🔹 Chapter 38 🔹

2.1K 176 18
                                    

Disinilah semua orang berada, di bangku koridor di depan ruangan Jin. Termasuk Jisoo pun ada disana.

Jisoo masih tak percaya dengan semua yang terjadi. Apa lagi ini? Setelah Jisoo ditinggalkan koma berbulan-bulan oleh Jin, lalu saat Jin tersadar Jin tidak mengingat semuanya. Jadi penantian Jisoo sia-sia?

Jisoo menyandarkan kepalanya ke tembok rumah sakit, Lisa dan Jennie masih menenangkannya. Jisoo memejamkan matanya lalu mulutnya kembali mengeluarkan isakan kecil. Hancur, itulah yang Jisoo rasakan.

Jadi beribu-ribu kenangan Jisoo bersama Jin terhapus begitu saja dari ingatan Jin?

Jisoo ingin menyerah saja rasanya. Ia lelah dengan semua ini, Tuhan sudah banyak menguji dirinya. Tapi, jangan menyerah sebelum berjuang. Jisoo tidak akan menyerah dan berjuang untuk mengembalikan ingatan Jin. Ia akan berjuang bagaimana pun caranya.

Jisoo masih mengingat ucapan dokter tadi, "Selain cedera kepala, riwayat Meningitis juga membuat Jin kehilangan semua ingatannya."

Akhirnya pintu ruangan Jin terbuka. Hyoyeon, Donghae, dokter serta suster keluar dari sana. Semua orang yang sedang berada dibangku koridor kompak menatap Hyoyeon dan Donghae.

Donghae langsung duduk disebelah Lucas, ia memijat kepalanya yang pening, sedangkan Hyoyoen langsung menghampiri Jisoo.

Jin tidak mengenali semua teman-temannya termasuk Jisoo, jadi mereka semua menunggu diluar. Didalam tadi dokter tengah menjelaskan keadaan Jin pada kedua orang tuanya dan juga berusaha setidaknya membuat Jin mengenali orang tuanya, tapi hasilnya? Jin pun tidak mengenali kedua orang tuanya juga.

Ohiya, jika kalian ingin tahu, Donghae yang membayar semua biaya rumah sakit.

"Jisoo, kamu mau nemuin Jin?" Tanya Hyoyeon sambil mengelus rambut Jisoo. Jisoo menghapus air matanya lantas tersenyum sambil mengangguk.

Lalu Jisoo beranjak dari sana dan masuk ke dalam ruangan Jin. Ia menarik napas sebelum membuka pintu.

Sesampainya di dalam, pandangan Jisoo menemukan Jin yang tengah menutup separuh wajahnya dengan lengan. Jisoo pun berjalan pelan menuju ranjang.

Merasa akan kehadiran seseorang, Jin menyingkirkan lengannya dari matanya lantas melirik ke arah Jisoo. Jisoo langsung duduk disebelah ranjang sambil matanya tak teralihkan dari wajah lelaki didepannya. Jin pun sama, menatapi wajah Jisoo bingung.

Jisoo menunduk menghela napas panjang lalu mendongak menatap Jin sambil tersenyum paksa, "Seokjin."

Jin hanya diam, matanya masih menjelajahi wajah Jisoo. Ah Jisoo ingin memeluk lelaki ini, Jisoo merindukannya, sangat.

Jisoo pun membalas tatapan Jin, ia tersenyum kecut. Tatapan Jin berbeda, ia benar-benar tidak mengenali Jisoo. Dahulu tatapan Jin hangat, tengil dan bikin baper, tapi sekarang?

Ah Jisoo sudah tidak kuat, ia ingin menangis kejar rasanya.

"Siapa?"

Kata itu lagi yang keluar dari mulut Jin. Jisoo menundukan kepalanya, menyembunyikan linangan air mata yang memenuhi pelupuk matanya. Mengapa takdir harus sekejam ini sih? Tapi Jisoo bersyukur, akhirnya Jin sadar walaupun Jin harus kehilangan semua ingatannya. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan jika Jin tidak tertolong tadi. Tadi kondisi Jin tiba-tiba menurun drastis dan kritis sekali.

Jisoo kembali mendongak dan Jin pun masih setia menatapi Jisoo.

"Ini gue, Jisoo."

Jin diam sambil mengernyitkan dahinya.

"Lo ga kenal gue?"

Jin diam sebentar lalu menggeleng.

"Lo ga inget gue?"

Complicated Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang