Author pov
Rose melirik arloji putih ditangannya, "Mana sih Jennie? Ck." decaknya.
Pasalnya mereka sudah setengah jam lebih berada di dalam mobil menunggu Jennie dari toilet. Sampai-sampai Lisa tertidur di dalam mobil karena terlalu lama menunggu.
"Gue susulin aja apa ya? Takut ada apa-apa sama dia." Ujar Jisoo.
Rose pun mengangguk, "Yaudah lo susulin aja. Takut juga kalo dia kabur pulang."
Jisoo pun mengangguk, ia membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Lantas dirinya kembali berjalan masuk ke dalam gedung sekolah menyusuli Jennie di toilet.
****
Jisoo berjalan dengan santai menuju toilet, ia pun sebenarnya ingin buang air kecil juga. Dirinya pun hampir sampai di lorong belakang deket toilet, biasanya semua siswa jika melewati lorong ini pasti akan melirik ke lorong. Entah kenapa bawaannya ingin melirik lorong ini saja karena terkenal angker dan sepi.
Seperti biasa, jika melewati lorong ini Jisoo akan melirik sekilas. Jisoo melirik lorong sekilas lantas memalingkan wajahnya lagi ke depan. Eh tunggu, kok ada orang? Jisoo pun kembali melirik ke dalam lorong dan seketika itu juga Jisoo menganga lebar.
Chanyeol dan Jennie yang sedang berpelukan. Chanyeol memeluk Jennie dari belakang, itu yang Jisoo lihat.
Jisoo memundurkan langkahnya, memilih untuk mengintip di balik tembok.Dadanya sesak melihat itu. Jisoo pun mengontrol perasaanya, ia tidak boleh menangis karena melihat Jennie dan Chanyeol seperti itu, kan Jisoo sudah ikhlas!
Tetapi Jisoo susah untuk mengontrol perasaanya, kedua matanya mulai memanas, hatinya semakin sesak.
Jisoo pun mempertajam pendengarannya setelah ia mendengar Jennie berteriak."Tapi sebenarnya didalam lubuk hatinya dia belum bisa mengikhlaskan Chan! Ga akan mungkin semudah itu... Gue gamau persahabatan gue sama Jisoo rusak hanya karena gue jadian sama cowo brengsek kaya lo!"
Hati Jisoo menclos mendengarnya, jadi tadi Chanyeol menembak Jennie?
Jisoo pun semakin mempertajam lagi pendengarannya."Tapi dia bilang dia udah mengikhlaskan Jen! Ya gue tau itu ga mudah, tetapi dia juga akan belajar mengikhlaskan sedikit demi sedikit. Dia berfikir dewasa, ga akan mungkin persahabatan lo rusak sama dia hanya karena lo jadian sama gue!"
Jisoo sudah tidak dapat membendung air matanya lagi, air mata Jisoo pun langsung mengalir deras mendengar perkataan Chanyeol. Ia menutup mulutnya tak menyangka serta menahan mulutnya untuk tidak terisak.
Gue sebenarnya belum bisa mengikhlaskan Chan, harus butuh waktu lama untuk gue bisa menerima dan mengikhlaskan semuanya. - Batin Jisoo.
Ia tak mempertajam pendengarannya lagi, ia sekarang tidak ingin tahu apa yang dibicarakan dua sejoli itu. Mendengarnya saja membuat hati Jisoo sakit. Yang ia lakukan sekarang adalah menahan mati-matian agar tidak terisak dan mengontrol tangisannya agar tidak semakin menjadi.
Jisoo memegangi dadanya yang semakin terasa sakit, ia menyesal menyusuli Jennie, seharusnya Rose yang menyusuli. Ia juga menyesal kenapa ia mengintip dan menguping pembicaraan Chanyeol dan Jennie, itu membuatnya sakit sekali. Jennie sangat baik, ia sangat memikirkan perasaanya.
BRUK!!!
"Jisoo?"
Jisoo tersentak, ia mendongakan kepalanya ke orang yang telah menabraknya. Seketika ia pun mematung, terkejut bukan main. Buru-buru Jisoo menghapus jejak-jejak air mata dipipi dan dagunya.
"So-sorry... Gue—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love [✔]
Fanfic"Apapun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada disana. Menunggumu mengakui keberadaannya." -Kim Seokjin - ----------------------------------------------------------------- "Jisoo kapan lo suka sama gue?" "Biar gue per...