Ayahnya sangat jarang bicara kepadanya, kecuali untuk hal-hal yang sangat penting. Sore itu pasti ada hal yang sangat penting sehingga ayah sampai menjemputnya. Meski sangat penasaran hal penting apa, tetapi Yeori tidak berani bertanya. Bahkan ketika mobil ayahnya berhenti di sebuah restoran mewah yang ada wilayah Gangnam-do, Yeori hanya bisa mengikuti ayahnya tanpa berkomentar, apalagi mengeluh.
Sesampainya mereka di meja yang sudah dipesan oleh ayah, Yeori melihat sudah menunggu seorang wanita yang usianya tampak lebih muda beberapa tahun dari ayahnya.
"Sudah lama menunggu?" Tanya ayahnya Yeori pada wanita itu.
"Tidak. Kami baru saja datang," jawab wanita itu sambil tersenyum. Siapa wanita ini? Ada hubungan apa antara wanita ini dengan ayahnya? Pertanyaan itu terus saja muncul di benak Yeori.
"Ini Yeori," ayahnya mengenalkan Yeori pada wanita itu.
"Senang berjumpa denganmu, Yeori. Ayahmu sudah banyak cerita tentangmu," ujar wanita itu dengan ramah, bahkan ia langsung memanggil Yeori tanpa embel-embel ssi.
Sebentar, bukankah baru saja wanita itu bilang ayahnya sudah banya cerita tentang Yeori? Cerita apa yang ayahnya tahu tentang anak semata wayangnya ini? Cerita kalau seumur hidupnya Yeori tinggal di sekolah berasrama, bahkan tidak pernah tahu bagaimana rasanya dipeluk oleh seorang ayah atau makan satu meja dengannya? Apa hal-hal seperti itu yang ayahnya ceritakan?
"Oh," tanpa sadar Yeori menanggapi, seperti kebiasaannya yang tidak terlalu antusias berkenalan dengan orang baru.
"Sopan sedikit!" tegur ayahnya yang kemudian berhasil membuyarkan lamunan Yeori dan memberi salam pada wanita itu sambil merundukkan badan.
Wanita itu tersenyum lagi. Senyum wanita itu juga sorot matanya terasa sangat tidak asing, seolah Yeori pernah melihat bentuk wajah dan senyum yang sama sebelumnya. Namun, karena ingatannya buruk, ia tidak bisa mengingatnya dengan baik.
"Ke mana Jimin-ssi?" tanya ayah setelahnya.
"Ia sedang ke toilet," jawab wanita itu lagi.
Jimin? Kenapa banyak sekali orang bernama Jimin di dunia ini? Pikir Yeori.
"Maaf, aku baru dari toilet," terdengar suara seorang pemuda meminta maaf. Yeori merasakan desiran aneh di hatinya saat mendengar suara itu. Seperti sudah merasa akrab dengannya. Dengan rasa penasaran Yeori mendongakkan kepalanya untuk melihat orang yang baru saja datang dan berbicara.
"Park Jimin?" tanya Yeori tak percaya bisa melihat orang itu di sana. Lalu wanita itu, siapa?
"Hai!" Sapa Jimin ramah, seakan tidak terkejut dengan pertemuan mereka yang sangat aneh, atau bisa dibilang kebetulan itu.
"Kalian pasti sudah saling kenal. Ini Jimin, putraku semata wayang," wanita itu mengenalkan Jimin sebagai putranya.
Jimin dan ibunya? Ada apa ini sebenarnya? Pantas saja Yeori merasa tidak asing dengan bentuk wajah dan senyum wanita itu yang kalau diperhatikan lebih seksama memang mirip dengan Jimin.
"Baiklah, kalau begitu pembicaraan tentang pernikahan bisa kita mulai sambil menikmati makan malam," ujar ayah saat pesanan makanan sudah datang.
Yeori terkejut dan pupil matanya membesar mendengar kata pernikahan. Siapa yang akan menikah? Tiba-tiba saja Yeori merasakan jantungnya berdegup tidak karuan hingga dadanya terasa akan meledak. Apakah ini perjodohan? Mungkinkah karena ayahnya sudah tidak ingin peduli lagi pada Yeori, ia memutuskan untuk menikahkan Yeori di usia muda? Mungkinkah pernikahan itu adalah pernikahannya dengan Jimin? Apa ini tidak terlalu cepat? Otak Yeori benar-benar tidak bisa berpikir dengan normal. Ia bahkan tidak berani menatap wajah Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Unpredictable Love ✓
FanfictionHan Yeori menyukai Dae Jimin karena dia begitu baik dan punya senyum yang menawan. Namun, ia harus melupakan rasa sukanya karena sebuah hubungan sakral yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Sementara Han Taehyung yang sangat jutek dan sering berb...