1: Pesta Ulang Tahun Gerald

8.8K 703 113
                                    

Satu minggu berlalu setelah kepergian Tomi, Wika diajak oleh orang tuanya untuk menghadiri acara ulang tahun Gerald yang ke-21. Setelah sekian lama, akhirnya dia berkesempatan untuk bertemu sosok yang telah menghancurkan kisah cintanya.

Berdiri di keramaian orang, Wika tak habis pikir bahwa pesta ini akan sangat mewah. Sebenarnya, orang seperti apa Gerald? Sungguh membuatnya amat penasaran.

Wika menoleh saat Bundanya memanggil. Wanita itu mengisyaratkan untuk duduk di salah satu kursi. Dia turuti saja, daripada harus mendapatkan cubitan di tengah pesta sebesar ini.

Mengambil tempat di tengah ruangan, bisa Wika lihat, ayah dan bundanya sedang berbincang dengan beberapa orang.

Wika mengenal salah satu dari mereka. Edgar, pria itu menggendong anak kecil perempuan sambil berbincang dengan ayahnya. Entah apa yang mereka perbincangkan. Jelas, Wika tak bisa mendengar pada jarak agak jauh seperti ini.

Sang bunda tersenyum ke arahnya. Sebuah isyarat, jantung Wika berdegup kencang. Harusnya, dia menolak untuk datang ke sini. Sangat tidak baik, mengingat bahwa Wika telah kalah karena kehilangan Tomi.

Wika mengedarkan pandangan ke sekitar. Dia duduk sendiri di meja ini, ayah dan bundanya masih berdiri di sana, bergantian mengobrol dengan beberapa orang.

Pembawa acara menaiki panggung. Inilah saat yang dinantikan oleh para undangan. Acara tiup lilin dimulai.

Bisa dilihat, Edgar berdiri meninggalkan obrolan, sambil tetap menggendong sang putri. Pria itu bergabung di atas panggung bersama keluarga besar. Dari sini saja Wika sudah tahu mana Gerald, lelaki yang meniup lilin berbentuk angka 21. Sungguh kekanakan.

Menurutnya, tidak ada salah membuat pesta sebesar ini. Namun, lebih baik hanya dihadiri oleh keluarga saja. Melihat situasi memang Gerald bukanlah dari sembarang keluarga. Terbukti dengan dekorasi untuk pesta ini saja, sudah pasti menghabiskan banyak biaya.

Rasa bosan menghampiri saat satu per satu anggota keluarga Gerald mengucapkan selamat ulang tahun pada lelaki itu. Bahkan balita saja mereka berikan mic dan dipaksa mengucapkan kata yang pasti tidak akan bisa keluar dari mulut kedua mungil itu.

Hah, Wika tidak bisa membayangkan bagaimana orang tuanya berencana untuk mempersatukan keluarga mereka. Berkeluarga dengan orang-orang aneh?

Sebuah layar turun memperlihatkan wajah dari seseorang anak lelaki yang dia tebak usianya sekitar sembilan belas tahun. Ya, yang Wika ketahui, Gerald memiliki seorang adik.

Sungguh pesta berlebihan. Entah apa yang ada di dalam kepala mereka mempertontonkan keharmonisan keluarga. Terlihat jelas dari wajah para undangan—yang terpaksa menikmati jalannya acara ini.

“Baiklah, kita ke inti acara ini," ucap pembawa acara dengan pengeras suara.

Mendengar itu, Wika ingin sekali melempar pembawa acara tersebut, mengapa lelaki itu tidak mengatakan akhir acara saja?

“Acara yang telah kita tunggu-tunggu, pemasangan cincin tunangan antara Gerald Izzatul Arkana, dengan kekasihnya Erwika Nandani Wirana.”

Mata Wika hampir saja keluar dari tempat karena mendengar namanya disebut. Segera dia mengalihkan pandangan ke arah orang tuanya. Tepat sekali, sang ayah berjalan menghampirinya. Jelas, dia melayangkan tatapan protes.

“Ayo, Nak,” bujuk ayah padanya.

Dia mendengkus. “Nggak."

“Jangan gitu, ini banyak orang.” Ayah masih membujuk.

“Ya, makanya jangan asal mutusin gitu dong, Yah.”

“Wika.” Suara ayah melembut. “Ini demi kebaikan kamu, setelah ini kamu minta apa saja Ayah belikan,” bisik pria itu di telinganya.

Tunanganku bukan Cintaku (TAMAT) ✓ #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang