Malam masih sama seperti yang lalu. Siang juga tak berbeda. Semua berjalan sama. 24/7.
Dunia yang tak berubah ataukah kau yang tak kuasa melangkah?
Kenapa mendadak dunia yang besar menjadi amat sempit. Dunia yang memiliki milyaran jalan terlihat buntu semuanya.
Kau masih sama, pasrah pada ketidakberdayaan dan menyerah pada keterbatasan. Sampai kapan kau menyia-nyiakan waktu yang kau tau tak pernah menunggu, kehidupan terus berkurang setiap detiknya. Jarum jam benar-benar di titik countdown.
Dan kau?
Belum melakukan satu hal pun untuk hidupmu yang telah lama kehilangan semangat, senyum dan warna.
Sampai kapan hidup dalam lingkungan monoton, menjalani hidup berwarna monokrom, dan memiliki gerak terbatas? Kau sendiri yang muak dalam kehidupan, kau tau persis semua mustahil tuk berubah jika kau tidak merubahnya sendiri.
kenapa bahkan sampai detik kau menulis ini kau masih di tempat yang sama? Dengan keadaan yang sama? Loser is a your mind!
Kau kehilangan arah, kehilangan mimpi dan kehilangan segalanya. Kau hidup tapi tak untuk kehidupan. Kau hidup tapi berharap mati setiap detiknya.. sebegitu rendahkah kau memandang hidup yang di karuniakan Tuhan?
Kau ingin berubah, kau berharap pada perubahan, tapi kau tak pernah tau memulai darimana..
Kau tidak punya seorangpun yang bisa diajak bicara, merencanakan banyak hal, berdiskusi untuk sebuah solusi.. nothing! You have no one.. and no one can help you too.
Kau ingin berteriak pada dunia, kau ingin menyalahkannya, tapi kau tau kesalahannya terletak pada dirimu sendiri.
Your weaknesses..
Tiap fajar kau berharap hidup akan menjadi lebih baik, tapi kau harus rela di kecewakan saat senja. Bahwa tidak ada yang berubah, waktu berjalan namun kau terjebak dalam ruang dan waktu.
Kapan kau bisa menjadi dirimu sendiri? Kapan kau bisa mencintai dirimu sendiri? Kapan kau bisa sedikit saja menghargai kehidupan?
Terlalu lama kau hidup dengan gaya yang sama, luka yang sama dan ketakutan yang sama.
Jika semua orang di sekelilingmu pernah membuat kau kecewa, menorehkan luka yang membuat kau trauma itu bukan alasanmu untuk hancur dan terus menciptakan gelembung tak kasat mata. Indifferent pada lingkungan.
Kau pernah lebih terpuruk saat lebih muda, tapi kau bisa bangkit.
Dan sekarang kapan kau akan bangkit? Detik countdown terus berjalan.
Bangkitlah bersama Allah.
Cukup bagimu Allah sebagai penolong wahai jiwa yang gemar mendzolimi diri sendiri. Hatimu , matamu dan seluruh tubuhmu lelah untuk menemanimu dalam kesedihan panjang ini..
06 March 2019/29 Jumadil Akhir 1440
KAMU SEDANG MEMBACA
2019; The Power of Life (COMPLETED)
PoetryHanya untaian kata untuk mengungkapkan rasa, karena hanya seorang manusia yang tak bisa terlalu banyak merasa, ia akan meledak. jadi ini adalah kata dengan latar belakang berbagai perasaan. meski belum mampu menggambarkan, setidaknya ia mampu sediki...