7|January|Jejak tapak(Write)

8 1 0
                                    

Ini kali pertama aku merasa tanpa rencana.

Dulunya aku seorang perfeksionis yang idealis. Aku merasa bisa mendapatkan semua yang aku inginkan. Mampu mewujudkan semua rencana yang aku targetkan. Aku pikir aku bisa melakukan apapun.

Tapi, saat aku merasa semuanya sempurna. Perfect... saat itulah aku kehilangan segalanya.

Aku hancur saat aku merasa telah sempurna.

Aku gagal saat aku merasa aku telah berhasil.

Aku jatuh terlalu jauh saat aku masih mengambang, melayang dengan angan bersanding bintang.

Aku pikir aku akan gila dan terpuruk.

Tapi, aku salah.

The best beautiful moment in life tidak harus sesuatu yang sesuai rencana, tidak saat mimpi jadi nyata, tapi ketika jiwa mampu menerima segala keputusan-Nya dan berdamai dengan kenyataan bernama Takdir.

Dengan kegagalan yang sebenarnya masih bersarang di benak, torehan yang belum kering, luka yang selalu terasa basah layak kemarin, aku berusaha untuk ikhlas dengan kata lain berpura-pura ikhlas hingga saatnya nanti aku lupa bahwa aku sedang berpura-pura, karena aku bisa saja seorang munafik.

Hatiku memang tak selembut sutra atau seputih kapas. Hatiku busuk berbelatung jika Allah tarik hijab yang menyelubungi betapa kelam hatiku.

Aku bukan manusia sempurna.

Dan itu bukan tameng ketika aku berbuat kesalahan. Aku masih memiliki banyak pilihan, salah satunya adalah memakai topeng baik meskipun berhadapan dengan orang jahat. Sampai kelak, hingga aku lupa sedang bertopeng.

Sekarang aku sungguh tak tahu, kemana lagi kaki ini kan menapak. Jalan seperti apa yang akan ku tempuh. Hidup seperti apa yang akan ku jalani. Dan apa saja yang kan ku temui. Aku benar-benar tak memiliki rencana.. bahkan menulis satu resolusipun.. aku tak bisa.

Ketakutanku masih membayangi. Sakitnya kecewa... menderitanya menghadapi kegagalan...bisikan buruk tentang masa depan..

Setan,...

Terus berusaha mengajakku untuk pesimis dalam kehidupan.

Aku belum tau apa yang dimaksud hidup dalam kehidupan.  Aku ingin merasa hidup yang benar-benar hidup. Memiliki kembali gairah hidup, terpacu untuk maju dan menggapai sesuatu..

Menjadi aku yang dulu, yang bebas bermimpi dan berlari menuju mimpi itu tanpa peduli dengan apapun..

Seakan rasa takut, hanyalah kerikil yang tak perlu di pedulikan..

Bukan menjadi sosok lemah gemulai seperti sekarang, jasad yang seakan tanpa jiwa. Tidak ada semangat muda, api dimataku seakan padam.

Ya Allah, mantapkan hatiku.. kuatkan tekadku.. tolonglah aku, untuk berani. Untuk mengatasi ketakutan. Untuk kuat menerima kegagalan. Untuk berdamai dengan kenyataan. Untuk memiliki kembali semangat. Untuk hidup dalam kehidupan. Dan masih banyak lagi untuk - untuk lainnya...

12 January 2019

2019; The Power of Life (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang