10 : Cemburu

102 19 0
                                    

Bagaimana bisa kamu mencintai dua orang sekaligus dengan satu hati?
-Lutfi.

————

Aku dan Lutfi sudah menjalin hubungan hampir satu minggu, dan semua baik-baik saja, tapi tidak untuk hari ini.

"Lo beneran ada perasaan gak sih sama gue, Nin?" Setelah hampir lima menit saling diam sejak pria itu menghampiriku di kelas, akhirnya ia membuka suara.

"Pertanyaan bodoh macam apa yang udah lo tanyain ke gue?" Balasku sarkas.

"Jawab, Nin." Nada suaranya melemah, tatapannya tak lagi sama seperti biasanya, ada kekecewaan di sorot mata indah tersebut.

"Lo pikir deh, gue gak akan nerima lo kalau gue gak punya perasaan yang sama kayak lo." Balasku cuek.

Ia mengangguk-angguk, "Terus, kenapa lo sering ngelike postingan tentang mantan di timeline?"

Damn. Tepat sekali, semua yang ia katakan tidak salah sama sekali. Hanya saja, aku terlalu egois untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya.

"Lutfi, suatu hubungan kalau keduanya gak saling percaya, bisa bertahan berapa lama sih?" Balasku kesal.

"Dan hubungan tanpa kejujuran, apa itu kebahagiaan, Nin?" Lagi-lagi ucapannya benar-benar membuatku skakmat.
"Gue ngerasa gak dihargain." Lanjutnya.

Rasanya seperti tertusuk tombak, berkali-kali tanpa ampun. Kenapa mendengar ucapannya begitu menyakitkan?

"Nin, kita baru mau jalan satu minggu. Gue ini apa di mata lo?"

Kalian tau apa yang aku rasakan? Aku merasa seperti orang paling jahat di dunia. Airmataku rasanya ingin terjun saat itu juga, tapi aku tidak mungkin menangis seolah menjadi korban, karena akulah pelakunya disini.

"Lutfi, maafin gue. Gue tau gue salah." Kataku menunduk, menutupi mataku yang sudah siap menangis sekencang-kencangnya.

"Gue cuma mau tanya, kita ini apa?" Ia bahkan enggan menatapku.

"Lo cukup buat gue yakin atas keraguan gue." Kataku masih mencoba mengelak.

"Kita ini apa?" Ulangnya.

"Gue pernah terlibat cerita cinta yang panjang banget, rumit banget. Gue harap lo mau ngertiin gue." Kali ini, aku benar-benar lelah. Teruntuk Tuhan, kumohon ini bukan akhir dari segalanya.

"Kita ini apa, Anin? Gue cuma mau lo jawab itu."

"Lutfi, hati itu gak gampang berpindah seutuhnya. Tapi, gue lagi berusaha menaruh sepenuhnya hati gue buat lo."

"Jadi, intinya?"

"Gue cinta sama lo."

"Lo gak akan bisa mencintai dua orang dengan satu hati."

"Gue berusaha menaruh sepenuhnya hati gue, cuma buat lo."

Ia diam, menatapku lagi-lagi penuh kekecewaan. Oh Tuhan, rasanya aku ingin lenyap saja dari muka bumi detik ini juga.
"Lutfi, kita mulai semuanya dari nol. Kisah tentang kita. Gue dan lo. Ya?"

Ia masih betah membisu dengan tatapan yang sama, sampai akhirnya ia menghela napas panjang dan tersenyum manis, "Iya."

Aku ikut tersenyum, rasanya aku tak ingin kehilangan pria ini untuk selamanya.

Hai, Kamu... [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang