Berlepas dari baik buruk stigma,
Tuhan tau itu, melebihi siapapun.tapi, teruntuk malam penghujung Desember ini, aku mengirim surat untuk Tuhan.
mengenai tidak peduli apapun yang terjadi. jagalah aku selalu dalam komitmen.
seperti cerita yang ku bisikkan deng semesta. meminta ia menuliskannya, tentang inginku yang semurni mungkin, sederhana namun indah, membekas.
aku tau disini aku tidak bisa berbohong. karena tulisan ini ditujukan pada Tuhan.
Allah yang Maha Mengetahui yang tersembunyi dan terang-terangan.
Dia juga tau, yang ku rasakan saat ini tidak lain dari kekosongan.
kesunyian.
duniaku saat ini hanya memiliki dua spektrum warna. monokrom.
kekosongan ini mulai menusuk dan melebar, memainkan harmoni-harmoni kesendirian, menyuarakan sajak-sajak kesepian di tengah keramaian.
ini hanyalah sebuah pengakuan.
kenyataan sebenarnya aku telah berdamai dengan diri sendiri. siapa aku, bagaimana hidupku, aku harus mencintai diriku lebih dari siapapun, aku harus menghidupinya dengan nyawa terbaik.
27 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
2019; The Power of Life (COMPLETED)
PoetryHanya untaian kata untuk mengungkapkan rasa, karena hanya seorang manusia yang tak bisa terlalu banyak merasa, ia akan meledak. jadi ini adalah kata dengan latar belakang berbagai perasaan. meski belum mampu menggambarkan, setidaknya ia mampu sediki...