2. Boyband

35 3 15
                                    

Hai aku balik lagi langsung saja ya.....

Bukannya menjawab Nahyun malah diam seperti orang gagu diam masih menatap pria di hadapannya seperti orang bodoh.
Mata itu membuat Nahyun sulit berpaling, parasnya terlalu silau dan sangat di sayangkan jika terlewatkan.

Siapa pria itu mengapa bisa membuat Nahyun terpesona hanya dengan saling berpandangan?
__________________________________________

Nahyun baru tersadar dari lamunanya setelah beberapa saat dia menatap pria didepannya. Dia bangkit tanpa menerima uluran tangan pria itu mungkin karena gengsinya. Ya gengsi perempuan memang selalu gengsi bukan.

Dia hanya tersenyum sebagai jawaban dari pria itu dia langsung pergi menyusul membernya yang sudah berjalan lebih dulu.

Pria itu hanya menatap heran kepergian Nahyun ada rasa kecewa saat melihat Nahyun pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun bahkan dia tidak menerima uluran tanggannya.

Viollet memulai aksi latihan mereka terlihat Nahyun seperti tidak bersemangat bahkan dia beberapa kali melakukan kesalahan member yang lain memang menyadari kesalahannya namun mereka bersikap profesional.

Sesi latihan selesai Viollet saat menuju backstage Minjung menghentikan langkahnya dan menghampiri Nahyun yang berada di barisan belakang.

"Kau serius tidak sih, sebentar lagi acara akan di mulai nanti bukan lagi latihan. Acara ini disiarkan secara langsung aku tak ingin kita melakukan kesalahan yang akan mempermalukan kita di stage aku minta keseriusan dari mu. Kecuali jika kau ingin Viollet hancur." ucapan sakratis Minjung begitu menohok ke hati Nahyun. Memangnya siapa yang ingin menghancurkan grup yang telah membesarkan namanya hanya orang gila yang akan melakukan itu, bukan keinginan dia untuk melakukan kesalahan kondisi fisiknya yang bisa dikatakan kurang stabil lah yang membuat badannya bergerak tak seimbang lemas dan pusing membuat konsentrasi Nahyun buyar seketika.

Nahyun lebih memilih tidak kembali ke ruang make up dia memisahkan diri dengan anggotanya. Di bawah tangga adalah tempat paling nyaman untuk menyendiri karena tidak ada orang yang berlalu lalang.

Perkataan Minjung begitu menusuk hatinya bahkan dia sampai menangis mengingat setiap perkataan sang Leader tadi. Sakit bukan kehendaknya tapi apakah pura pura baik-baik saja akan memperlancar semuanya.

Nahyun merasa Minjung merendahkannya akhir-akhir ini dia selalu kena marah dengan tidak atau melakukan kesalahan Minjung pasti menegurnya.

Nahyun meluapkan emosinya dengan menangis, dia tak harus menyembunyikan perasaanya lagi karena dia sendirian. Cukup lama Nahyun menangis sendirian, dia harus segera kembali takut membuat Minjung semakin marah padanya.

Saat hendak menaiki tangga Nahyun dikejutkan dengan seseorang yang tengah berdiri di undakan tangga. Nahyun tak menghiraukan keberadaan pria itu dia kembali menaiki anak tangga namun pria itu menghalangi langkahnya.

"Kenapa kau muncul dari bawah sana?" ujar pria tadi.

"Bukan urusanmu" ujar Nahyun bingung harus menjawab apa pasalnya dia tak mengenal pria yang ada dihadapannya kini.

"Ck kau sombong sekali." Nahyun tak menghiraukan ucapan pria itu dia mendorong bahu pria itu guna menyingkir dari hadapannya.

"Aku mendengar tangisan mu tadi, jangan suka memendam kesedihan mu sendiri itu akan menyiksa mu." ujar pria itu sebelum berlalu dia tersenyum dan mengacak rambut Nahyun. Nahyun terpaku dengan perlakuan pria tadi pasalnya tiba-tiba saja kerja jantungnya menjadi tidak beraturan.

Nahyun kembali keruang make up setelah dia membenahi penampilannya.

"Nahyun dari mana saja, kami mencarimu?" ujar Emma, dia memang yang paling peduli pada Nahyun ketimbang Eonninya yang lain.
Senyuman Nahyun berikan sebagai jawaban.

Kamuflase: Never Mind (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang