Part 22

1.1K 144 16
                                    

Siapa yang dicari?

Hari berganti, Shabila sudah lebih siap menghadapi hari ini. Sambil mengikat tali sepatunya, Shabila terus menguatkan hatinya agar lebih tegar dan sanggup menghadapi anak-anak dengan ceria.
Sebelumnya Shabila mengujungi tenda-tenda di posko, menyapa dan mengajak ngobrol para korban. Memberikan senyum dan tawanya, serta perhatian yang tulus.
Shabila dan kawan-kawan kembali mengajar dan bermain bersama anak-anak korban.

Kali ini Shabila lebih tak terbebani, motivasinya saat ini adalah melihat keceriaan anak-anak. Meski dalam masa sulit mereka sekalipun.

Mahesa mengunjungi lagi posko utama, tempat Shabila juga berada. Ia mencari tau update data korban yang sudah di temukan.

Dengan perasaan takut, ia pun mengecek data korban meninggal. Namun tak ia temukan juga nama Diki. Mahesa berada di posisi bimbang, wajahnya menunjukan raut kekhawatiran yang amat besar.
Setelah tak menemukan nama yang ia cari, akhirnya ia memilih untuk pergi ke posko belajar, tempat dimana Shabila bertugas.

"Permisi, Shabila dan teman-teman relawan boleh saya izin bermain dengan anak-anak?"
Ujar Mahesa.

Mahesa meminta izin untuk menyapa dan bermain dengan anak-anak.
Setelah dipersilahkan, Mahesa langsung menyapa anak-anak.

"Assalamu'alaikum.."
Ucap Mahesa di depan anak-anak korban gempa.

Sambil tersenyum lebar, Mahesa menyapa anak-anak dengan ramah dan menyenangkan.
"Halo adik-adik, perkenalkan nama kakak Mahesa. Kakak disini mau kenalan dong sama adik-adik yang super ganteng, super cantik, super pinter, trus super apalagi ya???.. superman...!!!
Ujar Mahesa.

"Hahaha.. Hahaha."
Tawa anak-anak.

"Haha, bukan superman ya. Hehe. Superman mah di film aja. Haha."
Mahesa mencoba melawak.

Shabila dan yang lain memperhatikan Mahesa yang mudah mengambil hati anak-anak meski baru berkenalan.

Mahesa dan teman-teman lainnya sukses membuat anak-anak nyaman dan ceria hari itu. Setelah belajar dan bermain, anak-anak kembali ke tenda untuk makan.

Mahesa tengah merapihkan buku-buku hasil sumbangan dari berbagai daerah. Ditaruhnya buku itu, di rak-rak buku buatan yang ada disana.

Shabila menghampiri Mahesa.

(S): Mahesa,
(M): Eh Shabila, kenapa Shabila?
(S): Saya bantu ya.
(M): oh, dengan senang hati. Silahkan. Hehe.

Mahesa tersenyum. Menatap Shabila beberapa saat.

(S): Oh iya, kamu bilang waktu itu lagi nyari orang. Maaf kalau boleh saya tau, kamu lagi nyari siapa?
(M): iya. Betul. Saya lagi mencari kerabat.
(S): Teman?
(M):Iya, tapi udah seperti adik saya sendiri.

Mahesa tersenyum lagi, berusaha menyembunyikan kesedihannya.

(S): ooh.. Trus gimana? Udah ada perkembangan?
(M): belum. Tadi saya ke posko informasi untuk cek data, tapi belum ada berita tentang dia dan keluarganya.
(S): emm. Sabar ya Sa.

Shabila berempati, dan mengangguk prihatin. Mahesa tersenyum kepada Shabila.

(S): kalau boleh lagi nih, saya mau tau ciri-ciri dan namanya. Saya kan fokus di posko ini, jadi kalau ada data terbaru nanti bisa saya langsung check. Nanti saya informasikan sama kamu. Atau nanti saya juga tanya ke posko lainnya, tempat teman-teman saya bertugas juga.

Never Leave YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang