Part 51

959 145 21
                                    

"Pulang"

Hari demi hari, bulan demi berlalu.
(Singkat Cerita)

----------

Seorang pria tengah berdiri disalah didekat bagian arrival di Bandara,  tempat penjemputan kedatangan dari luar Negeri. Pria berjaket bahan Jeans  dengan kancing terbukan menunjukan kaos putih polosnya dan dilengkapi celana Jeans, membuat penampilannya begitu casual namun menarik jika diperhatikan.
Sesekali ia menengok ke arah keluarnya penumpang sambil melihat jam tangannya. Berharap seseorang yang tengah ditunggu-tunggu cepat muncul. Jantungnya berdegup kencang, ia bimbang, grogi,  sekaligus senang menantikan kepulangan Shabila setelah 6 bulan tak berjumpa.

(Drrrttt...  Drttt...)
Hp Mahesa bergetar.
Panggilan masuk dari Papa Shabila. Mahesa segera menjawab panggilan tersebut.

(M) : Halo,  Assalamu'alaikum om..
(PS) : Wa'alaikumussalam.. Gimana Sa?  Udah dateng.
(M) : Belum om, tapi harusnya bentar lagi om. Kan pesawatnya landing jam 14.45 kan om?

Mahesa melirik lagi ke bagian kedatangan.

(M) : Oh kayanya ini deh Om,  udah ada yang keluar nih om.
(PS) : Oh gitu, Alhamdulillah. ya udah nanti jangan lupa sesuai rencana.
(M) : Iya Om, Siap. Mahesa tutup dulu ya om. Assalamu'alaikum.
(PS) : Wa'alaikumussalam..

Mahesa segera mendekati para penumpang yang baru saja keluar dari terminal kedatangan luar Negeri.

Sampai beberapa saat Mahesa menunggu. Semakin sepi dan tak ada penumpang yang keluar lagi. Tak ia lihat Shabila muncul. Mahesa sedikit kahwatir dan Jantungnya mulai berdegup lebih kencang.

Ia mencoba menelpon nomor Shabila. Tapi ia lupa,  nomornya sudah tak aktif lagi karena itu nomor luar Negeri. Sesekali Mahesa melihat lagi kearah kedatangan, ia melihat petugas dan bertanya.

"Pak, gak ada lagi penumpang yang keluar??"
Ujarnya dengan sedikit panik.

"Iya sudah tidak ada lagi pak,  penumpang sudah keluar dari pesawat."
Ujar petugas Bandara.

"Ini penerbangan dari Amerika Serikat kan pak? "
Ujar Mahesa lagi.

"Iya betul pak."
Jawab petugas.

Mahesa mengela napas panjang pikirannya kacau. Namun ia tak bisa berpikir mengenai apapun saat itu.

Mahesa berbalik dan berjalan ke arah luar dengan kedua tangan mengusap wajahnya ungkapan kebingungannya.

Ketika ia berbalik,  seseorang melambai kearahnya dengan senyum manis.

Ya benar. Itu adalah Shabila,  dengan rambut panjang terurai dan memakai jaket parka berwarna krem dan  sneakers andalannya membuat penampilannya begitu menarik dan cantik tentunya.

"Hah??"
Ujar Mahesa heran, sambil mengangkat kedua tangannya seolah berkata "kok bisa disitu?" pada Shabila dari jauh.

Shabila hanya membalas dengan senyum manisnya dan sedikit meledek Mahesa dengan mengedipkan matanya.
Termyata Shabila saat keluar langsung melihat Mahesa tengan berbicara di telpon,  dan ia langsung lari bersembunyi.

Never Leave YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang