0.1 𝐌𝐢𝐧𝐮𝐢𝐭

21.5K 1.1K 57
                                    

"Nyongg anterin gue balik yu" rengek jungwoo.

Taeyong menanggapinya dengan bodo amat. Padahal ia sudah memperingati jungwoo buat pulang lebih awal tapi gara-gara ps sialan itu jadi lupa waktu. Sekarang tengah malem mau pulang pake apa coba.

"Balik aja sendiri susah banget. Lagian lo kan punya abang minta jemput aja" goda taeyong. Ya jungwoo punya abang (tiri).

Mendengar itu jungwoo mendelik. Jujur ia lebih baik jalan kaki ketimbang harus dijemput abangnya. Ganteng sih tapi kelakuannya minus. Galaknya lebih dari anjing yang suka jagain rumah. Bisa dibayangin kalo pulang bareng, dirinya bisa di gonggong habis-habisan. Nouu. Jungwoo menolaknya mentah-mentah.

Melihat ekspresi gedek temannya itu, membuat taeyong berpikir sejenak. Kalo tengah malem kaya gini pasti udah pada ngiler di kasur. Cuma ada satu orang tapi siapa ya.

"Gue ada temen tapi siapa ya namanya? Lucin? Eh lulu? Arrghh saha sih.."

"Lucas?" Jawab jungwoo spontan.

Fyi, ia tau lucas karena taeyong pernah mengenalkannya ketika acara ultahnya waktu itu.

"NAH IYA ITU SI LUCAS" ucap taeyong kegirangan.

Ga terlalu deket sih. Tapi jungwoo tau lucas orangnya humble suka ngebacot pula. Tapi masa iya lucas masih melotot jam segini? Jam setengah 1 malem? Kayanya ga mungkin. Tipe-tipe orang seperti lucas itu, lebih mementingkan tidur daripada hal yang lain.

Taeyong melempar hpnya kearah jungwoo. Wajahnya menunjukan kebingungan. Ngapain lo lempar hp? Gua juga punya hp. Ternyata taeyong menyuruh dirinya untuk menelpon lucas.

"Lo beneran? Gamau ah. Ntar gue ganggu gimana? Malah jadi dia yang marah sama gue lagi"

"Yaelah baper amat sih lo. Tinggal telepon, toh kalo pun ga dijawab tinggal lo nginep aja dirumah gue"

Nginep? Dirumah taeyong? Ora sudi.

Buru-buru jungwoo membuka layar hpnya dan menekan kontak lucas lalu menghubunginya.

"Eh nyambung nih!"

Jungwoo menggigit bibir bawahnya khawatir. Ia takut kalo nantinya lucas menolak permintaanya. Malah jadi menimbulkan permasalahan. Seumur hidup ia tidak pernah membuat masalah kecuali orang itu udah nyolot banget baru jungwoo lawan. Jadi please, semoga dewi fortuna masih memihak kepadanya.

Bruk

Tiba-tiba jungwoo melempar hp itu kelantai. Ternyata lucas menjawabnya. Hati jungwoo berdebar. Tidak bukan karna baper, tapi ia kaget mendengar suara lucas yang nyaris jelas banget di telinganya.

"Eh tolol ko dilempar sihh!" Taeyong marah-marah hp nya di lempar ke lantai. Orang lain enak bisa beli lagi kalo rusak. Lah ini harus ngumpulin dulu berbulan-bulan baru bisa beli.

"Mianhaeeee. Kaget soalnya lucas jawab teleponnya"

"Beneran?! Beneran begadang itu anak"

Taeyong langsung menempelkan hpnya ke telinga. Mendengar suara lucas yang hallo2 an disana.

"Eh lucas ini gue taeyong"

Mata jungwoo terus memperhatikan setiap ekspresi temannya itu. Ga ada yang aneh. Malah cowo pemakai baret itu terlihat cecengiran. Apa mungkin lucas mau mengantarnya pulang? Ntah lah.

"Iya lo buruan kesini yah. Ga enak kalo kesubuhan pulangnya"

Jempol taeyong terangkat pada jungwoo. Itu tandanya ia berhasil mengajak lucas untuk mengantarkannya pulang.

"Oke oke gue tunggu ya, buruan!"

Telepon pun dimatikan oleh lucas.

Wajah jungwoo kelihatan sumringah ketika tau lucas mau mengantarkannya pulang. Ia bersyukur punya teman seperti taeyong yang bisa diandalkan.

"Makanya lo jangan menyerah sebelum berperang" sindir taeyong yang dibalas cengiran oleh jungwoo.

"Hehe iya deh"

Mulut taeyong mulai menguap. Sumpah ia sudah ngantuk berat daritadi. Kalau tidak tidur sekarang mungkin matanya akan merah besok di kampus.

"Eh uwu.. gue tidur duluan yah. Lo tungguin aja di lucas nanti juga dateng, oke?"

"Siyappp. I still waiting for lucas"

Taeyong mengangguk lalu meninggalkan jungwoo sendirian di ruang tamu.

Drrt drrt

Hpnya bergetar. Siapa yang meneleponnya?. Seketika matanya terbelalak ketika mendapati jaehyun sang abang tiri meneleponnya. Sumpah dirinya ingin menghilang saja malam ini.

"Ko.. ya tuhan, gue gamau pulang sama dia" rengek jungwoo yang matanya sudah berkaca-kaca.

Pintu rumah taeyong pun tiba-tiba kebuka. Jungwoo berharap itu lucas bukan yang lain.

Seorang cowo jangkung muncul dari balik pintu itu. Perawakannya jungwoo seperti kenal. Jaehyun?! Tamat riwayat hidupmu jungwoo.

"A-abang? Ko bisa kesini sih?"tanya jungwoo gugup melihat jaehyun yang menatapnya.

"Ayo pulang"

Perasaan jungwoo udah mulai ga enak. Ini pasti ujung-ujungnya bakal kena marah jaehyun. Tapi apa daya jungwoo yang langsung mengiyakan ajakan jaehyun tak berdaya.

Keluar dari rumah taeyong, jaehyun menyuruhnya naik dan duduk di belakang motornya. Jaehyun sengaja membawa motor karena biar cepat sampe rumah.

"Cepetan naik!"

"I-iya iya"

Pantat jungwoo mulai menduduki jok motor gede yang dibawa jaehyun. Tanpa aba-aba, ia langsung melajukan motornya ke arah rumahnya yang kini sudah menjadi rumah jungwoo juga.

"Ehh itu jungwoo pulang sama siapa?? Katanya minta dianter pulang?"

Lucas yang baru datang jadi bingung sendiri. Ia merasa dipermainkan. Padahal ia senang kalau harus mengantarkan jungwoo pulang meskipun itu tengah malam.ma

_______________________________________
___

×ABANG GALAK×
___


TBC

DON'T BE A SIDER. Ingat ada ajab:)
vote n komennya manteman

𝐀𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐥𝐚𝐤 [𝐉𝐚𝐞𝐰𝐨𝐨]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang