27. Diambang Batas kehancuran?

1 1 0
                                    

Mana Votenya? 

Vote dulu dong  :-)







"Jadi begini keadaan para member mu?" Rowoon dan Wooseok hanya bisa mematung mereka tidak tahu harus berkata apa.

Pak Choi menerobos masuk ke ruang yang dimana para member tengah berkumpul dan itu membuat semua orang langsung berdiri dan tertunduk patuh di hadapan sang CEO itu.

"Untuk saat ini kita akan batalkan semua jadwal kalian, jadi istirahatlah dan renungi apa yang terjadi pada grup ini," Semua orang menegang saat mendengar perkataan sang CEO tersebut, apa maksud dari perkataannya apakah dia sudah tahu apa yang terjadi pada Handsome Boys?

Semua orang terdiam termasuk sang manajer yang entah harus bicara apa, grup asuhan nya berada diambang batas kehancuran dan dia tak bisa melakukan apapun untuk anak-anak didiknya ini.

"Mianhae, aku tidak menjaga kalian dengan baik. Seharusnya aku orang yang lebih peduli dari siapapun pada kalian, karena kalian tumbuh dalam pengawasanku tapi aku tidak bisa menjaga kalian sehingga kejadian ini terjadi," Semua orang tertunduk menyesal melihat sang manajer yang meminta maaf seperti itu. Tiba-tiba handphone sang manajer berbunyi dan ternyata sang CEO menyuruh untuk menemuinya.

"Hhhhhhhh setelah ini aku akan mengantar kalian pulang ke dorm tunggulah sebentar," Lirih sang manajer sebelum pergi dari ruangan itu. Entah kenapa perasaan gelisah mulai menghinggapi para member melihat sang manajer dipanggil secara terpisah begitu, pasti sang manajer akan kena teguran sang CEO karena tidak bisa menjaga mereka dengan baik.

Haechan yang tingkat kepekaannya paling tinggi diantara para member langsung keluar begitu saja mengikuti sang manajer, semua member berusaha mengejarnya jadilah Jae dan One yang mengikutinya. Dari celah ruang CEO terlihat sang manajer mereka sudah tersungkur dengan menahan rasa sakit di kaki dan wajahnya pun penuh dengan lebam, dan terlihat aura menyeramkan sang CEO yang murka memarahi manajer mereka. Haechan hendak masuk namun dicegah oleh One dan Jae.

"Lepas Hyung," ujar Haechan pada One yang mencegahnya.

"Kau tidak lihat pak Choi begitu murka lihat, kau juga akan kena,"

"Dan membiarkannya mati?" Perkataan Haechan ada benarnya manajernya bisa mati babak belur dihajar CEO mereka, akan menambah beban mereka dan masalah akan semakin panjang itu yang ada di pikiran Haechan. Cekalan One dan Jae melonggar dan langsung saja Haechan menerobos masuk ke ruang CEO dan membuat sang manajer dan CEO terheran melihat anak didiknya nekat masuk begitu saja. Haechan langsung berlutut di hadapan sang CEO.

"Ini semua salah kami, manajer Hyung tidak tahu apapun ini salah kami tolong jangan seperti itu pada manajer kami," Sang manajer kaget mendengar ungkapan Haechan matanya berkaca-kaca melihat ketulusan dari anak itu dia bahkan rela berlutut menyelamatkannya. Sang manajer percaya jika Haechan berani melakukan hal itu karena menurutnya hanya Haechan lah yang selalu peduli pada orang lain ketimbang member lain, meskipun terkadang perkataan nya kasar dan menyakitkan tapi sebenarnya dia anak yang baik.

"Jadi sudah tahu kesalahan kalian, kelakuan kalian semua membuat rugi semua orang," Murka Sang CEO.

"Saya tahu pak tapi maafkan kami, maafkan kami yang tidak bisa bersikap dewasa ini," Haechan mengatakan itu sampai menangis, membuat sang CEO tertawa remeh.

"Lalu apa yang manajer mu lakukan jika tidak bisa mengurus dan mendidik kalian hah, Kau tahu aku membayarnya untuk bisa mengurusi kalian tapi sekarang apa buktinya hah?" Sang manajer tertunduk mendengar perkataan Sang CEO.

Kamuflase: Never Mind (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang