Tinggal beberapa hari lagi tahun akan berganti, tentunya untuk menyambut tahun baru. Stasiun tv berlomba-lomba membuat pergelaran acara konser musik hal ini lah membuat semua orang menjadi sibuk terutama bagi para pengisi acara. Hari ini Handsome boy akan pergi untuk gladi mencoba panggung agar nanti mereka dapat menyesuaikan pada saat perfom yang sebenarnya. Namun semua orang di dorm dibuat kelimpungan pasalnya dua orang anggota mereka tidak ada di kamarnya, tiga hari setelah pertengkaran itu keduanya memang tidak terlihat akur dan nyaris tidak saling bicara satu sama lain. Kini, keduanya tidak pulang sejak kemarin dan membuat manajer khawatir pasalnya mereka harus segera menyelesaikan skedul hari ini.
"Chanwoo, One kau coba hubungi mereka lagi, aish bikin repot saja kemana mereka sebenarnya?" gerutu sang Manager. Meskipun terlihat cuek namun semuanya terlihat panik karena dua anggota yang tidak ditemukan padahal hari ini banyak kegiatan yang harus mereka selesaikan. Chanwoo berusaha menghubungi Rowoon sedangkan One menghubungi Wooseok namun keduanya tidak ada jawaban sama sekali.
"Jika sampai tiga puluh menit kedepan tidak ada jawaban juga terpaksa kita gladi tanpa mereka," ujar sang Manajer dan disetujui oleh para member.
Di lain tempat yang lembab, kotor, pengap dan pencahayaan yang remang-remang menggambarkan tempat ini bukanlah tempat yang bagus. Wooseok baru saja terbangun dia merasa kepalanya pusing, dia masih menyesuaikan dengan keadaan. Matanya menatap sekeliling orang yang ada disekitarnya tak ada yang dia tahu satu orang pun dan mereka terlihat menatapnya dengan pandangan remeh. Dia baru sadar tangan dan kakinya terikat pada sebuah kursi, "ada apa ini kenapa mereka mengikatku seperti ini apa mereka menculik?" ungkapnya dalam hati.
"Bukankah dia teman satu grup mu? kau bilang tak ada yang peduli lagi sekarang tapi nyatanya dia mengikutimu sejak tadi," entah berkata pada siapa kini orang di hadapan Wooseok itu menatapnya dengan menyeringai.
"Siapa kau? mau apa kenapa kau melakukan ini padaku?" pria di hadapan Wooseok mendekatkan wajahnya dan tersenyum.
"Kau tidak mengenalku?" Wooseok mengerutkan dahinya apa benar dia mengenal pria dihadapannya ini?
"Wah kau melupakan ku? padahal dulu kita berjuang bersama," dia membalikan badan menatap seseorang yang tengah berdiri di kegelapan "bagaimana ini dia tak mengenal ku? rekan satu grup mu tak mengenal ku apa kau mau memperkenal kan ku Rowoon-ah?" Wooseok menatap tak percaya orang yang baru saja menunjukan wajahnya. Tidak ada ekspresi yang dikeluarkan dia hanya mengeluarkan tatapan datarnya saat bertatapan dengan Wooseok. Bahkan Rowoon tidak lama menatap matanya dia langsung mengalihkan tatapannya.
Sekarang Wooseok ingat dengan siapa dia berhadapan, dia menatap Rowoon kecewa. Mana ungkapan Rowoon dulu yang semangat ingin lepas dari U-ji ini, dia bilang dia akan melawan tapi nyatanya dia masih sama seperti dulu. Lalu apa gunanya dirinya membantu Rowoon hingga sejauh ini tapi kenyataannya dia sendiri yang tak ingin bangkit dan malah goyah dengan kembali berurusan dengan orang-orang seperti itu.
"Sudah ku bilang jangan berurusan lagi dengan mereka bukan?" mendengar perkataan Wooseok, U-ji pun menatapnya tajam dan Rowoon hanya diam saja dengan tatapan datar tanpa mau menatap Wooseok.
"Jangan berurusan lagi dengan mereka?" U-ji tertawa sinis sembari menatap Wooseok, namun Wooseok tidak terintimidasi dan dia mencoba menatap balik dan seolah-olah mengatakan jika dia tidak takut, "kini kau ingat siapa kami," lagi-lagi U-ji tertawa.
"Aku sengaja menggunakan Rowoon sebagai umpan untuk tahu siapa sebenarnya yang membuat masalah dengan kita, sehingga membuat masa depanku hancur pada saat itu. karena aku tahu dia tidak mungkin berani mengatakan pada siapapun dan kini aku tahu jadi kau orangnya." U-ji menunjuk Rowoon yang sedang menatap mereka dengan tatapan tak suka dia mengepalkan tangannya. Dia merasa di bohongi lagi-lagi U-ji mengendalikannya karena ingin balas dendam pada Wooseok.
"Kau memang bajingan dari dulu tak pernah berubah, sekalipun kau sudah masuk penjara tetapi tidak membuatmu jera. Seharusnya ku kirim kau ke neraka."
dan Bughkkk
Satu pukulan mendarat tepat di wajah U-ji, tentu saja bukan Wooseok pelakunya karena mengingat tangannya masih terikat dengan kursi. Wooseok juga terkejut ternyata Rowoon lah yang menyerang U-ji.
"Kau mulai berani kepadaku?" geram U-ji dan juga anak buahnya menyerang Rowoon namun, entah dia sedang kalap atau bagaimana semua anak buah U-ji tumbeng dan kali ini dia menghampiri U-ji dan menarik kerah baju U-ji hingga sang empunya meronta minta dilepaskan, U-ji juga tidak tahu mengapa tiba-tiba Rowoon menjadi orang yang berbeda sekarang.
"Kau kira aku orang lemah yang bisa kau perdaya seperti dulu? Seseorang pernah membantuku untuk melawan rasa takut ini, dia sudah sepenuh hati membantuku untuk bangkit jadi aku tidak terima jika kau akan menyakitinya. Terlebih kau akan menyakitinya lewat aku, dengar sekali lagi kau mengganggu orang-orang di sekitarku aku akan membuat masa depan mu semakin hancur," dan kali ini lah bogeman paling keras yang pernah U-ji terima dia bahkan sampai tak sadarkan diri dengan hidung yang mengeluarkan darah.
Wooseok menatap Rowoon dengan tak percaya, dia begitu terkejut dengan apa yang Rowoon lakukan dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Tanpa kata dia melepaskan ikatan yang ada pada tubuh Wooseok. Kemudian setelah ikatannya lepas Rowoon pergi begitu saja, Wooseok mengejar Rowoon dan berjalan di belakang Rowoon namun Wooseok begitu terkejut melihat tubuh tinggi Rowoon tumbang dan dia tak sadarkan diri. Wooseok panik dan menghampirinya, dia menelpon ambulan dan membawa Rowoon ke rumah sakit karena hari sudah malam dan dia pun juga sudah lelah dia sampai lupa menghubungi manajer dan para member mereka. Wooseok masih setia menunggu Rowoon yang tak kunjung sadar, dokter bilang dia tidak apa-apa hanya kelelahan dan stres dengan istirahat sehari dia sudah bisa pulang, akhirnya mereka memilih tidur di rumah sakit.
Keesokan harinya Wooseok menggeliat dia bangun dan menatap bangsal rumah sakit yang ditempati Rowoon sudah kosong, dia panik dan berlari menanyakan keberadaan Rowoon namun para perawat mengatakan Rowoon sudah pergi sejak tadi. Wooseok mengacak rambutnya frustasi dengan sikap Rowoon padahal dia belum sempat menanyakan apapun, Wooseok mencari ponsel nya namun dia baru sadar jika ponselnya hilang entah kemana dia meminta perawat untuk meminjam telepon untuk menghubungi sang manajer yang untungnya dia sudah hafal nomer sang manager.
Wooseok menunggu di depan rumah sakit tentu saja dia menutup wajahnya agar tidak dikenali pasalnya dia bukan orang biasa dia seorang selebriti dan tidak lucu jika paparazi memergokinya sedang berdiam diri kebingungan di depan rumah sakit mereka pasti akan berpikiran buruk tentang nya dan itu pun juga akan membuat para fansnya khawatir. Untungnya sang manager tidak lama sampai dan dia segera menghampiri manager hyung kesayangannya.
"Hyung!!" teriaknya dengan mata berkaca-kaca dia memeluk sang manager,
"dari mana saja kau kami khawatir mencari mu? kau tidak apa-apa tidak ada yang terluka?" rentetan pertanyaan itu hanya dia jawab dengan gelengan dan membuat sang manajer mengerutkan dahinya.
"Lalu untuk apa kau di rumah sakit?"
"Nanti saja ceritanya kita harus mencari Rowoon."
"Rowoon? dia sudah kembali sekarang mungkin dia sedang ikut gladi bersama member mu yang lain," Wooseok tidak percaya ini Rowoon meninggalkannya dan kembali sendiri padahal dia yang membawanya kerumah sakit.
"Ya sudah kita harus kembali ke MDC kau harus ikut gladi untuk nanti malam," Wooseok pun masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamuflase: Never Mind (END)
Fanfiction'Sikap yang aku tunjukan hanyalah KAMUFLASE belaka.' Ingar bingar kehidupan selebritis yang terlihat mewah, glamor dan terlihat sempurna terkadang membuat semua orang iri. Namun, tak banyak yang tahu bahwa dibalik kemewahan yang selama ini dinikmati...