Jisoo mengambil dua lembar tissue lagi dan membuang ingus serta air mata yang terus mengalir di wajahnya.
Mata Jisoo sembab sekali, sedari pulang sekolah sampai jam 9 malam ini Jisoo masih terus menangis gara-gara kejadian sore tadi."Udah ngapa Jis udah lima jam lo nangis." Ujar Jennie yang sedang menonton film barat di kamar Jisoo, sambil memakan beberapa chiki yang dibelinya tadi.
"Terus aje Jis ampe nangis darah." Timpal Rose yang terduduk di sebelah Jennie.
Sedangkan Lisa sedang sibuk skincare-an dimeja rias Jisoo. Jadi malam ini ketiga teman Jisoo menginap di rumah Jisoo, karena besok weekend.
Kamar Jisoo kacau sekali. Tissue berserakan dimana-mana terutama di kasur queen size Jisoo. Sedari sore sampai sekarang Jisoo terus menangis dan berguling-gulung di atas kasurnya.
"Gue harus kaya gimanaaa..." Seru Jisoo sambil menangis sesenggukan.
Ketiga temannya itu hanya diam tak menggubris dan tetap pada kegiatannya masing-masing. Karena memang sedari lima jam yang lalu kata-kata itu yang terus keluar dari bibir Jisoo.
Lisa kembali dari meja rias Jisoo lalu merebahkan tubuhnya disebelah Jisoo, "Ahhh fresh banget muka gue." Gumamnya.
Jisoo merubah posisinya menjadi duduk dan memeluk lututnya. Matanya tertuju pada film di depannya tapi hati dan otaknya memikirkan Jin. Dan matanya juga terus mengeluarkan air mata.
Tak lama Jisoo kembali berguling-guling di atas kasur sambil merengek. Lisa yang jengah melihat Jisoo seperti itu pun menarik rambut Jisoo, "Choi Jisoo listen to me!"
Jisoo mengelus rambutnya dan menatap Lisa.
"Lo ga ada gunanya nangis-nangis kaya gini. Liat sekarang, Jin peduliin lo? Ngga. Buktinya abis kejadian tadi dia ga nemuin lo, minta maaf sama lo, mastiin keadaan lo, ngga kan?" Ujar Lisa yang membuat Jisoo semakin menangis.
Rose dan Jennie yang mendengar itu pun bergerak ke atas kasur dan terduduk di sebelah Jisoo dan Lisa.
"Gue nangis-nangis gini karena gue udah salah paham sama Jin dan ngebentak-bentak adiknya Jin si Tzuyu." Jisoo menangis lebih kencang, "Jin ngebentak-bentak gue di depan semua orang dan salah satunya yang lo omongin juga sih Lis.. Gue nangis gara-gara itu semua..." Jisoo melipat kedua tangannya di atas lutut dan membenamkan wajahnya disana.
Lisa yang mendengar itu menganga, "What?! Lo nangis gara-gara abis ngebentak-bentak si jablay Taiwan?"
"Ga cuma itu." Sahut Jisoo.
"Aishh kalo kayak gini sih gue juga ga tau harus ngapain." Ujar Jennie mengacak rambutnya.
"Ya lo bayangin aja sih Lis, adek lo dibentak-bentak ama pacar lo, dipermaluin di depan orang banyak, dimaki-maki cewe ga bener emang mau? Pasti lo ga terima kan? Pasti lo sebagai kakak bakalan ngelindungin adik lo dong?" Timpal Rose.
"Iya juga sih, tapi masa iya sih si ciwi Taiwan itu adiknya? Jin kan cuma punya adik cowo. Lagian sejak kapan coba emaknya Jin nikah lagi?" Sahut Lisa.
Jennie dan Rose pun tampak bepikir dengan omongan Lisa. Hanya Jisoo yang masih melamun, sampai akhirnya gadis itu bersuara.
"Gara-gara lu sih Lis..." Kata Jisoo.
"Hah? Kok gue?"
"Iya gara-gara lo nyuruh ngelabrak, akhirnya beginikan salah paham."
"Neng Jisoo, gue udah memberi jalan yang benar kepada lo. Coba kalo lo ga labrak, diem-diem bae, lo pasti ga akan tau yang sebenarnya kan? Bakalan salah paham terus sampe kapan tau. Eh lagian juga ya, kita ini ga salah."
Jisoo, Rose dan Jennie kompak menatap Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love [✔]
Fanfiction"Apapun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada disana. Menunggumu mengakui keberadaannya." -Kim Seokjin - ----------------------------------------------------------------- "Jisoo kapan lo suka sama gue?" "Biar gue per...