melihat sekumpulan orang tengah duduk melingkar seperti sedang ada kajian.
Mahesa inisiatif menghampiri dan mencoba bergabung dengan sekumpulan orang tersebut.

"Assalamu'alaikum.. "
Ujar Mahesa sedikit pelan,  karena menghormati pengisi materi kajian tersebut.

"Kajian ya pak...?"
Tanya Mahesa pelan pada seorang Bapak disampingnya.

"OH Iya mas, sini gabung. masnya udah nikah? "
Ujar sang bapak, langsung balik bertanya.

"hah?"
Mahesa terkejut mendengar pertanyaan si Bapak.

"loh,  kenapa mas? "
Tanya si Bapak lagi.

"Oh maaf pak kaget saya bapak tanya begitu, hehe. belum pak, Hehe.
Jawab Mahesa tersipu malu.

"Ooh belum. Ini pembahasannya tentang pernikahan mas. Tapi bagus juga untuk masnya yaa,  supaya bisa menyiapkan pernikahannya nanti, dan udah tau juga ilmunya. Hehe."
Ujar sang bapak lagi.

"Ohh gitu yaa pak,  hehe. Siap pak, InsyaAllah. Yaudah kalau gitu kita simak lagi ya pak ya.."
Ujar Mahesa santun.

Mahesa mendengarkan isi dari kajian tersebut dengan seksama. Ia mencermati dan mencoba untuk menanamkan dalam dirinya,  agar kelak bisa menjadi pemimpin keluarga yang baik untuk istri dan anak-anaknya.

Sesekali sang ustadz yang menjadi pengisi materi  memperhatikan Mahesa yang memang terlihat begitu serius mencermati. Sampai-sampai ia tak sadar bahwa beberapa kali diperhatikan sang ustadz.

Kajian selesai saat mendekati adzan Isya berkumandang,  kajian ditutup dan semuanya kembali bersiap untuk melaksanakan sholat Isya berjamaah.

Setelah sholat, Mahesa duduk dipelataran masjid sambil memakai sepatunya.  Tiba-tiba seseorang menghampiri dan memberi salam.

"Assalamu'alaikum.. "
Ujar orang tersebut.

"Wa'alaikumussalam... Eeeeh,  ustadz.."
Ujar Mahesa terkejut bahwa yang menyapanya adalah ustadz tadi.

Never Leave YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang