Chanwoo merasa tenggorokannya kurang nyaman dia terbangun dan melihat jam masih menunjukan pukul 2 dini hari, dia berjalan ke bawah menuju dapur. Dia melihat seseorang sedang terduduk di pantry dengan ditemani sebotol bir, Chanwoo berjalan menuju kulkas dan mengambil apa yang ia butuhkan. Mereka tidak bertegur sapa hanya saling memperhatikan tanpa saling bicara.
Tanpa menatap Chanwoo, member tersebut memulai percakapan sambil memutar-mutar gelas berisi Bir tersebut.
"Hyung, kau tahu apa yang terjadi barusan?" tanya Jaemin, yah member yang tengah menikmati bir itu adalah Jaemin. Dia memang terkenal dengan kepribadian yang senang menyendiri. Mungkin ini alasannya dia selalu menikmati waktu kesendiriannya dengan ditemani sebotol bir di malam hari, karena malam hari semua member sudah masuk ke dalam kamar masing-masing dan tidak ada lagi keributan.
"Kita terlalu banyak diam dan menyimpan rahasia, tidak ada yang terbuka satu sama lainnya. Padahal kita hampir lima tahun bahkan lebih bersama dari sejak trainer. Tapi, sepertinya kita tidak bisa saling mengenal satu sama lainnya, dan pada akhirnya kita tidak memahami sifat masing-masing member," Chanwoo terdiam mendengar perkataan panjang Jaemin, yah dia benar sepertinya para member tidak terbuka satu sama lain dan tidak saling mengenal secara pribadi. Buktinya, Chanwoo saya baru pertama kali mendengar perkataan panjang lebar dari Jaemin.
"Kita terlalu menutup rapat diri kita sendiri, bukankah sebagai grup yang sudah tumbuh selama tiga tahun ini kita bisa saling mengenal satu sama lain?" ujar Jaemin berucap kembali.
"Lalu bagaimana denganmu? bukankah kau juga sama?" ucapan Chanwoo membuat Jaemin menghentikan aksi memutar-mutar bir yang ada di gelas itunya, Jaemin tersenyum dia meletakan gelas yang berisi sedikit bir itu kini dia menatap Chanwoo.
"Hyung bisakah kita seperti grup lain, yang bisa kompak tidak hanya di layar kaca saja? aku tahu kau juga punya rahasia Hyung, kami bersikap seperti ini karena kami meniru dirimu. Bukankah seorang pemimpin harus menjadi contoh untuk anggotanya," Chanwoo mengerutkan keningnya dia tak paham dengan perkataan Jaemin.
"Jika tahu sikapku tidak baik mengapa kalian tiru?" kini hanya itu pertanyaan yang ingin Chanwoo keluarkan.
"Hyung meskipun kami tidak meniru, secara tidak langsung kau mengajari kami untuk bersikap sama sepertimu,..." Chanwoo diam lagi, "...begitulah manusia Hyung, aku tahu akhir-akhir ini kau nampak berbeda aku bersyukur akan hal itu, tapi..." Chanwoo menatap Jaemin dia menunggu kelanjutan dari pembicaraan Jaemin. "... pasti ada sesuatu yang kini menjadi alasanmu bersikap berbeda," Chanwoo menegang tiba-tiba saja feelingnya menuju pada Nahyun apa Jaemin tahu hubungannya dengan Nahyun.
"Hyung sebelum terjadi hal yang serius tetaplah seperti ini, dan berikan contoh yang baik sekali lagi pada kami. Ingat itu hyung," Jaemin pun beranjak dan meninggalkan Chanwoo sendirian. Chanwoo diam mencerna apa yang diucapkan pria itu, yang jelas setiap perkataan seperti menohok hatinya. Dia kembali ke kamar dengan perasaan yang gamang.
***
Keesokan harinya perang dingin masih terjadi antara Wooseok dan Rowoon, mereka tak saling tegur sapa. Bahkan Wooseok sendiri yang biasanya tidak bisa diam kini berubah menjadi pendiam bahkan keduanya duduk berjauhan.
"Ada apa ini kenapa di mobil ini begitu dingin padahal aku sudah menaikan suhu AC nya?" seru sang Manager.
"Biasa terjadi badai salju semalam," seru Haechan yang mendapat delikan tajam dari para Hyungnya.
"Kali ini siapa lagi?" lagi-lagi Haechan menjawab pertanyaan sang manager, "Pilar Handsome Boys," sang manager mendelik dia paham siapa member yang dimaksud karena badan mereka yang tinggi membuat para Fans menjuluki mereka Pilar Handsome Boy
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamuflase: Never Mind (END)
Fanfiction'Sikap yang aku tunjukan hanyalah KAMUFLASE belaka.' Ingar bingar kehidupan selebritis yang terlihat mewah, glamor dan terlihat sempurna terkadang membuat semua orang iri. Namun, tak banyak yang tahu bahwa dibalik kemewahan yang selama ini dinikmati...