Part 23

1K 150 21
                                    

Apakah dia??

Setelah dari posko desa sebelah. Mahesa kembali ke tempatnya. Mahesa membantu evakuasi lagi. Mahesa juga ikut gotong royong membereskan puing-puing rumah yang ambruk akibat gempa.

Sampai tak terasa hari mulai petang, ia duduk sendiri. Pandangannya luas, mengelilingi setiap sudut yang dapat ia lihat. Sesekali ia menghela nafas, seolah ia nahas melihat keadaan desa yang dulu rukun dan damai, kini porak poranda dan hampir rata dengan tanah.

Disela-sela istirahat Mahesa, Hp Mahesa berdering.
Mahesa mengangkatnya.

"Halo mba, Assalamu'alaikum."
Ujar Mahesa menjawab telpon.

"Wa'alaikumussalam Sa.."
Jawab kakak Mahesa.

Yang menelpon Mahesa adalah kakaknya bernama Alisa, Mahesa biasa memanggilnya Mba caca. Mahesa dan sang kakak cukup dekat, ia lebih terbuka dengan sang kakak dibandingkan dengan orang tuanya. Namun karena kesibukan sang kakak sebagai seorang dokter, Mahesa jadi sedikit sulit menghubungi kakaknya.

(A): halo Sa, alergi kamu kambuh?
Pertanyaan pertama dari kakak Mahesa adalah tentang alergi Mahesa.
(M): Sedikit mba..
(A): loh gimana? Kamu gak bawa mantel atau jaket yang tebel emang sa?
(M): enggak mba. Soalnya aku kira gak sedingin ini disini. Ternyata dingin banget.

Mahesa meminta Alisa untuk mengirimkan obat alergi untuknya. Mahesa memiliki alergi terhadap dingin, sebenarnya ia bisa bertahan beberapa waktu. Namun, ia juga memerlukan obatnya agar bisa bertahan lebih lama.

(A): Ya harusnya kamu tetep bawa obatnya, atau minimal kamu bawa mantel toh sa.
(M): Iya mba, Mahesa lupa kemarin.
(A): kamu tuh ya, lupa mulu kalau buat keperluan pribadi. Tapi, kamu masih bisa nahan dinginnya kan sa sekarang?!
Ujar Alisa khawatir.
(M): Masih kok mba, masih. Soalnya kan adek mba ini kuat. Hehe. Lagian Mahesa juga berusaha ngangetin badan, dan udah minta obat alergi juga sih ke RS terdekat.
(A): Obat alergi apa sa? Kan beda. Yaudah nanti mba paketin ya obatnya. Sekalian nanti mba paketin mantel juga. Maaf, mba baru pulang dari RS. Jadi baru check hp, ini juga tadi Cahyo yang kasih tau.
(M): Iya, gak apa-apa mba. Makasih ya mba.
(A): Kamu hati-hati disana, jaga kesehatan. Makan teratur, dan sholat juga jangan kelewat ya.
(M): Iya mba cacaaaaa yang cantik. Hehe.
(A): kamu lagi apa sekarang? Udah makan?
(M): lagi istirahat ini. Belum, belum makan. Belum laper juga soalnya.
(A): Makan Sa, jangan sampe penyakitan kamu ya!
(M): Haha. Mba caca, mba caca, enak banget ngomong penyakitannya. Hehe.
(A): yeuh malah ketawa. Itu pesan yang sangat tegas buat kamu Sa! Jangan sampe pulang-pulang penyakitan...
(M): Iya mbaaa.. Hehe.
(A): haha. kapan pulang kamu? Udah ketemu sama Diki?
(M): belum mba, belum ketemu. Aku pulang kalau nanti udah ketemu Diki mba.
(A): Ya ampun belum ketemu toh, yaudah semoga cepet ketemu ya Dikinya. Dan diketemukan dalam keadaan baik-baik aja. Aamiin.
(M): Aamiin.. Makasih mba doanya.
(A): iya sama-sama. Yaudah mba mau mandi dulu ya Sa, soalnya mba mau nganter mama ke toko perabotan, katanya kasurnya mau ganti si mama. Nanti sekalian mba mampir ke kantor pengiriman deh ya.
(M): Oh, iya mba. Salam buat mama. Makasih ya mba.
(A): Iya, Daaah Sa. Miss you Sa. Kalau pulang, temuin mba ya. Atau kamu di rumah aja dulu nanti kalau pulang.
(M): Iya mba, miss you too. Iya nanti Mahesa ke rumah.. Oh iya, mba. Tunggu, tunggu..
(A): hmm, apa?
(M): jangan bilang-bilang mama kalau alergiku kambuh disini ya. Takutnya mama khawatir.
(A): Iyaa, mba gak bilang mama.
(M): Oke. Makasih yaa mba ku yang paling the best.. Bye..

Mahesa menutup telponnya.

-----------------

Never Leave YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang