13

9.1K 504 6
                                    

Deg...

Kulihat wajahnya yang tengah tersenyum manis dengan setelan baju loreng khas TNI tak lupa dengan baret dan sepatu PDL yang membuatnya semakin menawan.

"Hai" ucapnya. Sambil mengibaskan tangan di depan mukaku yang tengah bengong.

"A..ah iya" balasku gelagapan

"Kenapa?" Tanyanya

"Eng..gak" jawabku

"Siapa han? suruh masuk aja" triak mbak Fania

"Yuk masuk mas" ucapku. Dia mengikutiku di belakang dan duduk di sofa ruang tamu.

" bentar ya mas"

"A iya"

Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Setelah mengambil minum aku kembali ke ruang tamu yang sudah kudapati mbak Fania, mama dan mas Ilham disana. Mereka tengah mengobrol asik.

Aku menaruh minuman itu di meja dan mereka satu persatu meninggalkanku berdua dengan mas Zumar.

"Han aku pengen ngomong sama kamu" ucapnya

"Oh yaudah ngomong aja" balasku santai

"Jadi gini besok aku berangkat ke Maluku buat nugas disana aku sekiatar 10 hari. Setelah itu kita cuma punya waktu 5 hari sebelum pernikahan kita" ucapannya. Sungguh sebenarnya aku terkejut dengan perkataannya tapi aku berusaha untuk menerima dan mengerti akan tugasnya, ya memang itu resikonya.

"Yaudah mas berangkat aja kan itu tugas negara aku ngerti kok" jawabku sambil tersenyum kepadanya

"Terimakasih"

"Untuk?"

"Terimakasih karna kamu udah ngertiin aku sekarang aku lega dan bisa menjalankan tugas dengan tenang " Ucapnya tersenyum sambil menggenggam tanganku

Aku membalas senyumannya. Kami saling memandang dan tersenyum sampai tak sadar...

"Ekhem.. ekhem.." aku sontak melepas tanganku dan menoleh ke arah sumber suara.

"Inget belum muhrimnya" ucap mas Ilham

"Siap! maaf bang" ucap mas zumar

Mas Ilham melenggang pergi.

" besok abis subuh kamu bisa anterin aku ke bandara?" Tanyanya

"Insya Allah aku usahain"

"Makasih"
" .....insya Allah nanti kalo disana udah ada sinyal aku kabarin kamu" ucap mas Zumar

Aku hanya mengangguk.

Dia melirik jam tangannya dan pamit pulang.

Aku menghempaskan tubuhku di kasur empuk kesayanganku. Sampai akhirnya aku tertidur dan masuk.ke alam mimpi.

*****

04.00

Aku sudah siap berpakain rapi untuk pergi kebandara melepas mas Zumar. Mama, papa, mas Ilham dan mbak Fania juga ikut Kebandara sebenarnya hanya aku mama dan papa tapi berhubung mas Ilham sekalian berangkat kerja jadi kita bareng ke bandaranya.

Aku mengedarkan pandanganku. Aku melihat bandara belum begitu ramai karna masih pagi. Tak lama ada segerombolan tentara dengan seragam PDH lewat mengarahku aku melihat mas Zumar yang tersenyum kepadaku aku membalasnya dengan senyuman. Dia menghampiriku.

"Makasih kamu udah sempetin buat dateng" ucapnya

"Iya sama2" ucapku dengan senyum dan menyembunyikan air mataku yang hampir tumpah tapi ku tahan sebisa mungkin.

"Do'ain aku ya. Aku janji aku akan kembali padamu karna ini tanggung jawabku sebagi prajurit jiwa dan ragaku harus siap kapanpun ibu pertiwi memanggil" sungguh kata2 yang menusuk bagiku dan air mata yang sejak tadi ku tahan kini telah meluncur bebas di pipiku.

Dia mengusap air mataku dengan lembut.

"Kamu kenapa menangis, kalo kamu nangis aku jadi ga tega ninggalin kamu" aku berusaha tegar, aku memegang tanganya yang ada di pipiku dan tersenyum kepadanya hanya itu yang dapat ku lakukan karna aku tak dapat berkata2 lagi.

"Kamu hanya perlu mendoakanku supaya bisa kembali dengan selamat dan kembali bersamamu"

"Pasti" jawabku

Dia memeluku erat akupun membalas pelukannya. Dan akhirnya kami melepas pelukan karena dia akan segera berangkat. Mas Zumar menyalami ayah dan ibunya dan tak lupa dengam mama dan papa. Setelah berpamitan dia berjalan menjauh hingga tak terlihat lagi dari pandanganku.

"Doain Zumar terus ya Han supaya tugasnya lancar" ucap ibu mas Zumar kepadaku

"Iya bu" jawabku

****

Sudah 2 hari aku menunggu notif dari mas Zumar tapi hasilnya nihil tak ada notif masuk darinya.

Hari demi hari telah berlalu...

'Mungkin sinyalnya masih belom ada' aku menghembuskan nafas sambil mengaduk es teh yang ku pesan tadi.

"Eh Han ada tikus tuh" triak Nana mengejutkanku karna aku sangat takut dengan hewan Tikus.

"Aaa mana... mana... mana tikusnya!" ucapku panik sambil mengangkat kakiku keatas kursi

"Mana ya tadi kok ga ada oh tikusnya udah berubah jadi sandal tuh" jawabnya sambil tertawa.

Aissh emang iseng si Nana dasar.

"Lo kenapa? Masih nunggu abang loreng pujaan hatimu itu?" Goda Nana

"Ihh apaan sih" elakku padahal mah

'Aaa aku rindu buang adek rindu, nan bogosipda oppa loreng' batinku

****

Menit demi menit berlalu jam demi jam belalu. Sudah 7 hari mas Zumar tak ada kabar.

Tring~ tring~

Ponselku berdering kulihat ternyata telfon dari mas zumar. Aku sangat lega dan bahagia karna akhirnya dia mengabariku.

Mas Zumar

"Hallo assalamu'alaikum han" ucapnya dari sebrang sana

"Waalaikumsalam mas"

"Gimana kabar kamu disana dan kepuarga han?"

"Alkhamdulilah baik mas. Mas sendiri gimana kabarnya?"

"Syukurlah alkhamulilah baik. Maaf aku baru ngabarin kamu soalnya disini susah sinyal ini juga aku lagi di atas pohon"

Aku tertawa

"Kamu kok ketawa"

"Abisnya kamu lucu cari sinyal ampe atas pohon"

"Kalo ga diatas pohon harus jalan lebih jauh lagi"

"Han..."

"Iya?"

"Aku rindu sama kamu"

"Aku juga"

"Tunggu aku ya beberapa hari lagi aku pulang"

"Iya aku tunggu kamu mas"

"Yaudah ya aku udah di suruh turun mau istirahat dulu"

"Yaudah kamu istirahat dulu sana. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Tut tut

Sambungan terputus. Lega rasanya sudah mendengar suaranya.

'Aku selalu menunggumu mas'

Slow up dulu ya author mau fokus dulu ama ujian. Ga tau kapan lagi mau up,salam author jeon 😙

Assalmu'alaikum

ONLY YOU CAPTAIN ! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang