36. Paradigma Sabar

1 0 0
                                    


Satu kata..

Mendadak..

Semua yang terlihat adalah mengenai satu kata,Tak berguna ragam bahasa,
Senilai dengan nol.

Ketika aku keluar ruangan, mendadak satu kata tertulis sejauh mata memandang,
Sunyinya malam, tembok putih yang dingin dan diam, hamparan rumput hijau, langit biru yang menaungi, juga kepada gemerisik hujan yang menghujami atap rumah..

Sabar..

Sebuah kata yang mengitari,
Menerorku dari segala sisi, meracuni otakku, menelusup kedalam sumsum tulang dan memaksakan diri merasuki peredaran darahku..
ingin bersemayam bersama iringan denyut nadi..

sabar , hanya satu kosakata itu yang aku miliki.

Satu-satunya kata yang pantas dan merupakan jawaban memuaskan dari semua pertanyaan yang menghampiri..

Kosakata sakral, bukan tentang pelafalannya, melainkan kompleksnya implementasi dari sebuah kosakata yang tampak sederhana itu.

Adalah standar uji yang tidak ada ujungnya,
Kurikulum mutlak bagi setiap yang bernyawa..
Saat ini aku tidak pandai merangkai banyak kata, karena kataku tertelan gelap malam yang kembali menghampiri,
Kelabunya detik yang jika ku deskripsi..
Bahwa kenyataan aku hanya sendiri..
Berbekal keyakinan pada-Nya yang masih ironi..

Siang dan malam memang berganti.
Orang menyebutnya, kehidupan.
Dan inilah kehidupan..
Kehidupan...
Dan Allah menciptakan tertawa juga menangis dalam menjalaninya..
Tapi, aku sudah tidak mengenal airmata.

Apa yang perlu ditangisi saat Tuhan menguji kita hanya untuk memberikan hadiah terbaik dari-Nya?

Jangan melulu menjadi orang bodoh.
Ambillah pelajaran dan hikmah.
Ini jalanku, ketika aku memutuskan untuk membayarnya, sekarang, dan meletakkan bermain jauh di belakang, aku tau semuanya tidak akan terlalu menyenangkan,
Namun bukan berarti juga sama dengan harus di ratapi..

Karena inilah yang dinamakan proses yang harus dijalani,
Perahu yang membawa kita menuju kemana kita bermuara sesuai jalannya masing-masing, jika sampai, kitalah pemenang.

Aku tidak ingin berduka, meski sebenarnya jauh di dalam sana, aku merasakan kesedihan.
Sedih pada banyak hal.
Karena aku manusia.
Masih hanya manusia yang juga belum bisa dikatakan manusia.

2019; The Power of Life (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang