DCKD 38

6.2K 314 21
                                    

Seringkali doamu belum terkabul karena Tuhan berkata, tunggu.
____

Selamat membaca

____

"Besok saya mau ke Bali. Tadi asisten saya bilang besok ada meeting dadakan dengan Direktur Resort Bintang empat."

Fifah diam. Lalu, apa urusannya dengan dia?

"Nggak rindu jauh dari saya?"

Fifah mencebik.

"Jangan bohong, bohong dosa loh!" kata Irfan yang disambut helaan napas oleh istrinya.

Nampaknya Fifah sedang tidak ingin diajak becanda.

"Kak! Bisa nggak kakak minta maaf sama Nisa?"

Irfan mengernyit. "Kenapa? Kan saya nggak salah apa-apa."

"Ih dasar ya! Nggak ngerasa dosa, gitu? Tadi kakak udah bikin dia nangis ...."

"Emang kamu nggak cemburu kalo saya deket-deket sahabat kamu?"

Glek! Fifah tertegun. Entah kenapa terasa ada yang berdesir di dalam dada. Sejenak penglihatannya menelaah batuan kecil di bawahnya, seolah mencari jawaban.

Apa aku cemburu?

Tidak butuh waktu lama dan seakan tau jawabannya, jari-jari dari telapak tangan kekar itu menelusup jari-jari lentik istrinya, dengan halus ia akan membawanya ke sebuah tempat.

Kau sungguh pengertian atas kekhawatiran yang aku rasa.

"Kalau diam, tandanya iya," ucap Irfan berhasil membuat Fifah terbelalak, lalu membenamkan semburat merah pipinya dengan senyuman kecil di wajahnya yang tertunduk.

Mereka tidak tahu. Di tempat lain ada sepasang mata yang menyalang tajam memerhatikan gerak-gerik keduanya dengan butiran kristal bening yang terus mengucur deras.

***

"Jaga diri kamu baik-baik, ya. Saya tidak akan lama."

Waktu seolah terhenti saat Irfan berhasil mendaratkan kecupan singkat di kening Fifah. Berhasil membuatnya membeku.

"Acieeee ..." Fida memicingkan matanya begitu melihat sepasang suami istri itu. "Besok Fida juga mau dicium ah. Tapi bukan sama Kang Irfan. Kalo sama Kang Irfan ntar dimarahin Mbak Fifah."

Bibir Fifah tersungging ke atas begitu mengingat itu.

Semburat sang surya selalu indah pada waktunya. Misalnya ... ketika senja. Gumilir angin menerpa, melambaikan ujung hijab yang dikenakan pelakunya.

Sore ini tidak seperti senja dua hari kemarin. Baru 48 jam lamanya mereka bersama, kali ini tidak ada salah satunya membuat Fifah merasa kesepian. Terlebih begitu menyadari bahwa dirinya telah melakukan berkali-kali panggilan ke nomor seseorang, namun nomor itu langsung tidak aktif.

Dengan Cinta-Nya Kucintai DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang