Kuliah hari pertama sebelum memasuki minggu ujian akhir semester, Sarah dan Maudi mengajak Wika untuk melepas penat di kafe terlebih dahulu.
Kini Wika bisa beraktivitas seperti biasa setelah sembuh dari sakit. Tujuannya saat ini hanyalah menanyakan kejadian tentang malam itu pada Sarah, mengingat mereka baru bertemu lagi.
"Lo bilang apa ke Gerald?" tanyanya ketus pada Sarah.
"Gue cuma bilang, lo serius banget dengerin cerita tentang dia." Sarah menjawab santai tanpa memikirkan dampak terburuk untuk Wika.
"Lo bener-bener, ya."
Wika sangat kesal hingga ingin mengetuk kepala Sarah. Untung saja Maudi mau menengahi. Si mulut mercon tertawa meledek.
Menanggapi Sarah akan membuat makanan pesanannya menjadi dingin. Permasalahan tidak mungkin bisa selesai, apalagi lawan Wika adalah teman sekelas yang mulut embernya sudah terkenal seantero kampus.
"Diah!" panggil Sarah pada seorang perempuan yang baru saja masuk kafe.
Perempuan itu tersenyum kemudian mendekat. Sarah menarik kursi yang ada di depan Maudi menyuruh Diah duduk.
"Kenalin, ini teman gue, namanya Diah," kata Sarah memperkenalkan, "dia sekelas sama Gerald dan Keanu."
Wika hampir saja tersedak saat menyeruput es jeruk. Nama Gerald kembali disebut, sudah pasti pembahasan selanjutnya akan mengenai lelaki itu. Dia harus berdoa dalam hati bahwa Diah tak tahu tentang pertunangannya dengan Gerald.
"Keanu mana, Di?" Sarah masih fokus pada Diah.
"Lagi bareng Gerald ke rumah sakit," jawab Diah.
"Gerald sakit?" Maudi mewakili pertanyaan Wika.
Seorang pelayan datang membawa makanan pesanan Diah sebelum perempuan itu menjawab pertanyaan Maudi.
"Nggak tahu juga," kata Diah.
Wika berusaha kembali fokus pada makanan, tetapi senyum geli Sarah mengundang pertanyaan di kepala. Apalagi yang akan dikatakan perempuan itu?
"Jangan-jangan Ge sakit karena virus dari lo." Sarah menuduhnya.
"Hm, ngelihat mukanya saja gue pengin muntah," bantah Wika yang pasti tidak akan bisa diterima Sarah.
"Siapa tahu, pas lo lagi sakit kalian ciuman," goda Sarah, berhasil membuat Wika teringat lagi akan hari itu.
"Apa, sih." Sangat tak mungkin Wika mengkui hal itu benar terjadi.
Lagi pula, dia sudah melupakan ciuman tersebut, meskipun diakuinya ada niat untuk melakukan lagi. Gerald membuat rindu Wika akan dosa terindah terbayar.
Sarah tertawa karena melihat wajah tak suka Wika, sedang Diah hanya tersenyum saja tanpa tahu bahwa Wika sudah menyimpan pukulan untuk si mulut mercon nanti.
"Di, lo sama pacar lo nggak ada niat apa, tunangan kayak Wika dan Gerald?" tanya Sarah yang Wika hadiahi tendangan pada kakinya, "aduh!" Wika pelototi perempuan itu agar bisa diam.
Meskipun Diah ada di kelas yang sama dengan Gerald dan Keanu, bukan berarti perempuan itu tahu tentang pertunangannya.
"Nggak kayaknya." Diah menjawab sambil tersenyum.
Ah, Sarah baru saja memberikan informasi hangat pada Diah. Terlihat dari senyum perempuan itu yang menandakan bahwa dia tak mengetahui tentang kabar ini.
Sarah terkekeh. "Asal jangan kayak Wika, tuh, suka malah bilang benci," sindirnya.
Wika ingin sekali merobek mulut Sarah karena sejak tadi telah menjadikannya bulan-bulanan. Apalagi, menyangkut pautkan dengan Gerald. Sungguh, Wika tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunanganku bukan Cintaku (TAMAT) ✓ #3
RomanceSpin-off: Pressure (Gerald Izzatul Arkana) -- Kehilangan seorang kekasih tanpa ucapan selamat tinggal adalah sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan. Tanpa sengaja, Wika membuat Tomi terluka karena perjodohan yang diputuskan oleh orang tua. Ketika...