Tuhan, kemana. .
Kemana kaki ini harus melangkah? Saat indra ku tak mampu menentukan arah, tungkai ku tak tau caranya melangkah, kompas ku tertinggal oleh waktu dan aku tersesat dalam kebingungan di tengah kobaran semangat untuk bangkit.
Apa yang harus aku lakukan?
Pada diriku yang tak tau lagi cara untuk berubah, untuk keluar dari situasi yang menjarah kaki ku ini, menawan jiwa ku dalam kepedihan yang selalu aku do'a kan untuk berakhir.
Aku lelah untuk merangkak. Mungkin semua tak sebanding dengan kasihmu selama ini. Tapi, aku memang pengeluh.
Kali ini, apa yang harus aku lakukan Tuhan? Aku tau kau disana. Kau mendengar. Kau melihat.
Tidak, mungkin do'a ku tidak akan pernah cukup untuk menggetarkan langit, mungkin kebaikanku ibarat bilangan di kali kan nol akibat kesinambungan dosa. .
Namun bukankah kau Maha Pengasih dan Penyayang?
Save me. Save me. Save me.
Banyak dari waktu aku mengatakannya. Berharap pada keajaiban tangan Tuhan, percaya pada mimpi yang akan menjadi nyata bersama Tuhan.
Namun, aku semakin tersakiti.
Karena sampai saat ini, semua masih fatamorgana. Utopia yang masih aku tatap dari jauh karena belum bisa menggapainya.
Harapan yang di bangun dengan air mata, setiap waktu di terpa cemas, takut dan khawatir. Gelisah dalam bertanya, kebingungan pada kepastian dan tetap sebagai pesakitan yang menelan kekecewaan karena semua. .belum terjadi.
Aku harus menunggu lagi , berusaha lagi, tidak peduli ending apa yang harus aku hadapi.
Berhasil ataukah Berhenti.
20 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
2019; The Power of Life (COMPLETED)
PoésieHanya untaian kata untuk mengungkapkan rasa, karena hanya seorang manusia yang tak bisa terlalu banyak merasa, ia akan meledak. jadi ini adalah kata dengan latar belakang berbagai perasaan. meski belum mampu menggambarkan, setidaknya ia mampu sediki...