Part 42

1K 136 21
                                    

"Penjelasan"

-------

Mahesa dan Shabila masih berada di atap gedung. Meski cerah,  namun terasa segar karena hembusan angin yang cukup kencang tak membuat terik matahari terasa menyengat.

Obrolan Mahesa dan Shabila yang terpotong,  masih mereka lanjutkan.

"So,  mau tanya apa? "
Ujar Shabila.

"Saya mau tanya... "
Ujar Mahesa sedikit ragu,  dan terlihat berpikir.

Melihat Mahesa bimbang,  Shabila mulai menggoda.

"Oke,  waktu bertanya anda tinggal 3 detik..  3, 2, 1.. Cancel.  Haha."
Ujar Shabila ditutup dengan tawa.

"Eehh,  eeh, ehh.  Yaa gaklah. Masih berlaku.. Tunggu."
Ujar Mahesa pada Shabila.

"Haha. Iya, iya. Lagian mau nanya aja ragu-ragu. Apalagi kalau disuruh jawab?  Haha.
Ujar Shabila.

"Ssstttttt...  Udah?  Udah ledekinnya? Udah ketawanya?"
Ujar Mahesa dengan raut wajah  datar.

"Haha. Oke sorry,  sorry. Yaudah,  jadi mau nanya apa Sa?? Haha. "
Shabila menanggapi serius,  dan mencoba mengakhiri tawanya.

"Dengerin baik-baik ya, kalau kurang jelas nanti tanya. Kalau udah jelas silahkan jawab soal dengan jawaban yang benar. Jadi harus teliti. Ini ujian."
Ujar Mahesa.

"Loohh??  Haha. Kaaann,  sendirinya juga receh parah sih.. Haha."
Shabila tertawa lagi, kali ini Mahesa juga tertawa.

"Oke,  oke. Sekarang serius. Hehe. Jawab jujur yaaa."
Ujar Mahesa.

"Iyaaa.. "
Jawab Shabila.

(M) : Jadi gini, beberapa hari yang lalu.  Yaaa sekitar 2 atau 3 hari yang lalu.
(S) : He'em.

Shabil mendengarkan Mahesa dengan seksama.

(M) : Saya ngeliat kamu dijemput sama laki-laki.
(S) : Laki-laki?
(M) : Iyaa. Ya keliatannya seumuran sih sama kita. And I don't know who is he. But,  baru pertama kali saya ngeliat kamu berani sorry "gandeng" dan "peluk" laki-laki di tempat umum.
(S) : It's okey. So?? What's question?

Shabila tersenyum,  seolah ia mulai mengerti arah pembicaraan Mahesa.

(M): Mmmm.. Is he someone special for you?

Shabila tersenyum, dan sedikit tertawa renyah ketika Mahesa bertanya seperti itu.

(M) : Haha. Maaf,  bukannya saya mau ganggu privasi kamu. Tapi saya penasaran. Hehe.

Ujar Mahesa lagi, ia sedikit grogi.

(S) : haha. Yes. He's special man for me. Setelah Papa.

Ujar Shabila,  dan senyumnya tak surut dari bibir mungilnya.

(M) : Waw! Hehe. Oke. Makasih udah ju..
(S) : Dia abang saya. Kakak laki-laki saya.  Abang Satu-satunya dan paling berharga. Makanya dia spesial. Hehe.

Never Leave YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang