Jangan lupa klik bintang dan komen, ya ... ups! Follow akun saya juga, agar bisa dengan mudah mendapatkan update-an terbaru.
_______
Sinar mentari terasa menusuk kulit saat Wika keluar dari gedung fakultas. Kesehatannya sedikit terganggu sejak tadi malam, tetapi dia putuskan untuk tetap mengikuti jadwal kuliah.
Wika merasakan ada yang beda dari tubuhnya. Sepertinya, untuk lebih lama lagi berada di kampus, dia tidak bisa. Memutuskan pulang ke rumah adalah pilihan tepat.
Meskipun langkah itu sedikit terburu-buru, tetapi dia tetap sadar kehadirannya mengundang bisik-bisik dari orang-orang di sekitar.
“Wika!” panggil seseorang sambil tersenyum geli. Itu Sarah—teman sekelasnya. Perempuan itu memberikan kode untuk melihat ke arah tempat parkir.
Kini dia tahu jawabannya. Gerald dan Keanu. Bukan, hanya Gerald saja. Keanu tidak berperan penting di saat seperti ini.
Pantas saja ada bisik-bisik orang di sekitarnya. Mereka mendapatkan bahan gibah baru.
“Ciyeee, dijemput sama tunangannya ...,” goda Sarah yang hanya dihadiahinya punggung karena tak ingin berlama-lama. Wika menghampiri kedua lelaki itu.
“Ngapain, sih?”
Bukannya menjawab, Gerald malah mendorong punggung Keanu untuk mendekat padanya.
Mendengkus, kemudian berucap. “Maaf.”
“Oh,” balas Wika se-datar mungkin.
Bukannya apa, dia sama sekali tak ada minat sedikit pun untuk berlama-lama melihat wajah dua orang ini.
Keanu membuang pandangan, tak ingin melihat Wika. “Sombong banget, sih,” gerutunya dengan tangan menyilang di depan dada, “dengar, ya, Mbak Wika yang terhormat. Gue nggak sudi minta maaf ke lo kalau bukan disuruh sama Gerald.” Kasar sekali.
Sekarang Wika tahu apa dasar dari semua ini. Uang Gerald, apa pun bisa didapatkan dari lembaran berarti itu, bahkan ketulusan dalam persahabatan sekalipun bisa.
“Duit Gerald punya efek juga, ya, ke lo.” Wika menyindir, membuat mata Keanu hampir keluar dari sarangnya.
“Jangan asal bicara, Bego!” bentak Keanu.
Benar-benar kurang sopan, perempuan mana yang mau dengan lelaki seperti ini? Contohi saja Gerald, manusia bermuka datar dan tidak banyak bicara, tetapi masih saja belum menemukan satu pun sosok untuk bisa mengakhiri kesendiriannya. Bagaimana dengan Keanu? Wika pastikan lelaki itu akan jomlo seumur hidup, jika tidak mengubah sikap.
“Kei,” tegur Gerald, lalu menengahi mereka. “Maaf, ya,” ucapnya pada Wika.
Efek dari pertemuan ini membuat tubuh Wika semakin lemas. Mungkin saja ini terjadi karena melihat lagi wajah dua kutu tersebut.
“Asal lo tahu, ya. Gue dan Gerald udah temenan sejak SD.” Keanu membantah tuduhan Wika tadi, yang malah dia hadiahi wajah malas menanggapi.
Wika melangkah meninggalkan dua lelaki itu. Tangannya dicegat oleh seseorang. Jika mengingat lagi, hal ini pernah terjadi. Tak perlu berbalik untuk mengetahui siapa pelakunya.
Jelas saja Gerald. Bahkan yang akan dia katakan sudah bisa diprediksi. Kemarin, saat di pintu rumah lelaki itu, Gerald hanya mengucapkan terima kasih untuk kue yang dibawakan Wika. Sungguh ironis. Kali ini mungkin juga hal serupa terjadi.
“Tangan lo panas gini,” ucap Gerald sedikit bergumam.
Segera Wika tarik tangannya dari genggaman Gerald. “Nggak usah sok baik, deh.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunanganku bukan Cintaku (TAMAT) ✓ #3
RomanceSpin-off: Pressure (Gerald Izzatul Arkana) -- Kehilangan seorang kekasih tanpa ucapan selamat tinggal adalah sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan. Tanpa sengaja, Wika membuat Tomi terluka karena perjodohan yang diputuskan oleh orang tua. Ketika...