🔸 Chapter 9 🔸

1.9K 199 16
                                    

"Mencintai seseorang yang mencintai orang lain? Selamat, kamu menyakiti hatimu sendiri."



Bacanya sambil dengerin lagu Kim Yeonji - Words My Heart (Ost I'm Not A Robot) yaaa yang ada diatas! 🙌
Kalo punya lagunya juga gapapa puter aja ok! 😉

HAPPY READING 💗



Author pov

Jisoo berlari sekuat tenaga, menahan rasa sakit hebat didadanya, kakinya berlari tanpa tujuan.

Jisoo pun berlari ke sebuah perbukitan kecil yang tak jauh dari tempat camping. Jisoo duduk diatas rerumputan, ia memeluk lututnya. Ia tidak bisa membendung air mata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya, dan air mata yang ia tahan mati-matian akhirnya keluar deras tanpa henti. Jisoo menangis sangat kejar, bahunya bergetar hebat, isakan keluar dari mulutnya tanpa henti. Hatinya teriris-iris, sakit.

Jisoo kembali mengingat ucapan Nancy yang menjatuhkan harga dirinya didepan Chanyeol, dan gambaran Chanyeol yang membawa Jennie digendongannya, Chanyeol yang mengelus rambut Jennie sayang, Chanyeol yang menggengam tangan Jennie erat seperti tidak ingin kehilangan Jennie. Semuanya kembali terlintas di otak Jisoo.

Jisoo memejamkan mata kuat-kuat, memegangi dadanya yang sangat sakit, air matanya pun tak terkendali.

"Kenapa ini harus terjadi sama gue?! Kenapa?! Gue cinta sama cowo yang juga cinta sama cewe lain, dan cewe itupun sahabat gue sendiri." Teriak Jisoo. Jisoo semakin terisak, hatinya semakin sakit, sangat.

"GUE BENCI! Ternyata selama ini lo suka sama sahabat gue sendiri Chan, terus apa maksud perlakuan lo ke gue kemaren-kemaren? Lo ngasih gue minuman soda tanpa lo sadari lo memberi perhatian kecil ke gue. Gue.. Gu-gue.. Hikss... GUE BENCI!!!" Jisoo menundukan wajahnya, menempelkan dahinya di kedua lututnya.

Ia semakin mempererat pelukan dilututnya, robekan di hatinya semakin besar membuatnya semakin menangis merasakan sakit itu.

Jin mendengar semua itu, ia menggertakan giginya. Ia benar-benar tak tega melihat gadis yang ia sayangi menangis sesenggukan seperti ini. Jin menghampiri Jisoo, lalu duduk disebelah Jisoo. Jisoo masih belum sadar keberadaan Jin, ia masih terisak dan memeluk lututnya erat.

"Jisoo..." Panggil Jin.

Jisoo mendongak, menatap Jin disebelahnya. Jisoo terlihat kacau, matanya sangat sembab.

"Ngapain lo ngikutin gue?" Tanya Jisoo dengan suara parau.

Jin menghembuskan napasnya, matanya terus menatap kedua manik mata Jisoo. Sebuah kehancuran yang Jin lihat disana.

Jin mengelus rambut Jisoo, "Jis, gue ga suka liat lo kaya gini. Lo ga pantes nangisin cowo kaya Chanyeol, lo ga pantes buat disakitin, cewe kaya lo pantesnya dibahagia-in."

Jisoo memalingkan wajahnya dari Jin, ia menatap ke depan, "Chanyeol ga nyakitin gue. Emang gue yang terlalu berharap Chanyeol bakalan suka balik ke gue, tapi nyatanya ngga sama sekali. Dia... Dia malah suka sama saha—"

Jin pun menarik Jisoo ke pelukannya, membiarkan Jisoo menumpahkan segalanya yang ia tahan.

"Lo boleh nangis sekenceng-kencengnya, sekejar-kejarnya, sepuas-puasnya sekarang. Sekarang saatnya lo tumpahin semuanya, semua rasa sakit yang ada dihati lo."

Jisoo pun membalas pelukan Jin, Jisoo semakin menangis kejar mendengar ucapan Jin. Ia memeluk Jin erat dan menangis sekencang-kencang dan sepuasnya, ia tak peduli jika nantinya baju Jin akan menjadi basah karena air matanya. Memang yang Jisoo butuhkan saat ini adalah, pelukan.

Jisoo membenamkan wajahnya dalam dada bidang Jin, "GUE BENCI, GUE MALU! Gue malu Chanyeol udah ta-tau semuanya, gue malu ketauan cemburu sama dia, bener kata Nancy, cemburu gue ga tepat. Gue takut Chanyeol ilfeel sama gue... Gu-gue... Hiksss!"

Jin pun mengelus kepala Jisoo lembut, dadanya pun terasa sakit mendengar ucapan Jisoo. Jin mengecup puncak kepala Jisoo, "Syuttt... Ga usah dengerin Nancy Jis, dia emang setres. Mulai sekarang, lo lupain Chanyeol. Udah jelas Chanyeol suka sama Jennie, dan lo udah liat semuanya didepan mata lo sendiri kan? Jis, cukup sekali ini aja lo nangis kaya gini, gue ga tega liat cewe yang gue sayang nangis hanya karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Gue pengen lo selalu bahagia dan tersenyum ya walaupun kebahagiaan dan senyuman lo itu bukan karena gue. Please, ini terakhir kalinya lo nangis."

Jisoo menangis sejadi-jadinya di dada Jin. Tak tahu kenapa, tangisannya benar-benar sulit dikendali. Mungkin ini memang sudah level atas kesakitan hatinya.

Isakan Jisoo, membuat Jin tak tega mendengarnya. Jin tersenyum kecut mendengar isakan itu, ia semakin memperat pelukannya pada Jisoo dan memberikan Jisoo kekuatan melalui pelukannya.

Jisoo cukup lama menangis di pelukan Jin, mungkin sudah 15 menit berlalu ia menangis kejar seperti itu.

Jisoo pun melepas pelukannya pada Jin, tangisnya sedikit mereda. Jisoo sudah menangis sepuasnya di pelukan Jin.
Jin mengusap pipi dan dagu Jisoo yang dipenuhi air mata, "Gue janji bakalan terus jagain lo, orang tua lo nitipin lo ke gue. Gue bakalan terus ada disamping lo Jis. Disaat lo lagi broken heart kaya gini, terpuruk, hancur dan jika semua orang pergi ninggalin lo, lo ga usah takut. Lo dateng aja ke gue, gue akan selalu terbuka untuk lo. Gue bakalan nemenin lo dan terus ada disamping lo dimanapun kapanpun."

Jisoo tersenyum samar, sangat samar, sampai-sampai ia terlihat tidak tersenyum. Memang selama ini Jin selalu berada disampingnya, selalu menjadi tempat sandarannya, selalu menjadi tempatnya kembali.

Jin kembali memeluk Jisoo, ia mengeratkan pelukannya. Dan pada kali ini pun, Jisoo menurut tak menolak. Jisoo menghirup dalam-dalam aroma tubuh Jin.

"Jangan nangis lagi, cukup sekali ini aja. Gue pengen Jisoo yang ceria, yang selalu keliatan bahagia. Kalo ada yang buat lo nangis lagi, ga segan-segan tuh cowo bakalan abis ditangan gue."

"Lebay lo." Sahut Jisoo.

Jin terkekeh, ia berpikir keras mencari-cari joke untuk menghibur Jisoo.

"Jis..." Panggilnya. 

"Hmm." Sahut Jisoo didekapan Jin.

"Ikan, ikan apa yang bikin baper?" Tanya Jin. Jisoo mengedikan bahunya malas.

"Ikan stop loving you 💖 "

Seketika Jisoo pun mendorong dada Jin dan menjauh dari tubuh Jin. Mulai kan, baru aja tadi jadi bijak dan dewasa. Ga lama, receh lagi.


Amuri oechyeobwado
'Meski aku berteriak'

nae mami boiji anna bwa
'Ku pikir perasaanku tak bisa terlihat olehmu'

balkeun eolgul dwiro
'Di balik wajahku yang cerah'

eolmana manheun
nunmureul jiugo jiwoya haenneunji
'Berapa banyak lagi air mata yang diusap, yang harus Ku hapus?'

moreul geoya
'Aku tak akan tahu'

cheoeumin geol
na ireon gamjeongeun
'Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini.'

— Kim Yeonji - Words My Heart —

****

Complicated Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang